Bisakah Hidrosefalus Diketahui dari Dalam Kandungan?
“Umumnya, hidrosefalus bisa diketahui saat bayi bertumbuh dan terlihat beberapa gejala yang terkait kondisi ini. Namun, pada beberapa kasus hidrosefalus bisa dideteksi dari dalam kandungan dengan menggunakan USG maupun MRI. Pengobatan dan perawatan bisa dilakukan sejak bayi dilahirkan di rumah sakit.”
Halodoc, Jakarta – Hidrosefalus adalah penumpukan cairan pada rongga otak yang dapat menyebabkan tekanan. Umumnya, kondisi ini terdeteksi setelah bayi dilahirkan. Namun, munculnya ultrasonografi prenatal yang berkualitas tinggi membuat kondisi ini bisa didiagnosis sejak bayi dalam kandungan.
Meskipun bisa terdeteksi dari dalam kandungan, pengobatan tetap perlu dilakukan setelah bayi dilahirkan. Tidak ada salahnya untuk mencari tahu lebih banyak mengenai hidrosefalus dan beberapa pengobatan yang bisa dilakukan!
Baca juga: Deteksi Gejala Dini dari HIdrosefalus pada Anak
Hidrosefalus Bisa Dideteksi Dari Dalam Kandungan
Hidrosefalus disebabkan ketidakseimbangan antara produksi dan penyerapan cairan dalam otak. Kondisi ini menyebabkan terlalu banyak cairan pada otak dan memicu tekanan dalam kepala menjadi meningkat.
Hidrosefalus yang diketahui saat bayi dilahirkan dikenal sebagai hidrosefalus kongenital. Kondisi ini disebabkan oleh interaksi kompleks faktor genetik dan lingkungan selama perkembangan janin dalam kandungan. Ada beberapa faktor yang umumnya menyebabkan hidrosefalus kongenital, seperti spina bifida, stenosis akuaduktus, hingga malformasi otak.
Lalu, bisakah hidrosefalus dideteksi dari dalam kandungan? Hidrosefalus dapat dideteksi sejak bayi masih berada dalam kandungan. Penyakit ini bisa dideteksi menggunakan ultrasonografi normal yang biasa digunakan untuk pemeriksaan kehamilan.
Penumpukan cairan pada otak dan pembesaran ventrikel dapat terlihat dan menunjukkan tanda hidrosefalus pada janin. Kondisi ini sudah bisa dideteksi sejak usia kehamilan memasuki trimester kedua atau akhir trimester pertama. Bahkan, pada usia kehamilan diatas 20 - 24 minggu, umumnya pembesaran ventrikel yang terjadi sudah terlihat lebih jelas.
Ibu bisa melakukan pemeriksaan lanjutan dengan menggunakan MRI untuk memastikan kondisi kesehatan bayi dalam kandungan. Pemeriksaan MRI akan membuat gambaran otak menjadi lebih baik dan detail.
Perawatan Hidrosefalus
Perawatan hidrosefalus pada bayi yang sudah dilahirkan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Namun, perawatan hidrosefalus pada bayi yang masih dalam kandungan adalah melakukan observasi.
Selama menjalani kehamilan, ibu perlu melakukan pemeriksaan pada dokter kandungan secara rutin untuk memantau ukuran ventrikel. Jika ukuran ventrikel terus berada dalam kondisi yang stabil, maka ibu bisa terus merawat bayi dalam kandungan hingga mencukupi usia untuk dilahirkan.
Jika ventrikel terus membesar, dokter kandungan akan melakukan tindakan sesuai dengan usia kehamilan, penilaian viabilitas, dan juga kondisi bayi.
Jika usia janin telah memasuki usia di atas 35 minggu, bayi akan dilahirkan secara prematur dan kemudian dilanjutkan dengan pemasangan shunt setelah bayi dilahirkan. Sedangkan, untuk janin yang memiliki usia lebih muda dari 32 minggu, persalinan terlalu dini dapat meningkatkan risiko kondisi paru-paru yang belum optimal.
Baca juga: Terserang Hidrosefalus, Bisakah Disembuhkan?
Penyebab Hidrosefalus
Selama perkembangan prenatal, otak dimulai sebagai struktur tubular. Seiring pertumbuhannya, tabung bagian dalam tetap dan menjadi serangkaian rongga yang saling berhubungan yang dikenal sebagai ventrikel. Di dalam ventrikel, pleksus choroideus menghasilkan cairan tulang belakang otak (CSF) yang dimulai pada minggu keenam kehamilan. Pada periode neonatal, sekitar 300-500 cc CSF diproduksi per hari.
CSF mengalir melalui serangkaian bukaan atau foramens di otak dan keluar ke ruang subarachnoid di mana ia diserap kembali oleh sistem vena. Jika jalur CSF terhambat atau terhapus oleh kelainan perkembangan, CSF terakumulasi di bawah tekanan dalam sistem ventrikel. Akibatnya ventrikel mulai melebar, menyebabkan penipisan dan peregangan mantel otak. Kondisi ini disebut hidrosefalus.
Otak dapat mengakomodasi dilatasi ventrikel sampai batas tertentu tanpa kerusakan neuron yang signifikan. Ketika proses ini berlanjut, kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki terjadi.
Hidrosefalus adalah salah satu anomali kongenital paling umum yang memengaruhi sistem saraf, terjadi dengan kejadian 0,3 hingga 2,5 per 1.000 kelahiran hidup. Penting untuk membedakan hidrosefalus dari pembesaran ventrikel atau ventrikulomegali, yang juga bisa disebabkan oleh kerusakan otak dan perkembangan morfologis.
Baca juga: Enggak Cuma Anak-anak, Orang Dewasa Bisa Alami Hidrosefalus
Cari tahu lebih banyak mengenai hidrosefalus dengan bertanya langsung pada dokter melalui Halodoc. Yuk, download Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!
Referensi:
Children’s Hospital of Philadelphia. Diakses pada 2019. Hydrocephalus.
Fetal Newborn.org. Diakses pada 2019. Hydrocephalus.
SMMHealth. Diakses pada 2019. Fetal Hydrocephalus.
Hydrocephalus Association. Diakses pada 2021. Hydrocephalus in Pregnancy.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan