Benarkah Polihidramnion Bisa Sebabkan Kelahiran Prematur?
Halodoc, Jakarta - Polihidramnion adalah akumulasi cairan ketuban atau cairan yang mengelilingi bayi di dalam rahim dan berlebihan selama kehamilan. Polihidramnion terjadi pada sekitar 1 hingga 2 persen kehamilan.
Sebagian besar kasus polihidramnion ringan dan merupakan hasil dari penumpukan cairan ketuban secara bertahap selama paruh kedua kehamilan. Polihidramnion yang parah dapat menyebabkan sesak napas, persalinan prematur, dan gejala lainnya.
Jika ibu didiagnosis dengan polihidramnion, penyedia layanan kesehatan akan memantau kehamilan dengan hati-hati untuk mencegah komplikasi. Perawatan tergantung pada tingkat keparahan kondisinya. Polihidramnion ringan bisa hilang dengan sendirinya. Polihidramnion parah mungkin memerlukan pemantauan lebih dekat.
Polihidramnion Dapat Sebabkan Kelahiran Prematur
Kebanyakan wanita yang mengalami gangguan pada cairan ketuban tersebut tidak memiliki masalah yang signifikan terhadap kehamilannya dan akan mempunyai bayi yang sehat. Walau begitu, terdapat sedikit peningkatan terhadap risiko yang mungkin terjadi, seperti melahirkan sebelum 37 minggu atau lahir secara prematur.
Polihidramnion juga dapat menyebabkan masalah pada posisi bayi dan posisi tali pusar. Gangguan tersebut juga dapat menyebabkan masalah lainnya pada bayi. Untuk menghindari hal tersebut, kamu harus selalu berinteraksi dengan ahli kesehatan apabila merasa sesuatu yang janggal.
Baca Juga : Ibu Hamil Perlu Tahu, Ini Cara Pengobatan Polihidramnion
Penyebab dari Polihidramnion
Dalam banyak kasus, penyebab polihidramnion tidak diketahui. Polihidramnion ringan mungkin hanya disebabkan oleh penumpukan cairan ketuban secara bertahap selama kehamilan. Kondisi berikut ini yang dapat menyebabkan polihidramnion tahap sedang hingga berat:
-
Cacat Lahir atau Cacat Bawaan
Terkadang polihidramnion adalah efek samping dari cacat lahir yang mengganggu kemampuan bayi untuk menelan. Saat berada di dalam rahim, bayi akan menelan cairan ketuban dan kemudian mengeluarkannya, menjaga jumlah cairan ketuban pada tingkat yang stabil. Jika bayi tidak dapat menelan karena cacat genetik, cairan ketuban akan menumpuk.
-
Kehamilan dengan Diabetes
Peningkatan kadar glukosa darah dapat menyebabkan penumpukan cairan ketuban yang berlebihan. Komplikasi ini dapat terjadi pada kasus ketika ibu yang mengidap diabetes sebelum hamil atau menjadi diabetes selama kehamilan (diabetes gestasional).
Baca Juga : Jangan Khawatir, Penyebab Polihidramnion Bukan Air Es
Gejala Polihidramnion
Polihidramnion cenderung berkembang secara bertahap dan mungkin tidak ada gejala yang terlihat. Walau begitu, beberapa gejala yang mungkin timbul pada wanita yang mengidap cairan ketuban yang berlebih, yaitu:
- Sesak napas.
- Kaki bengkak.
- Mulas.
- Sembelit.
- Merasakan benjolan yang sangat besar dan berat.
Kendati demikian, hal ini adalah masalah umum bagi wanita hamil dan tidak selalu disebabkan oleh polihidramnion. Cobalah tanyakan pada dokter jika mengidap gejala-gejala tersebut dan dirasakan tidak normal. Dalam kasus yang jarang terjadi, cairan dapat menumpuk di sekitar bayi dengan cepat. Kamu perlu hati-hati apabila perut tiba-tiba membesar.
Komplikasi Polihidramnion
Kelebihan cairan ketuban pada wanita yang hamil dapat dikaitkan dengan:
- Kelahiran prematur.
- Ketuban pecah dini, yaitu saat air di perut saat hamil pecah lebih awal.
- Solusio plasenta, yaitu ketika plasenta terlepas dari dinding bagian dalam rahim sebelum melahirkan.
- Prolaps tali pusat, yaitu ketika tali pusat turun ke Miss V di depan bayi.
- Melahirkan caesar.
- Pendarahan berat karena kurangnya tonus otot uterus setelah melahirkan.
Semakin dini polihidramnion terjadi pada kehamilan dan semakin besar jumlah kelebihan cairan ketuban, maka semakin tinggi risiko dari komplikasi tersebut terjadi.
Baca Juga : Inilah 4 Komplikasi yang Disebabkan Polihidramnion Bagi Ibu Hamil
Itulah pembahasan tentang polihidramnion yang dapat sebabkan kelahiran prematur. Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal gangguan tersebut, dokter dari Halodoc siap membantu. Caranya yaitu dengan download aplikasi Halodoc di smartphone kamu!