Sebelum Pasang, Ini 8 Efek Samping IUD yang Perlu Diketahui

9 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   18 September 2024

“Sebenarnya, setiap alat kontrasepsi memiliki keunggulan dan kelemahan sendiri, termasuk IUD. Penting untuk mendiskusikan apa saja efek samping IUD sebelum pemasangan dan mengetahui bagaimana cara tepat mengatasinya.”

Sebelum Pasang, Ini 8 Efek Samping IUD yang Perlu DiketahuiSebelum Pasang, Ini 8 Efek Samping IUD yang Perlu Diketahui

DAFTAR ISI

  1. Apa Saja Jenis IUD?
  2. Apa Efek Samping KB IUD?
  3. Bagaimana Mengatasi Efek Samping IUD?
  4. Hubungi Dokter Ini untuk Info Lengkap seputar KB IUD

Halodoc, Jakarta – Intrauterine Device (IUD) atau lebih akrab dengan sebutan KB spiral adalah jenis alat kontrasepsi dengan bahan dasar plastik dan bentuk yang mirip dengan huruf T. KB spiral juga memiliki sebutan lain, yaitu Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR). Meski efektif untuk mencegah kehamilan, ada beberapa efek samping IUD yang perlu kamu pahami.

Pemakaian alat kontrasepsi ini yaitu memasukkannya langsung ke dalam rahim. IUD sendiri memiliki dua jenis, yaitu IUD dengan lapisan tembaga atau non-hormonal, dan IUD yang memiliki kandungan hormon.

Namun, keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu mencegah terjadinya kehamilan. 

Apa Saja Jenis IUD?

Setiap jenis KB spiral atau IUD memiliki cara kerja yang tidak sama. Berikut penjelasan setiap jenis dan cara kerjanya:

1. IUD hormonal

Pertama, IUD hormonal, jenis IUD yang memiliki kandungan porgestin, bentuk sintetis dari hormon progesteron.

Hormon ini bisa membantu mencegah terjadinya kehamilan dengan cara mengentalkan lendir serviks atau leher rahim, sehingga sperma menjadi lebih sulit untuk menuju dan membuahi sel telur. 

Selain itu, hormon ini juga bisa membuat lapisan dinding rahim menjadi lebih tipis, sehingga dapat mencegah sel telur yang telah dibuahi untuk menempel pada dinding rahim.

Alat kontrasepsi IUD hormonal ini bisa mencegah terjadinya kehamilan selama kurang lebih 5 tahun. 

2. IUD dengan lapisan tembaga

Selanjutnya, jenis IUD yang mengandung lapisan tembaga.

Kandungan tembaga yang masuk ke rahim akan membuat sperma tidak bisa mencapai dan membuahi sel telur.

Dengan begitu, kehamilan pun tidak akan terjadi. 

IUD yang mengandung tembaga ini juga dapat menjadi pilihan alat kontrasepsi yang efektif untuk mencegah terjadinya pembuahan dan kehamilan.

Akan tetapi, pastikan pemasangan KB IUD jenis ini dalam waktu 5 hari setelah berhubungan seksual. 

Perihal ketahanannya, KB jenis ini bisa mencegah kehamilan sampai 10 tahun sejak pertama kali pemasangan.

Lalu, kapan waktu terbaik untuk memasang alat kontrasepsi ini? Kamu bisa membaca artikel Kapan Waktu yang Tepat untuk Pasang KB IUD?

Apa Efek Samping KB IUD?

Beberapa efek samping IUD termasuk kram perut dan haid tak teratur.

Meski menjadi alat kontrasepsi yang aman dan dapat mencegah kehamilan dalam waktu yang relatif lama, KB spiral juga tidak lepas dari beberapa efek samping.

Berikut efek samping IUD yang perlu kamu ketahui:

1. Nyeri dan kram pada perut

Efek samping IUD yang paling sering terjadi adalah nyeri dan kram pada perut selama pemasangan atau setelahnya. Kram yang muncul bisa ringan, tetapi bisa pula berat.

Selain itu, intensitas kram juga bisa menurun secara perlahan, tetapi tidak menutup kemungkinan akan bertahan dalam waktu yang lebih lama. 

Efek samping IUD satu ini umumnya baru akan menghilang sepenuhnya dalam waktu sekitar 3 sampai 6 bulan setelah pemasangan. 

2. Pusing

Sakit kepala atau pusing lebih sering terjadi pada wanita yang memilih menggunakan Kb spiral hormonal.

Dugaannya, ini karena hormon progestin yang terkandung dalam IUD hormonal bisa memengaruhi zat kimia yang ada pada otak dan memicu munculnya sakit kepala. 

3. Haid tidak teratur

Efek samping IUD lainnya adalah siklus haid yang berubah. Biasanya, IUD hormonal membuat haid menjadi lebih ringan dengan durasi lebih pendek.

Bahkan, bukan tidak mungkin menstruasi berhenti sepenuhnya. 

Sementara itu, IUD dengan lapisan tembaga bisa membuat haid jadi lebih berat.

