Benarkah Kanker Rahim Adalah Penyakit Genetik?
Halodoc, Jakarta – Kanker rahim adalah jenis penyakit yang terjadi pada wanita, dan menyerang rahim, atau sistem reproduksi. Sebenarnya, apa penyebab penyakit ini bisa menyerang seseorang? Benarkah ada kaitannya dengan keturunan alias penyakit genetik?
Jenis kanker ini juga sering disebut sebagai kanker endometrium karena sering muncul dan menyerang sel-sel yang membentuk dinding rahim alias endometrium. Meski begitu, kanker ini juga bisa menyerang otot-otot di sekitar rahim dan menyebabkan terbentuknya sarkoma, biarpun hal ini sangat jarang terjadi. Dan ternyata, penyebab penyakit ini sama sekali belum terbukti berhubungan dengan penyakit genetik tertentu.
Baca juga: Perhatikan 5 Gejala Kanker Rahim Sejak Dini
Meski begitu, hingga kini masih belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab penyakit ini. Tapi ada beberapa faktor yang disebut bisa meningkatkan risiko kanker rahim, salah satunya adalah ketidakseimbangan hormon dalam tubuh, terutama hormon estrogen. Tingginya kadar hormon estrogen dalam tubuh disebut bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker rahim.
Selain gangguan pada hormon, risiko penyakit ini juga bisa meningkat karena beberapa faktor, seperti menstruasi dini, kelebihan berat badan alias obesitas, penyakit diabetes, menopause dini, terapi penggantian hormon, serta penggunaan tamoksifen dalam jangka waktu yang panjang. Kabar buruknya, belum diketahui bagaimana cara untuk mencegah penyakit ini, karena penyebabnya pun masih belum diketahui secara pasti.
Namun, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko kanker menyerang, termasuk kanker rahim. Kamu bisa mencegah penyakit ini dengan menjaga berat badan tetap ideal, meningkatkan jumlah konsumsi kedelai, dan menerapkan pola hidup yang sehat, sehingga tidak mudah terserang penyakit.
Baca juga: 3 Jenis Pengobatan untuk Tangani Kanker Rahim
Gejala dan Cara Menangani Kanker Rahim
Gejala kanker rahim yang khas dan umum terjadi adalah perdarahan abnormal yang terjadi pada miss. V. Meski demikian, tidak semua perdarahan pada area ini merupakan tanda dari penyakit kanker rahim. Namun, ada baiknya untuk selalu waspada dan berhati-hati serta lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami perdarahan mencurigakan yang tiba-tiba terjadi.
Perdarahan tanda kanker rahim terjadi setelah wanita mengalami menopause atau saat sedang tidak dalam periode menstruasi, kondisi ini juga bisa ditandai dengan perdarahan berlebihan selama haid. Selain itu, penyakit ini juga ditandai dengan sakit panggul, menurunnya nafsu makan, nyeri saat berhubungan intim, sering merasa kelelahan, mual, serta muncul rasa sakit pada perut bagian bawah.
Pemeriksaan perlu segera dilakukan jika mengalami gejala-gejala, seperti disebutkan di atas. Tujuannya untuk mengetahui apakah gejala yang muncul merupakan tanda penyakit kanker rahim atau bukan. Jika terbukti, pemeriksaan yang dilakukan juga akan menentukan pengobatan yang perlu dilakukan tergantung stadium kanker yang dialami. Penyakit kanker rahim dibagi ke dalam 4 stadium.
Pada stadium 1, kanker yang terjadi hanya menyerang atau terdapat di dalam rahim. Kanker rahim stadium 2 biasanya sudah mulai menyebar, yaitu ke leher rahim alias serviks. Sedangkan pada stadium 3, kanker rahim sudah menyebar ke luar rahim dan menyerang jaringan di sekitar panggul. Stadium 4 adalah yang paling parah. Pada tahap ini, kanker sudah menyebar ke jaringan perut atau organ lain, seperti kantung kemih, usus besar, organ hati, maupun paru-paru.
Baca juga: Mengidap Polip Rahim, Bisakah Sembuh Total?
Cari tahu lebih lanjut seputar penyakit kanker rahim dengan bertanya ke dokter di aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download sekarang di App Store dan Google Play!