Ternyata Wanita juga Bisa Berkumis, Cari Tahu Penyebabnya

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   25 April 2018
Ternyata Wanita juga Bisa Berkumis, Cari Tahu PenyebabnyaTernyata Wanita juga Bisa Berkumis, Cari Tahu Penyebabnya

Halodoc, Jakarta – Pola pertumbuhan rambut untuk pria dan wanita memiliki perbedaan karena pengaruh hormon, baik dari segi kuantitas, maupun lokasi penyebarannya. Namun pada situasi tertentu, tidak jarang ada wanita yang memiliki kumis. Pertumbuhan rambut yang berlebihan pada wanita disebut dengan hirsutisme. Kondisi ini terjadi karena gangguan endokrin dan hormonal.

Menurut Indian Journal of Dermatology, 5-10 persen wanita di dunia pernah mengalami situasi seperti ini. Beberapa tandanya biasa diiringi dengan perubahan suara yang memberat, kulit berminyak, timbul, jerawat dan gangguan menstruasi. Biasanya kumis muncul pertama kali pada awal masa pubertas. Kondisi ini cenderung mengganggu secara estetis, karena wanita jadi terlihat macho dan tidak feminin.

Hirsutisme tidak hanya ditandai dengan pertumbuhan rambut di tempat yang tidak seharusnya, tetapi juga sampai kepada ukuran payudara yang mengecil, pembesaran klitoris, dan peningkatan massa otot. Beberapa hal yang menjadi penyebab hirsutisme adalah riwayat keluarga yang juga pernah mengalami kondisi sama. Hirsutisme juga lebih banyak ditemukan pada etnis tertentu, seperti pada wanita asal Mediterania, Timur Tengah, dan Asia Selatan.

Selain dua hal tadi, ada beberapa sindrom yang memicu terjadinya hirsutimse seperti sindrom ovarium polikistik dan sindrom cushing. Kedua sindrom ini memicu peningkatan hormon androgen yang menyebabkan peningkatan pertumbuhan rambut pada wanita. Peningkatan hormon kortisol pada sindrom cushing menyebabkan jumlah hormon androgen pada tubuh wanita meningkat. Selain dua sindrom tadi, tumor dan penggunaan obat-obatan terlarang juga bisa memicu peningkatan hormon androgen.  

Beberapa cara untuk mengatasi tumbuhnya kumis adalah dengan cara mencukurnya secara rutin. Atau kamu juga bisa meminum obat anti-androgen. Namun, ada beberapa efek samping yang timbul ketika mengonsumsi obat anti-androgen. Sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk mengetahui saran dan solusi terbaik untuk problem ini. (Baca juga: Serba-Serbi Bersin, Ini yang Perlu Diketahui)

Kalau kamu ingin tahu lebih banyak mengenai hirsutisme ataupun tumbuhnya kumis pada wanita, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untuk kamu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Sebenarnya kondisi ini tidak begitu berbahaya kalau sampai tidak mengganggu kesehatan, justru “kelebihan” rambut bisa menjadi keunikan buat kamu. Contohnya saja seperti penampilan Iis Dahlia ataupun Isyana Sarasvati yang tetap terlihat menarik dengan kumis halusnya.

 

Stres Bisa Memperburuk Keadaan

Ketika kondisi hirsutisme ini tidak berpengaruh kepada kesehatanmu, sebaiknya kamu tidak perlu terlalu memberikan atensi berlebih pada kondisi ini. Stres bisa memperburuk keadaan kamu yang memicu kerja hormon kortisol. Nah, bisa-bisa pertumbuhan kumisnya semakin lebat.

Ketimbang stres, sebaiknya kamu berfokus pada kelebihan lain yang kamu miliki sembari tetap menjaga kebersihan dan kesehatan kulit wajah. Jangan menggunakan produk-produk yang belum terjamin kredibilitasnya yang malah akan semakin memperparah kondisi kamu.

Fokuslah pada kebersihan wajah dengan menggunakan masker alami seperti mentimun atau tomat. Jangan lupa untuk membersihkan makeup setiap kali pulang dari bepergian. Selain memberikan perhatian terhadap perawatan kesehatan kulit wajah, penting untuk membangun rasa percaya diri.  Kalau kamu percaya diri, orang-orang di sekelilingmu bisa menangkap aura positif darimu, sehingga mereka tidak akan menyadari perbedaan fisikmu.

Menerapkan pola hidup sehat juga dibutuhkan supaya keseimbangan hormon tetap terjaga. Jangan terlalu banyak mengonsumsi junk food, makanan yang mengandung kadar garam tinggi, lemak, serta makanan berminyak. Pada akhirnya, semua bergantung pada bagaimana kamu menjalani pola hidupmu mulai dari perawatan fisik, mengonsumsi makanan sehat sampai mengontrol keseimbangan emosi.