Orangtua Perlu Tahu, Pendidikan Seks Tidak Tabu untuk Anak

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   19 April 2018
Orangtua Perlu Tahu, Pendidikan Seks Tidak Tabu untuk AnakOrangtua Perlu Tahu, Pendidikan Seks Tidak Tabu untuk Anak

Halodoc, Jakarta – Sebagian besar orangtua masih merasa tabu untuk mengajarkan seks kepada anak sejak dini. Padahal, menurut para ahli, pendidikan seks seharusnya dikenalkan sedini mungkin pada anak. Tujuannya, agar si anak tidak mendapatkan informasi yang keliru mengenai seks. Enggak cuma itu, pendidikan seks juga bisa membuat mereka agar lebih berhati-hati dalam pergaulan, bahkan terhindar dari kekerasan atau pelecehan seksual.

Berdasarkan data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), tiga tahun terakhir tampaknya menjadi tahun yang memprihatinkan bagi dunia anak Indonesia. Bagaimana tidak? Setidaknya 116 anak di tahun 2017 menjadi korban kekerasan seksual. Sedangkan pada tahun 2016, ada 120 kasus kekerasan seksual terhadap anak. Sementara itu, di tahun 2015 KPAI menemukan 218 kasus kekerasan seksual pada anak.

Yang penting untuk diketahui, pendidikan seks bukan berarti kamu atau pasangan mengajarkan cara berhubungan intim, melainkan mengajarkan agar anak lebih memahami dan menghormati organ-organ reproduksinya.

Berikan Bimbingan yang Tepat

Peran orangtua amat penting agar anak mendapatkan pendidikan seksual yang pas. Pendidikan seks yang sesuai takarannya sangat penting untuk menghindari gangguan psikologis. Sebab anak yang terpapar visualisasi seks berlebihan, rentan terobsesi dan terlalu memusatkan diri pada seks. Nah, kalau kondisi itu terjadi pada umur pubertas, orangtua perlu khawatir.

Di fase praremaja ini biasanya anak mempunyai rasa penasaran dan keingintahuan yang kuat. Makanya, orang tua mesti bisa memberikan penjelasan dan bimbingan yang tepat. Ironisnya, menurut ahli psikolog keluarga dan anak, di negara kita kebanyakan orangtua justru malah marah ketika anaknya bertanya tentang seks atau hal lain yang dianggap tabu di masyarakat. Kata ahli, respons seperti ini sungguh tidak tepat. Pasalnya, hal ini bisa melahirkan kesalahan persepsi di pikiran anak.

(Baca juga: 5 Ucapan Orangtua yang Menyakiti Anak)

Mengajari Pendidikan Seks Sesuai Tahapan Umur

Menurut ahli dari  University of Sydney, orangtua sebaiknya bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan seks pada anak. Mulai dari bagaimana tubuh bekerja, jenis kelamin, ekspresi seksual, dan nilai-nilai lainnya. Bingung bagaimana cara memulainya? Menurut ahli di atas seperti di lansir ABC News, berikut kiat memberikan pendidikan seks sesuai fase tumbuh kembang anak.

  1. Usia 0-3 tahun

Mengajarkan seks kepada anak bisa dimulai dari usia ini. Kamu sebagai orangtua bisa memberi tahu nama-nama bagian tubuh yang sebenarnya. Mulai dari kaki, tangan, kepala, hingga organ kelamin anak. Selain itu, kamu juga bisa mengajari anak perilaku yang baik untuk dilakukan di rumah atau di tempat umum. Contohnya, mengajari dirinya untuk mengenakan handuk saat keluar dari kamar mandi.

  1. Usia 4-5 tahun

Di usia ini, kamu dan pasangan sudah bisa mengajarkan nama-nama dari bagian tubuh internal dan eksternal, khususnya bagian-bagian reproduksi. Kamu juga bisa menjelaskan bagaimana bayi bisa berada dalam rahim seorang ibu. Namun, bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan usianya, alias enggak boleh vulgar.

  1. Usia 6-8 tahun

Saat mengajarkan seks kepada anak di usia ini, orangtua sebaiknya mulai membicarakan apa yang akan terjadi ketika mereka mulai pubertas. Tujuannya, sebagai persiapan anak ketika mengalami masa tersebut.

  1. Usia 9-12 tahun

Kata ahli, di tahap ini kamu atau pasangan sebaiknya mulai berbicara dengan anak terkait perubahan yang mereka lalui. Hal ini agar anak memahami kalau menstruasi, ereksi, dan ejakulasi adalah hal yang normal. Selain itu, kamu juga perlu mengajarkan mereka betapa berharganya diri dan tubuh mereka.

  1. Usia 13-18 tahun

Nah, ini tahap di mana anak mulai tertarik dengan lawan jenisnya. Oleh sebab itu, kamu dan pasangan sah-sah saja membahas masalah cinta, keintiman, dan cara mengatur batas dalam hubungan mereka dengan lawan jenis.

Kesimpulannya, jika kamu atau pasangan enggak memulai mengajarkan anak pendidikan seks, kemungkinan besar mereka akan mencari tahu mengenai informasi itu melalui teman sebaya atau internet. Nah, hal ini justru berisiko bagi si anak nantinya. Tanpa pendampingan darimu dan pasangan, enggak menutup kemungkinan, informasi yang mereka peroleh biasa saja keliru dan mejerumuskan mereka.

Kamu juga bisa lho mendiskusikan pendidikan seks anak dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!