5 Hal yang memicu Seseorang Mengidap Sadomasokis

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   27 Juni 2018
5 Hal yang memicu Seseorang Mengidap Sadomasokis5 Hal yang memicu Seseorang Mengidap Sadomasokis

Halodoc, Jakarta – Ada banyak cara yang dilakukan seseorang untuk bisa mendapatkan kepuasan sepenuhnya dalam berhubungan seksual. Salah satunya adalah dengan melakukan sadomasokisme, atau aktivitas seksual yang melibatkan penyiksaan pasangan. Tidak sedikit orang yang menganggap bahwa sadomasokisme adalah perbuatan menyimpang. Namun, tidak sedikit pula orang yang menyukai hubungan intim dengan cara seperti ini.

Lalu, apa saja yang penyebab sadomasoskis? Berikut beberapa di antaranya:

Munculnya Rasa Senang Saat Merasa Sakit

Berbeda dengan seseorang yang justru akan berhenti melakukan hubungan intim ketika merasa sakit, pengidap masokis justru akan semakin merasa puas jika hubungan intim yang dilakukan semakin menimbulkan rasa sakit. Kondisi ini tentu saja melibatkan dua orang yang sama-sama menyukai tindakan kekerasan dalam hubungan intim agar kepuasan seksual yang diperoleh semakin maksimal.

Pihak yang memberikan rasa sakit sering disebut dengan pihak dominan atau pihak sadis, yang akan memberikan rasa sakit atau hukuman pada pasangan dengan memukul, menyabet, mengikat, dan masih banyak lagi. Sementara itu, pihak masokis atau penerima akan merasakan sensasi yang begitu mendebarkan ketika menerima rasa sakit tersebut. Bahkan, rasa sakit ini tak jarang akan semakin membangkitkan gairah seksual.

Baca juga: 5 Kelainan Seksual yang Perlu Diketahui

Adanya Trauma Kejiwaan

Pakar kesehatan menyatakan bahwa sadomasokis termasuk dalam kelainan seksual yang disebabkan karena masalah kejiwaan. Umumnya, pelaku yang menyukai hubungan seksual dengan cara menyakitkan ini cenderung memiliki trauma kejiwaan ketika masih anak-anak atau berada dalam masa pertumbuhan. Penyebab utama munculnya trauma ini adalah karena pernah mengalami pelecehan seksual dengan cara yang sama.

Meski begitu, studi yang mempelajari kasus kelainan seksual ini masih belum banyak dilakukan. Berdasarkan keterangan dari American Psychiatric Association (APA), terbatasnya penelitian ini disebabkan karena definisi yang tidak seragam dari berbagai pakar kesehatan. Namun, seorang psikiater APA, Ellis Weinberg, para pelaku sadomasokisme cenderung memosisikan diri sebagai majikan dan budak atau guru dan murid.

Sering Menerima Perlakuan Kasar di Masa Lalu

Trauma menjadi penyebab sadomasokis paling utama. Salah satunya disebabkan karena seringnya menerima perlakukan kasar dari orang tua ketika usianya masih terbilang muda. Perlakuan ini akan membekas dan terbawa hingga dewasa, sehingga orang tersebut bukan tidak mungkin akan melakukan hal yang sama pada pasangan, terlebih saat sedang berhubungan intim. Akhirnya ia menjadi seorang sadis, dan menyakiti pasangan menjadi kepuasan yang tidak tergantikan.

Baca juga: 6 Cara Meningkatkan Gairah Seksual

Membawa Dendam

Selain trauma akibat perlakuan kasar atau pelecehan seksual, pemicu seseorang mengidap sadomasokis juga bisa karena dendam pada seseorang. Laiknya perlakuan kasar, rasa dendam ini juga terbawa hingga dewasa dan akan disalurkan oleh orang tertentu atau bahkan semua pasangan. Inilah yang perlu diwaspadai, karena dendam memang membuat seseorang tidak mampu berpikir jernih saat melakukan sesuatu.

Pergaulan yang Salah

Anak remaja amat rentan dalam pergaulan yang salah, terlebih jika didukung oleh kondisi keluarga yang kurang harmonis. Ini bisa membawa mereka ke dalam pergaulan negatif, salah satunya adalah dengan gemar melakukan kekerasan pada orang lain. Jika tidak segera diatasi, ini akan terbawa pada saat ia melakukan hubungan intim.

 

Itu tadi lima penyebab sadomasokis yang perlu diketahui. Jika kelainan ini mengganggu kualitas hidup bersama pasangan, segera  tangani ke dokter ahli. Nah, kalau kamu ingin mengetahui lebih jauh tentang kelainan seksual, coba buka aplikasi Halodoc dan gunakanan layanan Tanya Dokter. Ada banyak dokter ahli yang akan membantu kamu mendapatkan solusi dari setiap masalah kesehatan yang kamu alami. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!