Benarkah Polihidramnion Berpotensi Persalinan Prematur?
Halodoc, Jakarta – Polihidramnion adalah ketika akumulasi cairan ketuban terjadi secara berlebihan selama masa kehamilan. Polihidramnion terjadi pada sekitar 1 hingga 2 persen kehamilan. Sebagian besar kasus polihidramnion ringan dan merupakan hasil dari penumpukan cairan ketuban secara bertahap selama paruh kedua kehamilan.
Polihidramnion yang parah dapat menyebabkan sesak napas, persalinan prematur, atau tanda dan gejala lainnya. Jika ibu didiagnosis dengan polihidramnion, penyedia layanan kesehatan akan memantau kehamilan dengan hati-hati untuk mencegah komplikasi.
Perawatan tergantung pada tingkat keparahan kondisinya. Polihidramnion ringan bisa hilang dengan sendirinya. Polihidramnion parah mungkin membutuhkan pemantauan lebih dekat. Gejala polihidramnion dihasilkan dari tekanan yang diberikan di dalam rahim dan pada organ-organ di sekitarnya.
Baca juga: Polihidramnion atau Air Ketuban Berlebih, Berbahayakah?
Polihidramnion ringan dapat menyebabkan:
-
Sesak napas atau ketidakmampuan bernapas
-
Pembengkakan di ekstremitas bawah dan dinding perut
-
Ketidaknyamanan atau kontraksi uterus
-
Malposisi janin, seperti presentasi bokong
Beberapa penyebab polihidramnion yang diketahui meliputi:
-
Cacat lahir yang mempengaruhi saluran pencernaan bayi atau sistem saraf pusat
-
Diabetes pada ibu
-
Kemungkinan komplikasi dari kehamilan kembar identik, di mana satu kembar menerima terlalu banyak darah dan yang lainnya terlalu sedikit
-
Kekurangan sel darah merah pada bayi (anemia janin)
-
Ketidakcocokan darah antara ibu dan bayi
-
Infeksi selama kehamilan
Polihidramnion kerap dikaitkan dengan:
Baca juga: Fenomena Mati Suri, Mitos atau Fakta?
-
Kelahiran prematur
-
Ketuban pecah dini
-
Solusio plasenta, ketika plasenta terlepas dari dinding bagian dalam rahim sebelum melahirkan
-
Prolaps tali pusat, ketika tali pusat turun ke vagina di depan bayi
-
Pengiriman c-section
-
Kelahiran mati
-
Pendarahan berat karena kurangnya tonus otot uterus setelah melahirkan
-
Semakin dini polihidramnion terjadi pada kehamilan dan besar jumlah kelebihan cairan ketuban, semakin tinggi risiko komplikasi.
Cara alternatif untuk mengukur cairan ketuban adalah dengan mengukur kantong terbesar di empat bagian spesifik rahim. Jumlah pengukuran ini adalah indeks cairan ketuban (AFI). AFI sebesar 25 sentimeter atau lebih mengindikasikan polyhydramnios.
Penyedia layanan kesehatan juga akan menggunakan USG terperinci untuk mendiagnosis atau menyingkirkan cacat lahir dan komplikasi lainnya. Penyedia layanan kesehatan mungkin menawarkan tes tambahan jika ibu memiliki diagnosis polihidramnion. Pengujian akan didasarkan pada faktor-faktor risiko, infeksi, dan evaluasi sebelumnya terhadap bayi. Tes tambahan mungkin termasuk:
Baca juga: Ibu Hamil Perlu Tahu, Ini Cara Pengobatan Polihidramnion
-
Tes Darah
Tes darah untuk penyakit menular yang terkait dengan polihidramnion mungkin ditawarkan.
-
Amniosentesis
Amniosentesis adalah prosedur, di mana sampel cairan ketuban yang mengandung sel janin dan berbagai bahan kimia yang diproduksi oleh bayi dikeluarkan dari rahim untuk pengujian. Pengujian dapat mencakup analisis kariotipe yang digunakan untuk menyaring kromosom bayi untuk kelainan.
Jika ibu didiagnosis polihidramnion, penyedia layanan kesehatan akan memonitor kehamilan. Pemantauan dapat meliputi:
-
Tes Non-Stres
Tes ini memeriksa bagaimana denyut jantung bayi bereaksi ketika bayi bergerak. Selama tes, ibu hamil akan mengenakan alat khusus di perut untuk mengukur detak jantung bayi. Ibu hamil mungkin diminta makan atau minum sesuatu untuk membuat bayi aktif. Perangkat, seperti bel juga dapat digunakan untuk membangunkan bayi dan mendorong gerakan.
-
Profil Biofisik
Tes ini menggunakan USG untuk memberikan lebih banyak informasi tentang pernapasan, nada, dan gerakan bayi, serta volume cairan ketuban di dalam rahim. Ini dapat dikombinasikan dengan tes non-stres.
Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai polihidramnion, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untuk ibu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, ibu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan