Hal yang Terjadi pada Otak saat Hamil
Halodoc, Jakarta – Salah satu keluhan umum saat ibu sedang hamil adalah mudah lupa. Padahal, sebelum hamil kebiasaan mudah lupa ini tidak sering terjadi. Kira-kira kenapa, ya? Katanya, kehamilan memengaruhi bagaimana cara kerja otak ibu hamil bekerja. Salah satu yang sering terjadi adalah sindrom mudah lupa pada ibu hamil ini disebut dengan momnesia.
Lantas, apa yang sebenarnya terjadi pada otak ibu hamil? Simak penjelasan tentang perkembangan otak saat hamil berikut ini, yuk!
Perkembangan Otak saat Hamil
Kabar baiknya, kehamilan hanya mengubah apa yang menjadi perhatian dan prioritas ibu hamil, bukan mengubah IQ. Perubahaan ini disebabkan oleh adanya perubahan hormon selama fase kehamilan yang dapat memengaruhi saraf dan sirkuit otak. Lantas, apa saja perubahan yang terjadi pada otak ibu hamil?
1. Mudah Lupa
Sindrom mudah lupa pada ibu hamil dapat disebabkan oleh peningkatan hormon oksitoksin yang memengaruhi komunikasi sel-sel saraf di otak. Ini disebutkan dalam studi meta analisis tahun 2007. Studi tersebut melaporkan bahwa wanita hamil cenderung mengalami gangguan signifikan pada ukuran memori tertentu seperti ingatan bebas (ingatan jangka pendek) dan ingatan kerja (ingatan jangka panjang). Tapi ibu enggak perlu panik, karena studi yang dipublikasikan dalam The British Journal of Psychiatry menyebutkan bahwa sindrom mudah lupa pada ibu hamil hanya terjadi pada masa trimester ketiga. Setelah melahirkan, kemampuan mengingat ibu hamil akan kembali normal.
Tips: Untuk mengatasi sindrom mudah lupa, ibu hamil bisa menuliskan hal-hal penting di buku catatan. Ini dilakukan untuk membantu ibu mengingat beberapa hal yang mungkin ibu lupa. Sebisa mungkin, ibu perlu memenuhi kebutuhan tidur. Karena kurang tidur bisa memengaruhi kemampuan otak dalam mengingat sesuatu. Idealnya, ibu hamil tidur 8 jam pada malam hari dan 1-3 jam pada siang hari untuk mengembalikan stamina yang hilang karena aktivitas di siang hari.
2. Lebih Siap Menjadi Ibu
Sebuah studi menemukan bahwa "materi abu-abu" otak akan mengalami penyusutan di area otak yang berkaitan dengan pemrosesan dan respon terhadap sinyal sosial. Area yang "kosong" tersebut akan diisi oleh hal yang lebih prioritas bagi ibu hamil, seperti ikatan emosional dengan bayi dan kognisi sosial. Hal inilah yang memungkinkan ibu hamil lebih memprioritaskan kebutuhan bayi dan memiliki ikatan yang kuat dengan bayi.
3. Rentan Depresi
Selama hamil, perubahan hormon dapat memengaruhi zat kimia otak yang berhubungan dengan depresi dan kecemasan. Itu mengapa ibu hamil rentan mengalami depresi. Umumnya, depresi ditandai dengan perasaan tidak bahagia, kehilangan motivasi, perubahan nafsu makan, terlalu banyak tidur atau kurang tidur, gelisah, dan sedih berkepanjangan. Sayangnya, enggak semua ibu hamil mengenali gejala depresi dan mendapatkan perawatan yang memadai untuk mengatasi depresi. Padahal, sebuah studi menyebutkan bahwa ibu hamil yang mengalami depresi berkepanjangan lebih mungkin untuk muda marah, lebih rewel, lebih gelisah, dan malas beraktivitas.
Tips: Apapun yang ibu rasakan saat hamil, jangan ragu untuk menceritakannya ke orang terdekat seperti suami, keluarga, atau sahabat. Jangan biarkan ibu memendam perasaan seorang diri, bicarakan apa yang ibu rasakan untuk mendapatkan dukungan dari orang terdekat. Ibu juga bisa membicarakan ini ke dokter Halodoc untuk mendapatkan rekomendasi saran terpercaya. Ibu hanya perlu download aplikasi Halodoc di App Store dan Google Play, lalu masuk ke fitur Contact Doctor untuk bisa bertanya ke dokter melalui Chat, Voice Call, dan Video Call.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan