Inilah 3 Infeksi Miss V Saat Hamil
Halodoc, Jakarta - Meski harus ekstra memperhatikan kesehatan janin, ibu hamil juga enggak boleh lupa akan kesehatan dirinya. Pasalnya, ibu hamil punya banyak tantangan yang mesti dihadapi, termasuk meningkatnya risiko infeksi pada Miss V selama kehamilan.
Nah, berikut tiga infeksi Miss V saat hamil yang perlu diketahui.
1. Infeksi Jamur
Kata ahli, infeksi akibat jamur sering kali terjadi saat kehamilan, khususnya pada trimester kedua kehamilan. Infeksi ini memang enggak membahayakan kehamilan, tapi efeknya yang ditimbulkan bisa membuatmu merasa tidak nyaman.
Nah, masalah jamur ini kerap disebabkan oleh kadar hormon estrogen yang meningkat selama masa kehamilan. Tingginya hormon ini bisa membuat Miss V memproduksi banyak glikogen. Nah, zat inilah yang dapat membuat jamur lebih gampang berkembang di Miss V.
Enggak cuma itu saja biang keladinya, konsumsi obat-obatan seperti antibiotik, steroid, pil kontrasepsi, atau hubungan seksual juga bisa menyebabkan kondisi ini.
Selain masalah jamur, ibu hamil juga punya risiko mengalami masalah keputihan. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon, sehingga kadang cairan keputihan jadi efek samping kehamilan yang umum.
Meskipun masalah ini terbilang banyak dialami ibu hamil, tapi kamu mesti waspada bila keputihan berubah menjadi kental, putih, atau lembut. Apalagi bila Miss V terasa gatal, kemerahan, dan timbulnya rasa sakit di dalam atau sekitar Miss V. Kalau kondisinya seperti itu, sebaiknya segera berkunjung ke dokter. Tujuannya jelas, agar segera diambil tindakan untuk membersihkan infeksi ragi.
Yang perlu diketahui, perubahan hormon saat hamil memang bisa mengakibatkan pertumbuhan jamur yang berlebih pada Miss V. Namun, jika masalah ini enggak segera diatasi, ujung-ujungnya bisa menyebabkan infeksi. Nah, infeksi inilah yang bakal menimbulkan sederet masalah bagi ibu dan janin.
2. Infeksi bakteri (bacterial vaginosis)
Selain infeksi jamur, Miss V juga bisa berisiko terkena infeksi bakteri vaginosis selama masa kehamilan. Gejala yang paling kentara yaitu keluarnya cairan berwarna keputihan atau abu-abu yang berbau busuk atau amis. Selain itu, gejalanya bisa juga membuat Miss V terasa gatal, nyeri, atau timbulnya sensasi terbakar ketika kencing.
Miss V yang berbau busuk setelah berhubungan intim juga bisa jadi gejala lainnya. Namun, terkadang ada juga sebagian wanita yang mengidap infeksi bakteri vaginosis tanpa merasakan gejala di atas.
Nah, untuk mengetahui apa ibu mengidap kondisi ini, bisa diketahui dari pemeriksaan yang dilakukan dengan mengambil sampel dari cairan yang keluar dari Miss V.
Menurut para pakar, ibu hamil yang enggak menunjukkan gejala infeksi ini dan memiliki risiko kelahiran prematur yang rendah, maka enggak perlu melakukan pemeriksaan infeksi bakteri vaginosis selama kehamilan.
Namun, untuk ibu hamil yang punya risiko melahirkan prematur yang tinggi, meski tak menunjukkan gejala infeksi, kemungkinan tetap dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan tersebut.
3. Infeksi Lembab
Lembab tidak menyebabkan infeksi secara langsung. Namun, karena konfisi Miss V yang lembab akan memancing pertumbuhan jamur dan bakteri. Jika tidak diatasi dengan baik maka akan menyebabkan infeksi tanpa disadari. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga kondisi Miss V tetap kering, terutama setelah BAB dan BAK.
Cegah Infeksi
Meski ibu hamil bisa terserang berbagai infeksi di daerah Miss V, tapi ada beberapa cara agar terhindari dari berbagai infeksi Miss V. Nah, berikut tipsnya:
1. Bersihkan vagina dari arah depan ke belakang.
2. Cobalah tanggalkan celana dalam saat tidur agar kulit di area intimmu bisa “bernapas” lega.
3. Selalu kenakan celana dalam yang longgar dan terbuat dari katun.
4. Hindarilah membersihkan Miss V dengan sabun dan semacamnya. Alternatifnya, kamu bisa menggunakan air hangat untuk membersihkan area Miss V.
(Baca juga: Inilah 6 Cara yang Tepat Jaga Kebersihan Miss V)
Kamu juga bisa lho mendiskusikan pendidikan seks anak dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!