Benarkah Menikah Pengaruhi Psikologi Seseorang?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   01 Oktober 2019
Benarkah Menikah Pengaruhi Psikologi Seseorang?Benarkah Menikah Pengaruhi Psikologi Seseorang?

Halodoc, Jakarta – Bagaimana pernikahan bisa memberikan pengaruh terhadap kondisi psikolog seseorang itu tergantung apakah pernikahan tersebut, memberikan dampak positif atau negatif. Ketika pernikahan memberikan kebahagiaan, maka itu akan memengaruhi psikologimu ke arah yang positif. Apapun itu, faktor kuncinya adalah kualitas hubunganmu.

Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh MARRIpedia, pernikahan yang sehat dapat melindungi terhadap perasaan kesepian. Ingin tahu lebih lanjut mengenai pengaruh pernikahan terhadap psikologi seseorang, baca selanjutnya di sini!

Mengurangi Perilaku Berisiko

Pernikahan yang membahagiakan akan memberikan efek positif terhadap kesehatan pasangan. Ini dikarenakan pernikahan yang sehat akan membantu pasangan saling menjaga satu sama lain, baik secara fisik maupun psikis. 

Baca juga: Awas, 5 Problematika Ini Bisa Merusak Pernikahan

Orang yang sudah menikah cenderung berpikir dua kali sebelum melakukan perilaku berisiko. Setelah memiliki pasangan, seseorang harus menjadi lebih berhati-hati dan bertanggung jawab. Kebiasaan buruk, seperti merokok dan minum berlebihan atau mengemudi sembrono kadang-kadang ditinggalkan demi pasangan dan anak.

Ada banyak pertanyaan, apakah menikah di usia muda juga memberikan pengaruh terhadap perkembangan psikologi seseorang? Ternyata, lagi-lagi itu tergantung pada kedewasaan dan komitmen satu sama lain. Pasangan yang saling mencintai akan berupaya menghadirkan yang terbaik satu sama lain.

Ini tidak lain karena efek positif lain dari pernikahan adalah bahwa kamu selalu memiliki seseorang untuk merawat ketika jatuh sakit. Pasangan dalam hubungan pernikahan yang bahagia akan pulih lebih cepat saat sakit ketika mereka memiliki seseorang yang merawat, menghibur, dan memberikan dukungan emosional.

Tidak Selamanya Memberikan Efek Positif

Seperti yang sudah disinggung dalam tulisan di atas, pernikahan juga bisa memberikan efek negatif ketika pernikahan justru membawa seseorang pada kondisi yang penuh tekanan. Berada dalam pernikahan yang tegang dan penuh tekanan tidak hanya merugikan kesehatan mental, tetapi juga memengaruhi kesehatan fisik.

Baca juga: Menikah Baik untuk Kesehatan Jantung, Kok Bisa?

Ini termasuk melemahkan sistem kekebalan terutama stres yang disebabkan oleh konflik pernikahan. Seseorang menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan infeksi akibat stres kronis dan kecemasan. Mengapa bisa begitu? 

Salah satu alasannya adalah kerisauan akan komitmen pasangan atau ketika seseorang merasa pasangannya memberikan sedikit kontribusi dalam rumah tangga. Stres semacam ini akan melemahkan sel-T dalam sistem kekebalan yang melawan infeksi dan meningkatkan kadar hormon stres kortisol.

Situasi yang penuh tekanan ini juga akan berkontribusi terhadap risiko penyakit jantung, peningkatan tekanan darah, kadar kolesterol yang lebih tinggi, dan peningkatan indeks massa tubuh.

Kesehatan kardiovaskular tampaknya terkait langsung dengan tingkat stres. Kondisi ini terlihat lebih jelas pada perempuan. Ini mungkin disebabkan karena kecenderungan perempuan untuk menginternalisasi kecemasan dan stres yang pada akhirnya berdampak pada tubuh dan jantung untuk periode lama.

Selain itu, stres dalam pernikahan juga bisa menjadi penyebab peningkatan kadar gula darah dan peningkatan risiko diabetes tipe dua. Stres psikologis yang berkepanjangan atau konflik yang tidak terselesaikan dapat menyebabkan kadar glukosa darah meningkat dalam kurun waktu yang panjang. 

Dalam kondisi seperti ini, tubuh mungkin tidak dapat membuat insulin yang cukup untuk menetralkan glukosa ekstra dalam sistem darah. Orang-orang yang berada dalam situasi stres mungkin juga cenderung kurang berolahraga dan mengabaikan kebiasaan makan yang baik.

Punya masalah dalam pernikahan dan ingin berkonsultasi dengan ahlinya, dapatkan informasi yang kamu butuhkan untuk mengenali dan mengelolanya. Kalau kamu butuh informasi lebih jelas mengenai hal ini, bisa tanyakan langsung ke Halodoc.  

Dokter atau psikolog yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Referensi:
Psychology Today. Diakses pada 2019. How to Make Marriage Work.
Marriage.com. Diakses pada 2019. Positive And Negative Effects Of Marriage On Health.