Pecinta Kpop Harus Tahu! Begini Cara Mengenal Mitos Wanita Hamil di Korea

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   06 Maret 2020
Pecinta Kpop Harus Tahu! Begini Cara Mengenal Mitos Wanita Hamil di KoreaPecinta Kpop Harus Tahu! Begini Cara Mengenal Mitos Wanita Hamil di Korea

Halodoc, Jakarta – Mitos adalah hal yang sulit dipisahkan dari kehidupan manusia. Terlebih lagi, hal ini dipercaya turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Banyak mitos yang berkembang seputar masalah kehidupan, seperti kehamilan.

Tidak hanya di Indonesia, nyatanya hampir di seluruh belahan dunia, terdapat mitos yang dipercayai penduduknya. Salah satunya di Korea, negara yang terkenal dengan grup K-pop.

Dilansir dari situs Korea4expats, masyarakat tradisional setempat biasanya akan memberitahukan berita kehamilan ini kepada ibu mertuanya pertama kali, lalu kepada suaminya, dan terakhir kepada orangtuanya sendiri. Berbicara tentang mitos, sebenarnya apa saja sih yang diyakini oleh masyarakat Korea sampai sekarang? 

1. Mimpi

Mimpi yang dialami oleh wanita Korea yang tengah hamil dianggap sebagai pertanda jenis kelamin bayi yang akan dilahirkan. Jika bermimpi tentang bunga, maka anak yang akan dilahirkan adalah laki-laki. Sementara bayi perempuan akan ditandai dengan mimpi tentang buah-buahan. Kepercayaan terhadap mimpi ini disebut tae mong.

Baca juga: Korea Selatan Melarang Vape, Ini Dampaknya untuk Kesehatan

2. Kebiasaan Ibu

Kebiasaan wanita selama hamil juga dipercaya akan memengaruhi masa kehamilan. Wanita Korea harus melakukan serangkaian ritual yaitu tae kyo agar selamat selama hamil dan terhindar dari pikiran-pikiran negatif.

Studi yang dipublikasikan oleh The International Journal of Childbirth Education, tae kyo adalah kepercayaan masyarakat Korea tradisional tentang pendidikan pra-kelahiran untuk ibu hamil. Budaya Asia, termasuk Korea, menganggap tae kyo sebagai tradisi dan kepercayaan yang penting karena mereka menganggap manusia sudah berkembang sejak saat terjadinya pembuahan.

Baca juga: 8 Mitos Kehamilan yang Perlu Diketahui 

Wanita hamil biasanya didorong untuk memainkan alat musik, menyanyi, melukis atau melakukan kegiatan yang berhubungan dengan keindahan. Kebiasaan ini dipercaya dapat mendidik Si Kecil bahkan sejak masih dalam kandungan.

3. Legenda Sup Rumput Laut

Korea juga memercayai dan menganjurkan calon ibu untuk sering makan sup rumput laut (miyuk-guk) ketika hamil. Pasalnya, makanan ini banyak mengandung zat besi yang baik untuk menjaga kesehatan wanita selama hamil. Tidak hanya itu, pemulihan kondisi tubuh setelah persalinan juga dipercaya lebih cepat jika rutin mengonsumsi makanan ini.

4. Hal-Hal yang Harus Dihindari

Studi yang dipublikasikan dalam Health Care Women International menyatakan, ibu hamil di Korea harus menghindari beberapa jenis makanan, seperti ayam, cumi-cumi, ikan, dan babi.

Mereka diharuskan untuk mematuhi aturan tradisional tentang persalinan, seperti menghindari kontak dengan benda-benda yang tidak bersih dan tidak membunuh makhluk hidup apa pun. 

Baca juga: Minum Susu saat Hamil, Perlu Enggak Sih?

Jika dilihat dari sisi medis, sebagian besar mitos di atas memang tidak ditemukan studi medisnya. Namun, hal yang pasti adalah ibu harus menjaga kehamilan dengan baik agar perkembangan Si Kecil dapat berjalan optimal.

Jangan lupa untuk selalu rutin melakukan pengecekan kehamilan setiap bulan, agar masalah kesehatan pada tubuh ibu maupun janin bisa terdeteksi. Andalkan selalu aplikasi Halodoc untuk memudahkan ibu melakukan pemeriksaan kehamilan di rumah sakit atau bertanya seputar masalah kehamilan langsung pada dokter ahli kandungan. 

 

Referensi: 

Pritham U.A., and Sammons, L.N. 1993. Diakses pada 2020. Korean Women's Attitudes Toward Pregnancy and Prenatal Care. Health Care Women International 14(2): 145-53.

Korea4expats. Diakses pada 2020. Childbirth Customs. 

Lee, Yuna, et al. 2016. Diakses pada 2020. Korean Traditional Taegyo Prenatal Education Based on Sajudang Lee's 'Taegyo singi'. The International Journal of Childbirth Education: The official Publication of the International Childbirth Education Association 31(2): 34-37.