Ini Lho Usia yang Tepat untuk Menikah dan Penjelasannya
Halodoc, Jakarta – Beberapa hal yang sifatnya utopis membuat orang memutuskan untuk menikah meski usianya masih belum pas. Seperti film, dongeng, dan buku yang mempromosikan pernikahan adalah puncak segalanya dan kebahagiaan dari segala sesuatunya yang membuat ada keharusan untuk menikah meski siap tidak siap.
Hal ini memunculkan pendapat kalau orang-orang yang menikah telat memiliki pernikahan yang lebih stabil ketimbang mereka yang menikah terlalu dini. Tren statistik menunjukkan pasangan yang menikah di usia 20 tahun lebih rentan bercerai. Menurut sosiolog, Nicholas Wolfinger dari University of Utah, Amerika Serikat, usia yang tepat untuk menikah adalah pada rentang 28-32 tahun. Pada rentang tersebut pasangan lebih memiliki kesiapan secara fisik maupun emosional untuk membina rumah tangga. (Baca juga: Insecure Bikin Hubunganmu Runyam)
Lebih lanjut, Wolfinger mengatakan bahwa ketika usia semakin matang dan merangkak naik melewati 30-an bukan jaminan juga akan lebih siap menghadapi gelombang badai rumah-tangga. Justru, usia yang melewati ambang 30-an rentan terhadap perpisahan karena sama-sama sudah terlalu mandiri.
Menurut Dr. Peter Pearson, Co-Founder dari Couples Institute, wanita yang memilih menikah di usia 30-an cenderung lebih percaya diri dan merasa aman dengan dirinya. Ketika berkomunikasi dengan pasangan bisa lebih kepada komunikasi dua arah dan bisa memberikan peranan lebih dalam rumah tangga. Sehingga, kecenderungan cekcok yang terjadi biasanya karena keegoisan dan merasa diri lebih benar dibanding pasangannya. (Baca juga: Membangun Kepercayaan untuk Keharmonisan Hubungan)
Perbedaan kebudayaan dan tempat tinggal ternyata juga memengaruhi tingkat kesiapan pernikahan. Sehingga, bisa dikatakan usia yang tepat untuk menikah terkadang bisa mengalami perubahan karena kondisi dan situasi.
Seperti di India misalnya, menikah di usia muda dengan yang dilakukan melalui perjodohan masih menjadi tren dan dilakukan untuk “menyelamatkan” nama keluarga. Ada kalanya pernikahan tersebut bertahan secara kuantitas, tetapi secara kualitas justru ada pihak yang merasa tersakiti.
Ternyata perbedaan pandangan mengenai pernikahan berbeda terjadi di Perancis. Wanita-wanita Perancis menganggap pernikahan tidak perlu diburu-buru. Mereka berpendapat bahwa menikah sebaiknya dilakukan ketika finansial dan kebutuhan emosional tidak menjadi isu. Justru, ketika seseorang merasa terpenuhi di dua kebutuhan ini, maka orang yang tepat akan muncul. (Baca juga: Hati-hati Melakukan Ratus Miss V, Ini Bahayanya)
Sejatinya pernikahan adalah sesuatu yang sifatnya personal dan masing-masing orang memiliki timing yang berbeda. Usia yang tepat untuk menikah secara psikologi dan biologis memang berada di angka 28-32 tahun. Namun, alangkah lebih baik lagi kalau pertimbangan untuk menikah juga berkaca pada hal-hal di bawah ini:
- Alasan yang Tepat
Jangan menjadikan usia dan tekanan sosial sebagai alasan untuk menikah buru-buru. Menikah karena tekanan bisa jadi membuat kamu memenuhi target usia pernikahan, tetapi tidak dengan kualitas pernikahan. Walaupun seiring dengan perjalanan waktu akhirnya kamu dan pasangan bisa menemukan kesamaan dan visi, tetap saja akan terasa berat ketika menjalani di awal.
- Terlalu Pemilih
Terlalu pemilih juga bisa membuat kamu tersesat dalam kriteriamu sendiri. Kamu tidak akan pernah menemukan orang yang sesuai dengan harapanmu. Namanya juga manusia, pasti selalu ada kekurangannya. Justru menikahlah untuk saling melengkapi.
Kalau kamu ingin tahu lebih banyak mengenai usia yang tepat untuk menikah, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.