Bikin Sering BAK, Ini Cara Mengobati Kandung Kemih Overaktif

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   09 November 2019
Bikin Sering BAK, Ini Cara Mengobati Kandung Kemih OveraktifBikin Sering BAK, Ini Cara Mengobati Kandung Kemih Overaktif

Halodoc, Jakarta – Sering buang air kecil (BAK) karena terlalu banyak minum memang tidak menjadi masalah. Namun, bagaimana bila kamu tetap sering BAK meskipun kamu hanya minum sedikit air? Hati-hati, bisa jadi itu adalah gejala kandung kemih overaktif. Harus sering bolak-balik toilet untuk buang air kecil tentu mengganggu aktivitas kamu sehari-hari. Karena itu, ketahui cara mengobati kandung kemih overaktif di sini.

Apa Itu Kandung Kemih Overaktif?

Kandung kemih overaktif atau overactive bladder (OAB) adalah masalah pada fungsi penyimpanan kandung kemih yang menyebabkan keinginan untuk buang air kecil secara tiba-tiba. Desakan untuk buang air kecil akibat OAB seringkali sulit ditahan, bahkan dapat menyebabkan keluarnya urine secara tidak sengaja atau inkontinensia.

Perlu kamu ketahui bahwa sistem kemih melibatkan beberapa organ, mulai dari ginjal, ureter atau saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih, kandung kemih, dan uretra (saluran yang membawa urine dari kandung kemih keluar dari tubuh). Ada banyak juga otot yang terlibat dalam proses buang air kecil. Nah, adanya masalah pada kesehatan kandung kemih dan ginjal, terjadinya penyumbatan atau masalah pada otot, semuanya bisa menyebabkan kandung kemih overaktif.

Baca juga: Sering Terbangun, Ini Gejala Kandung Kemih Overaktif

Penyebab Kandung Kemih Overaktif

Normalnya, ginjal memproduksi urine yang akan mengalirkan ke kandung kemih. Ketika kamu buang air kecil, urine dari kandung kemih akan keluar melewati lubang di bagian bawah dan terus mengalir keluar dari tabung yang disebut uretra. Pada wanita, lubang uretra terletak tepat di atas vagina. Pada pria, lubang uretra ada di ujung penis.

Saat kandung kemih penuh, saraf akan mengirim sinyal ke otak yang akhirnya memicu kamu untuk buang air kecil. Saat kamu buang air kecil, sinyal saraf juga mengoordinasikan otot-otot dasar panggul dan otot-otot uretra untuk rileks, sedangkan otot-otot kandung kemih akan berkontraksi untuk mendorong urine keluar.

Namun, pada kasus kandung kemih overaktif, otot-otot kandung kemih mulai berkontraksi tanpa sadar, bahkan ketika jumlah urine dalam kandung kemih belum terlalu banyak. Kontraksi tidak sadar ini menimbulkan kebutuhan mendesak untuk buang air kecil.

Dalam kebanyakan kasus, penyebab kandung kemih overaktif tidak diketahui secara pasti. Namun, gejalanya bisa memburuk di saat stres dan setelah mengonsumsi minuman berkafein, seperti teh, kopi, dan soda.

Beberapa kondisi berikut ini juga berperan dalam terjadinya gejala kandung kemih overaktif:

  • Gangguan neurologis, seperti stroke dan multiple sclerosis.

  • Diabetes.

  • Obat-obatan yang menyebabkan produksi urine meningkat atau obat yang harus diminum dengan banyak air.

  • Infeksi saluran kemih akut juga bisa menyebabkan gejala yang mirip dengan overactive bladder.

  • Kelainan pada kandung kemih, seperti tumor atau batu kandung kemih.

Baca juga: Sering Buang Air Kecil, Bisa Disebabkan Oleh 6 Penyakit Ini

Cara Mengobati Kandung Kemih Overaktif

Dokter akan menggabungkan beberapa strategi pengobatan untuk mengatasi kandung kemih overaktif. Berbagai pengobatan tersebut, antara lain:

1. Intervensi Perilaku

Intervensi perilaku adalah pilihan pengobatan pertama untuk mengatasi overactive bladder. Pengobatan ini seringkali efektif dan tidak menimbulkan efek samping. Intervensi perilaku meliputi:

    • Latihan Otot Dasar Panggu

Contohnya, senam kegel yang dapat membantu menguatkan otot-otot dasar panggul dan sfingter urine kamu. Dengan memperkuat otot, kamu dapat menghentikan kontraksi secara tidak sadar dari kandung kemih.

    • Menjaga Berat Badan Ideal 

Bila kamu memiliki berat badan berlebih, makan menurunkan berat badan adalah cara untuk mengatasi kandung kemih overaktif.

    • Mengatur Jadwal Buang Air Kecil

Mengatur jadwal untuk BAK, misalnya setiap dua sampai empat jam sekali, membuat kamu dapat buang air kecil pada waktu yang sama setiap hari daripada menunggu sampai keinginan untuk BAK datang.

    • Kateterisasi Intermiten

Menggunakan kateter secara berkala untuk mengosongkan kandung kemih dapat membantu kandung kemih kamu berfungsi sebagaimana mestinya. Tanyakan pada dokter apakah pengobatan ini cocok untuk kamu.

2. Obat-obatan

Obat-obatan yang dapat mengendurkan kandung kemih juga dapat membantu meredakan gejala kandung kemih yang terlalu aktif dan mengurangi episode inkontinensia urgensi. Obat-obatan tersebut, antara lain tolterodine, oxybutynin (dalam bentuk patch kulit atau gel), trospium, solifenacin, darifenacin.

Namun, sebagian besar obat-obatan tersebut memiliki efek samping berupa mata kering dan mulut kering. Sedangkan minum terlalu sering, dapat memperburuk gejala kandung kemih overaktif.

3. Suntik Kandung Kemih

Onabotulinumtoxin A atau yang disebut juga botox adalah protein dari bakteri yang menyebabkan penyakit botulisme. Botox bisa digunakan dalam dosis kecil yang langsung disuntikkan ke jaringan kandung kemih. Protein ini bermanfaat untuk melumpuhkan sebagian otot, sehingga efektif untuk mengatasi inkontinensia urgensi parah.

4. Stimulasi Saraf

Mengatur impuls saraf ke kandung kemih dapat memperbaiki gejala kandung kemih overaktif.

5. Operasi

Operasi dilakukan bagi orang dengan gejala kandung kemih overaktif yang parah dan tidak mempan terhadap pengobatan lainnya.

Baca juga: Wajib Tahu! Ini Cara Mengatasi Sering Buang Air Kecil Saat Hamil

Itulah cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengobati kandung kemih overaktif. Bicarakanlah pada dokter mengenai pengobatan yang tepat untuk kondisi kamu. Bila kamu buang air kecil terlalu sering, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Untuk melakukan pemeriksaan, kamu bisa buat janji dengan dokter di rumah sakit pilihan kamu melalui Halodoc. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play sebagai teman penolong untuk menjaga kesehatanmu sekeluarga.

Referensi: 
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Overactive bladder – Diagnosis & Treatments.