Bedanya Tranplantasi Wajah dan Operasi Plastik

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   11 Mei 2018
Bedanya Tranplantasi Wajah dan Operasi PlastikBedanya Tranplantasi Wajah dan Operasi Plastik

Halodoc, Jakarta – Beberapa waktu lalu istilah transplantasi wajah menjadi booming di sosial media. Lantas, ada yang menyamakannya dengan operasi plastik. Pertanyaannya, apakah ada perbedaan antara keduanya? Lantas, apa beda transplantasi wajah dan operasi plastik?

Sejatinya, transplantasi wajah adalah prosedur medis untuk mengganti seluruh atau sebagian wajah seseorang dengan jaringan wajah dari pendonor yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi medis yang dibutuhkan. Biasanya, jaringan donor diambil dari orang yang sudah meninggal mencakup kulit, jaringan, saraf, pembuluh darah, dan tulang. Transplantasi wajah biasanya dilakukan bila kerusakan sudah sangat parah dan tidak bisa diperbaiki melalui operasi biasa.

Transplantasi wajah biasanya erat dengan rekonstruksi wajah dan ada serentetan prosedur yang harus dilakukan sebelum melakukan transplantasi wajah. Mulai dari pemeriksaan fisik detail sampai konsultasi psikologi. Biasa proses penyembuhan transplantasi wajah membutuhkan waktu berbulan-bulan, bahkan memakan tahun sampai benar-benar pulih.

Bahkan, tidak jarang setelah beberapa bulan, tubuh melakukan penolakan terhadap jaringan baru yang dicangkokkan kepadanya. Kondisi ini bisa sampai menyebabkan kematian. Tingkat risiko transplantasi wajah sangat tinggi, bahkan kemungkinan untuk suksesnya masih 50 persen.

 

Operasi Plastik

Berbeda dengan transplantasi wajah, operasi plastik cenderung mengarah kepada estetika. Perubahan yang dilakukan karena cacat sejak lahir atau cacat karena cedera. Operasi plastik yang dilakukan untuk estetika biasanya meliputi pembentukan hidung supaya kelihatan lebih mancung, bibir penuh, pembentukan rahang wajah, pembentukan postur wajah, dan lain-lain. Kemudian, operasi plastik biasanya tidak melakukan pencangkokan jaringan dari pendonor untuk ditanam kepada orang yang menjalani operasi.

Menurut Berlet Plastic Surgery, 90 persen orang yang melakukan operasi plastik adalah wanita. Ini dikarenakan wanita lebih concern terhadap penampilan dibandingkan dengan pria, terutama pemancungan hidung dan pembentukan tulang rahang. Namun semakin kesini, ternyata tidak hanya wanita saja, tetapi pria juga mulai memberikan perhatian lebih terhadap estetika melalui operasi plastik.

Bahkan, kecenderungan operasi plastik pria sekarang ini mengalami transisi yang berbeda 180 derajat. Maskulinitas mengalami pergeseran di mana wajah imut nan manis lebih disukai dan dipilih menjadi model. Dr Lee Hyun-taek dari Banobagi Plastic Surgery, di Gangnam, Seoul, Korea Selatan, mengatakan pria zaman sekarang lebih banyak mengejar penampilan yang feminin.

Tidak hanya mengubah struktur wajah, operasi plastik juga bisa membentuk six pack, buat mereka yang tidak punya waktu atau tidak mau berolahraga. (Baca juga: Apa Penyebab Keringat Berlebihan pada Wajah?)

 

Dampak Psikologi Operasi Plastik

Di balik kesempurnaan semu yang dibentuk dari operasi plastik, pada kenyataannya ada dampak psikologi yang mengiringi transformasi tersebut. Beberapa diantaranya adalah kedangkalan dalam menerima konsep diri dan orang lain dengan menilai segala sesuatu dari tampilan luar saja, sehingga keinginan untuk menyelesaikan segala sesuatu melalui cara tercepat. Rangkuman ini diperoleh dari American Society for Aesthetic Plastic Surgery.

Karenanya, sebagai salah satu prosedur sebelum melakukan operasi plastik adalah pertanyaan psikologi yang perlu diisi oleh calon pasien seperti alasan melakukan operasi plastik. Seperti apakah baru-baru ini mengalami kehilangan? Serta, perubahan dalam hidup serta harapan yang ingin dicapai setelah menjalani operasi plastik?

Melakukan operasi plastik adalah sebuah keputusan besar baik secara fisik maupun psikologi. Kalau kamu ingin tahu lebih lanjut mengenai perbedaan transplantasi wajah dan operasi plastik, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.