Belum Ada Penyebabnya, Inilah Komplikasi Akibat Plasenta Akreta
Halodoc, Jakarta - Dari banyaknya masalah kehamilan, seperti diabetes gestasional, preeklamsia, hingga kurangnya cairan ketuban, masalah plasenta akreta juga bisa saja menghantui para ibu hamil. Plasenta akreta merupakan kondisi ketika pembuluh darah plasenta (ari-ari) atau bagian lain dari plasenta tumbuh terlalu dalam pada dinding rahim.
Ibu yang mengidap kondisi ini mesti harap-harap cemas, sebab masalah ini merupakan problem kehamilan serius yang bisa membahayakan nyawa ibu. Menurut data dari ahli di University of Chicago, Amerika Serikat, setidaknya 1 dari 533 kehamilan di dunia diprediksi mengalami plasenta akreta.
Nah, oleh karena keluhan medis ini enggak boleh dianggap enteng, yuk kenalan dengan masalah kehamilan yang satu ini.
Kenali Gejalanya
Dalam kebanyakan kasus, masalah plasenta ini tidak menimbulkan gejala saat kehamilan berlangsung. Dengan kata lain, enggak ada tanda-tanda yang bisa dilihat secara kasat mata. Kata ahli, kondisi ini umumnya terdeteksi ketika dokter melakukan pemeriksaan USG.
Meski jarang menimbulkan gejala, ada kalanya masalah yang satu ini menimbulkan keluhan medis. Misalnya, menyebabkan perdarahan dari Miss V di minggu ke-28 sampai ke-40 masa kehamilan (trimester ketiga).
Sedangkan parah tidaknya masalah plasenta ini, ditentukan dari seberapa lekat plasenta terhadap dinding rahim. Untuk kasus yang banyak terjadi, plasenta tumbuh terlalu dalam pada dinding rahim. Ada pula kondisi lebih parah ketika plasenta berada semakin dalam hingga mencapai otot rahim (plasenta inkreta).
Enggak cuma itu, meski jarang terjadi bisa saja plasenta menembus seluruh dinding rahim hingga melekat dalam organ lain seperti kandung kemih (plasenta perkreta)
Ada Sederet Komplikasi
Namun yang perlu ditegaskan, masalah plasenta ini tak hanya menyebabkan hal-hal yang telah disebutkan di atas. Sebab, ada kalanya masalah ini bisa menimbulkan komplikasi yang lebih serius setelah persalinan, baik dengan histerektomi maupun tidak.
Kata ahli, komplikasi setelah operasi bisa saja menyebabkan masih menyisakan sebagian besar plasenta, perdarahan yang membahayakan nyawa, dan infeksi. Enggak cuma itu, komplikasinya juga bisa menyebabkan emboli paru atau penyumbatan dari gumpalan darah yang terlepas serta menyumbat di arteri paru-paru.
Namun yang bikin resah lagi, komplikasi ini juga bisa saja mengintai ibu pada kehamilan berikutnya. Mulai dari plasenta akreta terjadi kembali, kelahiran prematur, hingga keguguran.
Perdarahan Hebat
Menurut ahli, seorang wanita dengan masalah kehamilan ini bisa mengalami perdarahan hebat pada Miss V. Pasalnya, mereka bisa saja kehilangan darah sebanyak 3-5 liter darah saat melahirkan. Untuk sekadar perbandingan, rata-rata orang dewasa memiliki sekitar 4,5-5,5 liter darah dalam tubuh mereka. Nah, sudah kebayangkan apa jadinya bila seseorang kehilangan darah sebanyak itu?
Ada kalanya dokter tetap membiarkan plasenta tetap utuh menempel dalam tubuh ibu, sebab bisa saja jaringannya larut seiring waktu. Namun, memilih tindakan tersebut juga bisa berujung pada komplikasi lain yang lebih serius. Contohnya, infeksi rahim parah hingga membutuhkan pengangkatan rahim. Menurut data dari para ahli, sekitar 7 persen ibu dengan kondisi ini, meninggal dunia selama persalinan.
Punya masalah pada kehamilan? Jangan tunda untuk meminta bantuan dokter ahli untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Kamu bisa lho bertanya kepada ahli melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Baca juga:
- Cari Tahu Tentang Plasenta Previa yang Rentan Terjadi
- Sebab dan Akibat Jika Plasenta Bayi Kecil
- 3 Jenis Gangguan Plasenta dan Cara Mengatasinya
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan