Bijak Dampingi Remaja di Masa Sulitnya

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   29 November 2019
Bijak Dampingi Remaja di Masa SulitnyaBijak Dampingi Remaja di Masa Sulitnya

Halodoc, Jakarta - Perundungan adalah salah satu hal yang mungkin sudah tidak asing lagi Mengejek, memanggil dengan bukan nama sebenarnya, berkelahi, dan mengucilkan kerap jadi kenakalan anak-anak dan remaja. Rasanya sulit untuk menghilangkan dan mencegah kebiasaan buruk tersebut. Parahnya lagi, bullying adalah gerbang dari berbagai gangguan kesehatan mental, seperti depresi hingga bunuh diri. 

Karena cukup berbahaya, orangtua harus bisa menjadi orang pertama yang bisa menanggulangi masalah ini atau setidaknya menemani mereka di masa sulit . Kasih sayang orangtualah yang akan membuat anak merasa tenang dan kemudian kembali semangat menjalani hari. Ini juga tidak hanya berlaku pada kasus bullying saja, masalah sepele lain seperti kesulitan mengerjakan tugas, atau bahkan saat benda kesayangannya rusak atau hilang.

Baca juga: Anak Mengalami Cyber Bullying, Orang Tua Harus Apa?

Apa Saja yang Bisa Dilakukan Orangtua pada Anak yang Alami Masa Sulit? 

Terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua selama menemani anak yang sedang dalam masa sulit. Cara tersebut, antara lain: 

  • Dengarkan. Hal yang paling utama adalah mau mendengarkan apa yang anak remaja ingin sampaikan. Meskipun masalah yang disampaikan hanya sesederhana masalah jerawat, usahakan untuk selalu dengarkan keluh kesah mereka. Terkadang, mereka tak butuh masukan, mereka hanya butuh didengar dan merasakan simpati bahkan empati dari orang terdekat. Sebagai orangtua tidak boleh cepat menghakimi, atau berprasangka. Dengarkan dengan tulus dari awal hingga akhir cerita, sebab akan sangat lebih baik jika mereka menceritakannya pada orangtua, bukan pada temannya yang juga masih remaja. Ini juga bisa menjadi awal yang baik untuk memulai koneksi dan komunikasi dengan remaja, sehingga ia tidak akan enggan untuk bercerita lebih banyak. 

  • Bayangkan Kamu Berada di Posisi Tersebut. Cobalah untuk berempati dengan membayangkan kamu berada di posisinya. Ingatkah kita ketika di masa remaja, saat masalah yang sama datang, kamu akan bereaksi berlebihan juga? Terlebih jika anak alami bullying, ini bisa menghancurkan kepercayaan diri mereka. Tentu, menjadi mereka akan menjadi cukup sulit.  Itulah mengapa orangtua harus selalu bisa melihat dari kacamata remaja, bukan sebagai orang dewasa.

Baca juga: Ini Alasan Anak Jadi Pelaku Bullying

  • Katakan, “Kamu Tidak Sendiri”. Beritahu anak bahwa ia tidak sendiri menghadapi masalah seperti ini. Setiap remaja di usianya akan mengalami hal yang serupa bahkan lebih. Akan ada saja pihak yang akan menjatuhkan rasa percaya diri, mengolok-olok kelebihan, dan banyak lagi. Jelaskan pada anak bahwa masalah akan selalu ada seiring bertambahnya usia, dan itupun akan hilang seiring waktu dan kita harus bijak menghadapinya. 

  • Jangan Biarkan Anak Menyakiti Dirinya Sendiri. Pastikan anak tidak pernah menghukum diri sendiri. Ajarkan untuk mencintai kekurangan yang dimilikinya sebagai bagian dari dirinya. Jangan biarkan perkataan orang menurunkan harga dirinya. Jelaskan bahwa masalah apapun tidak akan berlangsung selamanya. Semua kesulitan dalam hidup pasti ada makna di baliknya, dan sebagai bahan pembelajaran agar ke depannya lebih baik lagi.

Baca juga: Intip Film Ma, Korban Bullying Berpotensi Jadi Psikopat?

Namun, jika beberapa cara di atas tidak efektif dalam mengatasi kesulitan yang dialami para remaja, orangtua bisa mencari bantuan ahli. Jangan pernah biarkan remaja sendirian dalam menyelesaikan masalahnya. Orangtua bisa ajak anak mengunjungi rumah sakit untuk bertemu psikolog. Buat janji dengan psikolog pun kini lebih mudah dilakukan melalui aplikasi Halodoc. Tanpa perlu buang waktu untuk antre, kamu bisa langsung ajak anak menemui psikolog setibanya di rumah sakit pilihanmu!

*artikel ini pernah tayang di SKATA