Bahkan, ada pula wanita yang bisa mengalami perdarahan di luar siklus. Umumnya, siklus akan kembali normal sekitar 6 bulan setelah pemakaian. 

4. Kista ovarium

Munculnya kista ovarium bisa muncul pada tahun pertama setelah kamu memasang IUD.

Meski begitu, efek samping IUD ini sebenarnya tidak membahayakan dan tidak memicu munculnya gejala. 

Sebagian wanita bisa mengeluhkan nyeri perut bawah atau kembung. Biasanya, kista akan menghilang dengan sendirinya dalam kurun waktu sekitar 3 bulan.

Meski begitu, ada pula kista yang bisa mengakibatkan rasa nyeri hebat dan memerlukan tindakan operasi segera. 

5. Infeksi

Infeksi juga menjadi salah satu efek samping IUD, dalam hal ini infeksi bakteri. Ini mungkin terjadi ketika dokter memasang IUD dalam rahim.

Bahkan, risiko bisa menjadi lebih tinggi apabila pemasangan IUD berlangsung dengan kondisi yang tidak steril. 

Jadi, pastikan pemasangan IUD hanya oleh dokter ahli kandungan, sehingga bisa membantu mengurangi risiko terjadinya infeksi bakteri.

Beberapa kondisi tertentu, wanita juga mengeluhkan peradangan pada panggul setelah memasang IUD. 

Gangguan kesehatan ini muncul dengan gejala nyeri perut yang hebat, nyeri ketika melakukan hubungan intim, vagina mengeluarkan lendir yang berbau, perdarahan hebat, dan tubuh mengalami demam. 

6. IUD keluar atau pindah tempat

Sebenarnya, IUD yang keluar atau berpindah tempat adalah kondisi yang jarang terjadi.

Meski begitu, efek samping IUD ini bukan tidak mungkin terjadi pada beberapa bulan pertama setelah melakukan pemasangan.

Biasanya, risiko lebih tinggi pada wanita yang sebelumnya belum pernah melahirkan. 

Bergesernya posisi IUD bisa terjadi karena rahim yang berkontraksi dengan kuat selama haid, rahim yang miring ke arah belakang menuju tulang belakang, adanya rongga berukuran kecil pada rahim, atau pemasangan IUD yang tidak tepat. 

7. IUD menembus dinding rahim

Risiko perforasi sangat mungkin terjadi pada IUD yang bergeser. Ini merupakan kondisi saat IUD ternyata menembus dinding rahim.

Efek samping ini cenderung tidak menunjukkan adanya gejala, tetapi ada pula wanita yang merasakan nyeri dan mengalami perdarahan. 

Meski sekilas terdengar mengkhawatirkan, perforasi yang terjadi karena IUD yang menembus dinding rahim terbilang jarang terjadi. Namun, risikonya bisa lebih tinggi pada wanita yang baru melahirkan dan memasang IUD. 

8. Kondisi kehamilan ektopik

Sebenarnya, KB IUD bekerja dengan menghambat bertemunya sperma dan sel telur pada rahim.

Apabila pemasangannya benar, alat kontrasepsi ini mempunyai efektivitas yang begitu tinggi untuk mencegah terjadinya kehamilan. 

Akan tetapi, ada studi yang menyebutkan bahwa pemasangan alat kontrasepsi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik.

Ini merupakan keadaan saat sel telur yang dibuahi sperma justru melekat dan berkembang pada bagian luar rahim. 

Bagaimana Mengatasi Efek Samping IUD?

Sebenarnya, KB spiral menjadi salah satu alat kontrasepsi yang aman. Kamu juga tidak perlu cemas dengan efek samping yang mungkin terjadi, karena tidak semua wanita mengalami hal tersebut.

Tak hanya itu, efek samping yang terjadi juga biasanya tidak sama untuk setiap orang. 

Meski begitu, jika kamu merasa khawatir, kamu bisa mencoba beberapa cara mengatasi efek samping IUD berikut ini. 

  • Mengonsumsi obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau paracetamol selang beberapa jam sebelum pemasangan IUD. Kamu juga bisa mengonsumsi obat ini apabila masih merasa nyeri setelah pemasangan KB.
  • Pakai kompres hangat untuk membantu mengurangi kram pada perut. 
  • Mengonsumsi obat antibiotik dari dokter apabila terdapat indikasi infeksi. 
  • Jika muncul kista yang mengakibatkan rasa nyeri yang tidak tertahankan, kamu sebaiknya melakukan tindakan pembedahan. 

Sementara itu, guna mencegah risiko munculnya efek samping IUD yang terbilang membahayakan, kamu bisa melakukan pengecekan secara rutin ke dokter kandungan.

Terlebih jika kamu mengalami beberapa hal berikut ini. 

  • Merasakan gejala kehamilan, seperti nyeri pada payudara, lemas, mual, dan muntah. 
  • Tidak lagi merasakan keberadaan benang IUD, atau benang yang terasa lebih panjang, pendek, bengkok, maupun runcing. 
  • Nyeri perut atau kram yang tidak tertahankan. 
  • Merasa nyeri ketika berhubungan seksual.
  • Mengalami perdarahan selama atau setelah melakukan hubungan intim.
  • Muncul keputihan dalam jumlah banyak dan berbau tidak sedap.
  • Sulit bernapas.
  • Tubuh menggigil dan demam. 

