Salah Kaprah, Susu Kental Manis Ternyata Hanya untuk Pelengkap Sajian
Halodoc, Jakarta – Susu merupakan salah satu sumber gizi yang wajib dikonsumsi setiap hari oleh anak-anak, ibu hamil, dan orang dewasa. Susu pun memiliki beberapa produk turunannya, semisal keju, yoghurt, es krim, dan mentega. Sumber susu yang biasa diminum pun bermacam-macam, ada susu sapi, susu kambing, atau susu kedelai. Semuanya itu sangat baik untuk mendukung pertumbuhan dan merawat kesehatan tubuh, sehingga kamu akan terhindar dari berbagai macam penyakit.
Baca juga: 7 Jenis Susu yang Perlu Diketahui Serta Manfaatnya
Namun, masih banyak masyarakat yang masih salah kaprah mengenai salah satu produk yang menggunakan kata ‘susu’ dan biasa dijual di warung-warung atau supermarket. Produk tersebut adalah susu kental manis. Produk ini tidak bisa disamakan dengan susu, sebab kandungan gizi dalam susu kental manis tidak sama dengan susu murni. Susu kental manis memiliki kandungan gula yang cukup tinggi dan proteinnya sangat minim.
Isu ini pun akhirnya menjadi perhatian Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Mereka akhirnya mengeluarkan sikap yang berharap agar masyarakat semakin paham fungsi sebenarnya dari susu kental manis tersebut. Kementerian Kesehatan pun sudah menginformasikan kepada BPOM untuk mencabut izin edar susu kental manis dari kategori susu bernutrisi dengan alasan bahwa susu kental manis tidak memiliki protein susu yang baik untuk pertumbuhan.
Penny Lukito selaku Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyebutkan bahwa produk susu kental manis yang selama ini beredar di hanya mengandung lemak susu minimal 8 persen, protein minimal 6,5 persen, dan tidak mengandung padatan susu sama sekali. Sementara produk susu yang disarankan adalah susu evaporasi seperti susu UHT, susu pasteurisasi, susu steril, susu segar, dan susu skim.
Jadi, tidaklah tepat jika susu kental manis ini diseduh dengan air panas dan diminum setiap hari. Produk ini lebih cocok untuk dijadikan sebagai pelengkap penganan semisal es buah, es kepal, atau pisang cokelat.
Selain itu, BPOM juga mengeluarkan Surat Edaran tentang Label dan Iklan pada Produk Susu Kental dan Analognya (Kategori Pangan 01.3) pada Mei 2018. Beberapa larangan yang perlu diperhatikan yakni:
Dilarang menampilkan anak-anak berusia di bawah 5 tahun dalam bentuk apapun.
- Dilarang menggunakan visualisasi bahwa produk Susu Kental dan Analognya (Kategori Pangan 01.3) disetarakan dengan produk susu lain sebagai penambah atau pelengkap zat gizi. Produk susu lain, antara lain susu sapi/susu yang dipasteurisasi/susu yang disterilisasi/susu formula/susu pertumbuhan.
- Dilarang menggunakan visualisasi gambar susu cair dan/atau susu dalam gelas serta disajikan dengan cara diseduh untuk dikonsumsi sebagai minuman.
- Khusus untuk iklan, dilarang ditayangkan pada jam tayang acara anak-anak.
Penny juga menambahkan bahwa untuk ke depannya, susu kental dan analognya akan diatur penggunaannya hanya untuk sebagai pelengkap sajian.
Konsumsi susu kental manis selayaknya susu setiap hari tidak hanya meningkatkan risiko terserang diabetes dan obesitas, tetapi juga dapat memicu gigi karies. Untuk mendapatkan asupan protein harian pun sebetulnya kamu tidak hanya bisa mendapatkanya melalui susu. Kamu dapat mengonsumsi makanan lain semisal ikan, tempe, tahu, dan daging untuk memenuhi kebutuhan protein harian.
Baca juga: 5 Makanan Pengganti Produk Susu untuk Orang Dewasa
Nah, jika kamu mengalami masalah kesehatan setelah mengonsumsi makanan tertentu, segeralah periksakan diri ke dokter. Kamu juga dapat menanyakan kondisi kesehatan kamu kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Hubungi dokter melalui Video Call/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Tunggu apa lagi? Yuk, download aplikasi sekarang juga di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan