8 Makanan yang Perlu Dihindari Saat Hamil
Halodoc, Jakarta – Agar kondisi ibu dan janin selalu terjaga kesehatannya, sudah semestinya ibu cermat dan bijak dalam mengonsumsi makanan. Pasalnya, makanan yang diasup ibu amat menentukan proses tumbuh kembang janin. Oleh sebab itu, ibu perlu menghindari makanan yang bisa berpotensi menimbulkan risiko kesehatan bagi Si Kecil. Nah, berikut makanan pantangan saat hamil yang mesti ibu hindari.
- Makanan Mentah
Sebaiknya ibu perlu berpikir dua kali bila ingin mengonsumsi makanan mentah saat hamil. Menurut ahli, makanan mentah seperti seafood dan sushi bisa menimbulkan masalah pada kehamilan. Kok bisa? Alasannya sederhana, sebab dalam makanan mentah banyak mengandung bakteri dan virus yang membahayakan ibu dan janin. Kata ahli, ibu yang sering mengonsumsi makanan mentah saat hamil, bisa mengalami kontraksi dini. Enggak cuma itu, janin juga berisiko terinfeksi parasit toxoplasma. Bakteri ini bisa membuat cairan yang banyak di dalam kepala janin, sehingga janin lahir dengan ukuran kepala yang enggak normal.
Selain makanan, ada juga minuman yang perlu ibu hindari. Contohnya, susu yang tidak dipasteurisasi. Pasteurisasi ini merupakan proses pemanasan untuk membunuh bakteri. Berdasarkan penelitian dari Center of Disease Control (CDC), susu atau produk susu yang enggak dipasteurisasi kemungkinan mengandung bakteri yang disebut listeria. Nah, bakteri inilah yang bisa menimbulkan berbagai masalah pada kehamilan. Contohnya, risiko janin lahir prematur, keguguran, keracunan pada janin. bahkan meninggal saat lahir. Sebenarnya enggak cuma susu saja, ibu juga perlu menghindari produk susu olahan seperti keju yang terbuat dari bahan susu kambing atau keju lunak.
- Kafein
Melansir Parents, kafein termasuk dalam pantangan saat hamil. Ibu sebaiknya perlu membatasi asupan makanan atau minuman berkafein, di bawah 300 miligram per hari. Menurut Buku Pintar Kehamilan dan Persalinan, konsumsi 300 miligram kafein atau lebih dalam sehari oleh ibu hamil, bisa meningkatkan risiko komplikasi kehamilan. Saran ahli dari laman National Institute of Health, bila ibu ingin mengonsumsi minuman berkafein, sebaiknya tidak lebih dari dua gelas per hari dengan kandungan kafein kurang dari 300 miligram.
- Mengandung Nitrat
Pantangan saat hamil lainnya adalah makanan yang mengandung tinggi nitrat. Contohnya, hot dog, bacon, dan sosis yang sebaiknya tidak dikonsumsi secara berlebihan. Menurut ahli, nitrat dipercaya jadi salah satu biang keladi pemicu tumor otak dan diabetes. Selain nitrat, ibu hamil juga perlu membatasi asupan sakarin (pemanis buatan) yang terkandung di dalam soda karena bisa berdampak negatif pada plasenta. - Makanan Cepat Saji
Kebanyakan makanan cepat saja terbuat dari bahan-bahan makanan yang tidak segar. Contohnya, daging olahan dan sayuran yang kemungkinan tidak segar serta kandungan bakterinya yang tidak terpantau.
- Mi Instan
Bila dikonsumsi secara berlebihan, kandungan MSG di dalamnya dinilai dapat mengganggu pertumbuhan saraf janin dam memicu gangguan saraf ketika anak lahir.
- Makanan Beku
Makanan jenis ini biasanya mengandung banyak garam. Padahal, ibu hamil dianjurkan untuk tidak mengonsumsi garam secara berlebihan. Alternatifnya, kamu bisa memilih makanan beku organik yang rendah garam dan lemak.
- Buah Pemicu Asam Lambung
Buah-buah pemicu asam lambung seperti nanas, sebaiknya dibatasi karena bisa mengakibatkan asam lambung tinggi sehingga menyebabkan diare. Selain itu, buah nangka, durian, dan cempedak sebaiknya dihindari karena mengandung gas tinggi.
- Merkuri
Merkuri dengan kadar tinggi biasanya terkandung pada ikan swordfish ( ikan todak ), tilefish, king mackerel, dan hiu. Nah, kamu perlu menjauhi ikan-ikan tersebut, karena merkuri bisa mengganggu perkembangan otak dan sistem syaraf anak. Menurut US Department of Agriculture, ahli memperbolehkan konsumsi ikan rendah merkuri sebanyak 0,3 kilogram per minggu, misalnya, salmon, nila, atau light tuna.
Mau tahu lebih jauh mengenai makanan yang sebaiknya dihindari saat ibu hamil? Ibu bisa menghubungi dokter melalui aplikasi Halodoc untuk berdiskusi mengenai masalah tersebut. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.