Selain IUD, terdapat beragam jenis alat kontrasepsi yang bisa kamu coba. Ketahui selengkapnya di sini: Ini 9 Jenis Alat Kontrasepsi Lengkap dengan Kelebihan dan Kekurangannya.

Inilah sebabnya, kamu perlu mengetahui kelebihan dan kekurangan setiap jenis alat kontrasepsi sebelum menggunakan salah satunya.

Hubungi Dokter Ini untuk Info Lengkap seputar KB IUD

IUD atau KB spiral adalah alat kontrasepsi yang efektif, namun dapat menimbulkan beberapa efek samping seperti nyeri, pusing, haid tidak teratur, hingga risiko infeksi dan kehamilan ektopik. 

Oleh karena itu, penting untuk memahami kelebihan dan kekurangannya sebelum memilih. 

Jika kamu ingin mengetahui informasi lebih lanjut atau khawatir dengan efek samping IUD, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter di Halodoc.

Dokter spesialis di Halodoc mampu memberikan informasi yang tepat dan akurat terkait alat kontrasepsi IUD.

Kamu tidak perlu risau, sebab privasi kamu akan terjaga. Mereka juga memiliki pengalaman selama bertahun-tahun, serta memperoleh rating yang baik dari pasien-pasien sebelumnya yang mereka tangani.

Berikut ini daftar dokternya:

1. dr. Gracia Merryane Sp.OG

Sebelum memasang alat kontrasepsi IUD, kamu bisa menghubungi dr. Gracia Merryane Sp.OG untuk mendapat informasi maupun konsultasi lebih lanjut. 

Dokter Gracia Merryane Sp.OG merupakan seorang alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi pada tahun 2009 dan 2016. 

Saat ini, ia aktif terdaftar sebagai anggota Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) dengan nomor STR 7121301422110037 dan menjalani praktik di Tangerang, Banten.

Dengan pengalaman 16 tahun di bidang obstetri dan ginekologi, dr. Gracia Merryane Sp.OG mampu memberikan informasi yang tepat terkait alat kontrasepsi IUD. 

Dokter Gracia Merryane Sp.OG juga siap memberikan konsultasi seputar program Keluarga Berencana, induksi ovulasi, dan kesehatan kandungan.

Chat dr. Gracia Merryane Sp.OG Mulai dari Rp55.000,- di Halodoc.

2. dr. Fitria Angela Umar Sp.OG

Dokter spesialis di Halodoc yang juga bisa kamu tanyakan seputar alat kontrasepsi IUD adalah dr. Fitria Angela Umar Sp.OG. 

Ia telah menyelesaikan studinya di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi pada tahun 2015 dan 2022. 

Kini, ia berpraktik di Makassar, Sulawesi Selatan, sekaligus tergabung dalam Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) dengan nomor STR 7121301322172530.

Dengan pengalamannya selama 9 tahun sebagai dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dr. Fitria Angela Umar Sp.OG mampu menjawab pertanyaan terkait alat kontrasepsi IUD, termasuk efek sampingnya. 

Kamu juga bisa berkonsultasi dengan dr. Fitria Angela Umar Sp.OG terkait kesuburan, program kehamilan, kesehatan kandungan, maupun Keluarga Berencana.

Chat dr. Fitria Angela Umar Sp.OG Mulai dari Rp55.000,- di Halodoc.

3. dr. Naeny Fajriah Sp.OG

Dokter rekomendasi dari Halodoc yang juga bisa kamu hubungi terkait informasi seputar alat kontrasepsi IUD adalah dr. Naeny Fajriah Sp.OG.

Dokter Naeny Fajriah Sp.OG merupakan lulusan fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin pada 2012 dan 2021, yang saat ini berpraktik di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Ia juga tergabung dalam Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) dengan nomor STR 7321301321133805.

Berbekal pengalaman 12 tahun sebagai dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dr. Naeny Fajriah Sp.OG akan memberikan informasi akurat tentang alat kontrasepsi IUD. 

Selain itu, kamu juga bisa bertanya pada dr. Naeny Fajriah Sp.OG seputar program kehamilan dan kesehatan reproduksi.

Chat dr. Naeny Fajriah Sp.OG mulai dari Rp55.000,- di Halodoc.

Dokter rekomendasi tersebut siap memberikan informasi lengkap terkait alat kontrasepsi IUD atau KB spiral. 

Dengan Halodoc, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter kapan saja dan di mana saja.

Tak perlu khawatir jika dokter sedang offline atau tidak tersedia. Sebab, kamu tetap bisa membuat janji di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.

Jadi, tunggu apa lagi? Ayo, chat dokter di Halodoc sekarang juga!

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2023. IUD Side Effects.
WebMD. Diakses pada 2023. Pregnancy and IUDs: What You Need to Know.
Healthline. Diakses pada 2023. Everything You Need to Know About IUD Side Effects.
Baby Center. Diakses pada 2023. Intrauterine device (IUD).