Benturan Keras Bisa Sebabkan Hematoma Subdural?
Halodoc, Jakarta - Sejak kecil kita selalu diberitahu oleh orangtua kita untuk melindungi kepala dari berbagai benturan. Salah satu upaya untuk mencegah benturan keras adalah menggunakan helm, entah itu saat bermain olahraga yang agak ekstrem hingga mengendarai motor. Pasalnya, kepala merupakan tempat otak berada, sehingga harus dilindungi semaksimal mungkin. Salah satu akibat yang bisa muncul akibat benturan keras adalah hematoma subdural.
Hematoma adalah sebutan untuk kumpulan darah dalam suatu organ atau jaringan. Otak manusia dan sumsum tulang belakang ditutupi oleh lapisan membran pelindung yang disebut meninges.
Nah, saat terjadi hematoma subdural atau perdarahan subdural, darah berkumpul di antara dua lapisan ini: lapisan arachnoid (atas/luar) dan lapisan dura atau meningeal. Kondisi ini cukup membahayakan dan membutuhkan pertolongan cepat. Hematoma akut bisa mengakibatkan tekanan tinggi di dalam tengkorak (tekanan intrakranial). Hasilnya adalah timbulnya kompresi dan kerusakan jaringan otak dan bisa mengarah pada kematian.
Baca juga: Bagaimana Mencegah Memar Hematoma?
Apa Saja Gejala saat Alami Hematoma Subdural?
Gejala yang terjadi saat seseorang alami hematoma subdural bergantung pada tingkat keparahan cedera yang dialami, ukuran, dan lokasi hematoma. Gejala dapat muncul segera atau beberapa minggu setelah cedera terjadi. Ada juga orang yang terlihat baik-baik saja meski mengalami kondisi ini (lucid interval). Namun, lambat laun muncul gejala, seperti:
- Kehilangan atau perubahan tingkat kesadaran;
- Sakit kepala;
- Bicara melantur;
- Perubahan kepribadian;
- Napas yang abnormal;
- Kesulitan berjalan;
- Kelemahan pada satu sisi tubuh.
Jangan menunggu hingga kondisi semakin parah, jika kamu mengalami benturan keras pada area kepala akibat kecelakaan atau sebab lain, segera kunjungi rumah sakit! Tak perlu khawatir menunggu lama untuk melakukan pemeriksaan dengan dokter karena kini kamu bisa buat janji dengan dokter langsung menggunakan aplikasi Halodoc.
Baca juga: Lakukan 6 Pengobatan Ini Jika Alami Trauma Kepala Ringan
Faktor Risiko Hematoma Subdural
Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang alami kondisi ini, yaitu:
- Konsumsi obat antikoagulan (pengencer darah, termasuk aspirin);
- Penggunaan alkohol jangka panjang;
- Kondisi medis yang membuat darah menggumpal;
- Jatuh berulang kali;
- Cedera kepala berulang kali;
- Usia yang sangat muda atau terlalu tua.
Baca juga: Benturan Keras Dapat Sebabkan Patellofemoral Pain Syndrome
Lantas, Apa Pengobatan untuk Atasi Hematoma Subdural?
Sebelum melakukan pengobatan ini, maka dokter menentukannya dengan memperhatikan kondisi klinis dan radiologis pasiennya. Pengobatan hematoma subdural juga tergantung pada tingkat keparahannya. Pada hematoma subdural kecil dengan gejala ringan, dokter mungkin tidak memberikan pengobatan khusus selain pengamatan. Tes pencitraan kepala berulang sering dilakukan untuk memantau apakah hematoma subdural membaik.
Pada hematoma subdural yang lebih parah atau berbahaya memerlukan pembedahan untuk mengurangi tekanan pada otak. Ahli bedah dapat menggunakan berbagai teknik untuk mengobati hematoma subdural. Teknik operasi tersebut, antara lain:
- Trephination lubang duri. Sebuah lubang dibor di tengkorak di atas area hematoma subdural, dan darah disedot keluar melalui lubang.
- Craniotomy. Bagian yang lebih besar dari tengkorak dihilangkan, untuk memungkinkan akses yang lebih baik ke hematoma subdural dan mengurangi tekanan. Tengkorak yang diangkat diganti segera setelah prosedur.
- Kraniektomi. Bagian tengkorak dilepas untuk waktu yang lama, untuk memungkinkan otak yang terluka mengembang dan membengkak tanpa kerusakan permanen. Craniectomy tidak sering digunakan untuk mengobati hematoma subdural.
Baca juga: Trauma Benturan Kepala Bisa Berujung Tumor Otak?
Referensi:
Web MD. Diakses pada 2019. Subdural Hematoma.
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Subdural Hematoma.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan