Apakah Benar Junk Food Penyebab Asma pada Anak?
“Sebuah studi mengungkapkan bahwa junk food penyebab asma yang parah pada anak-anak dan remaja. Ini berarti konsumsi junk food pada anak-anak harus dibatasi.”
Halodoc, Jakarta - Anak-anak umumnya punya selera makan yang unik. Makanan cepat saji atau dikenal juga dengan junk food adalah salah satu jenis makanan yang mudah diterima lidah anak-anak. Namun, ada anggapan bahwa junk food penyebab asma pada anak. Benarkah demikian?
Perlu diketahui bahwa konsumsi junk food pada anak bisa memberikan dampak negatif untuk kesehatan mereka di masa datang. Dari sekian banyak masalah yang bisa terjadi akibat konsumsi junk food, asma adalah salah satunya.
Junk Food Penyebab Asma yang Parah pada Anak
Berbagai penelitian telah mengidentifikasi pemicu asma yang umum. Misalnya serbuk sari, obat-obatan tertentu, kondisi seperti penyakit refluks gastroesofagus (GERD), atau polusi udara.
Namun, ada penelitian yang menunjukkan bahwa junk food penyebab asma yang parah pada anak-anak, lho. Penelitian ini dilakukan terhadap anak usia 6-7 tahun dan remaja usia 13-14 tahun, dan hasilnya diterbitkan di jurnal Thorax pada 2013.
Dari studi tersebut, ditemukan bahwa anak-anak dan remaja yang mengonsumsi makanan cepat saji sebanyak tiga kali bahkan lebih dalam seminggu, mengalami peningkatan risiko asma berat hingga 39 persen.
Pengobatan yang Bisa Dilakukan
Karena ada bukti bahwa junk food sebabkan asma yang parah pada anak, penting bagi orangtua untuk mengatur pola makan yang sehat untuk anak. Jangan biarkan anak-anak makan junk food terlalu banyak.
Usahakan untuk membiasakan anak mengonsumsi makanan bergizi seimbang setiap harinya. Termasuk memperbanyak konsumsi buah dan sayuran.
Kondisi asma dapat berbeda pada setiap orang, dan gejalanya dapat berubah seiring waktu. Dokter anak akan menentukan obat asma mana yang terbaik berdasarkan seberapa parah dan seberapa sering anak memiliki gejala, serta usia anak.
Jika anak memiliki gejala asma yang hanya terjadi sesekali, mereka akan diberikan obat untuk waktu yang singkat. Jika gejalanya lebih sering terjadi, anak mungkin memerlukan obat pengontrol.
Terkadang, perlu minum beberapa obat secara bersamaan untuk mengontrol dan mencegah gejala. Dokter anak mungkin memberi mereka beberapa obat pada awalnya untuk mengendalikan gejala asma mereka, dan kemudian mengurangi obat sesuai kebutuhan.
Dokter juga dapat merekomendasikan pengukur aliran puncak untuk digunakan anak di rumah untuk memantau fungsi paru-paru. Ini dapat membantu membuat keputusan tentang mengubah terapi dan melacak bagaimana perubahan yang dibuat oleh dokter memengaruhi anak.
Obat asma dibagi menjadi dua kelompok, yaitu obat pereda cepat dan obat pengontrol. Obat pereda cepat biasanya diambil untuk bantuan jangka pendek, biasanya baik dengan inhaler atau nebulizer.
Obat ini bekerja dengan cepat untuk membuka saluran udara yang menyempit dan membantu meringankan rasa sesak di dada, mengi, dan sesak napas. Ini juga dapat digunakan untuk mencegah asma akibat olahraga.
Sementara obat pengontrol biasanya perlu digunakan setiap hari untuk mengendalikan asma dan mengurangi gejala harian. Obat-obatan ini tidak digunakan untuk menghilangkan gejala.
Anak-anak yang memiliki gejala lebih dari dua kali per minggu atau yang bangun lebih dari dua kali per bulan harus menggunakan obat pengontrol. Berapa banyak serangan asma yang dialami anak dan seberapa parahnya juga menentukan apakah mereka memerlukan obat pengontrol.
Itulah pembahasan mengenai apa benar junk food penyebab asma pada anak dan pengobatan asma yang tersedia. Jika Si Kecil mengidap asma, pastikan selalu sedia obat-obatannya di rumah.
Ibu bisa download aplikasi Halodoc untuk cek kebutuhan medis anak sesuai yang diresepkan dokter, tanpa perlu keluar rumah.