Inilah Perkataan yang Tidak Boleh Diucapkan Pada Anak
Halodoc, Jakarta – Orangtua mana yang tidak bangga dan merasa senang saat melihat buah hatinya berhasil melakukan suatu hal? Tanpa sadar, ayah atau ibu mungkin akan dengan mudah mengeluarkan pujian terhadap anak. Sebaliknya, saat Si Kecil kesulitan melakukan sesuatu, orangtua bisa terpicu untuk membanding-bandingkan atau malah memarahinya.
Nyatanya pujian, bujukan, hingga kata-kata pembanding adalah hal yang sering tanpa sadar keluar dari mulut orangtua. Padahal, kebiasaan tersebut sebenarnya tidak terlalu dianjurkan, lho. Ternyata ada beberapa kalimat yang seharusnya dihindari dan tidak dikatakan orangtua di depan anak. Apa saja?
- Kerja Bagus
Kalimat ini mungkin sangat umum dan sering didengar. Sebenarnya sah-sah saja bagi para orangtua untuk memuji apa yang dilakukan anak. Namun terlalu sering melontarkan pujian, bahkan hanya untuk hal kecil ternyata bisa menjadi bumerang. Sebab, anak akan menjadi ketergantungan terhadap pujian.
Alhasil, ia mungkin tidak lagi memiliki motivasi diri untuk mengerjakan sesuatu. Apalagi jika ia tahu bahwa dirinya tidak akan mendapat pujian. Sebagai gantinya, ibu atau ayah bisa memiliki “prestasi” yang benar-benar membuat anak berhak mendapat pujian. Tidak sekadar “kerja bagus”, cobalah untuk memberi pujian yang lebih spesifik.
- Jangan Bicara dengan Orang Tak Dikenal
Kalimat ini mungkin bertujuan untuk melatih anak waspada akan penculikan atau kejahatan lain yang mungkin menimpa anak. Namun sayangnya, kebanyakan orang tua tidak bisa menyampaikan konsep ini dengan benar kepada anak.
Hanya menyatakan “tidak boleh bicara pada orang yang tidak dikenal” malah bisa membuat anak salah memahaminya dan menolak bicara dengan polisi, atau petugas lain saat dia mungkin sedang dalam masalah. Sebagai gantinya, cobalah untuk mengajarkannya dengan kalimat yang lebih jelas. Misalnya “Jangan mudah menerima pemberiaan orang yang tidak dikenal dan jangan mau diajak pergi dari sekolah jika ibu belum datang menjemput”.
Baca juga: Hindari Mengatakan ini Saat Anak Laki-laki Menangis
- Habiskan Dulu Makanannya
Orangtua mungkin akan mengiming-imingi anak dengan hal yang ia sukai. Tak jarang, ibu atau ayah malah menuntut hal lain sebagai gantinya. Misalnya, anak harus menghabiskan terlebih dahulu makanan di piring jika ia ingin mendapatkan permen.
Hal itu akan memberi kesan pada anak bahwa menghabiskan makanan adalah hal yang sulit, dan ia mungkin baru mau makan saat ada imbalan. Jika hal itu diteruskan, bisa menjadi kebiasaan dan membuat anak mengalami gangguan makan.
- Biar Ayah/Ibu Saja
Saat melihat Si Kecil sedang berusaha menyelesaikan suatu hal, ibu atau ayah mungkin akan merasa gregetan dan mengambil alih pekerjaan. Sambil mengucapkan “biar ayah/ibu saja yang kerjakan”. Nyatanya kebiasaan itu malah bisa membangun kebiasaan anak untuk tidak menyelesaikan pekerjaan dan hanya mengandalkan bantuan dari orang lain. Boleh saja mengatakan hal tersebut, namun pastikan waktu penyampaiannya tepat, ya!
Baca juga: Ibu, Hindari Meninggalkan Bayi yang Menangis di Malam Hari
- Enggak Sakit, Kan?
Saat anak terjatuh, terluka, atau akan disuntik, orang tua mungkin akan mencoba meyakinkan dan menghiburnya dengan mengatakan, “enggak sakit, kan?”. Padahal, kebiasaan itu amat berbahaya, lho.
Terbiasa menyuruh anak untuk menelan rasa sakit bisa membuatnya tidak bisa lagi membedakan perasaan yang ia rasa. Misalnya, anak menjadi tidak lagi mengenali mana rasa sakit dan terbiasa menahannya saja. Hal itu bisa menjadi berbahaya jika suatu saat Si Kecil mengalami sakit dan ia merasa takut untuk menyampaikannya. Padahal bisa saja perasaan itu merupakan tanda adanya gangguan kesehatan.
Baca juga: Cara Benar Bilang "No" Pada Anak
Kalau anak mengeluhkan sakit tapi kehabisan stok obat di rumah, jangan khawatir. Beli obat di Halodoc lebih mudah dengan layanan antar. Pesanan akan dikirim ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download di App Store dan Google Play!