Belum Ada Obatnya, Ketahui Komplikasi Penyakit MERS
Halodoc, Jakarta – Virus penyebab MERS masih tergolong dalam keluarga coronavirus, yaitu virus yang juga menyebabkan flu biasa. MERS sejauh ini telah terbukti menginfeksi manusia, unta, dan kelelawar. Awalnya, MERS diduga mulai menginfeksi kelelawar yang kemudian ditransmisikan ke unta. Dari unta, kemudian MERS menular ke manusia. Itu mengapa MERS dianggap sebagai virus zoonosis karena dapat menular dari hewan ke manusia.
Baca Juga: Ini 7 Fakta tentang Penyakit MERS
Produk unta berupa daging dan susu menjadi sumber utama infeksi MERS ke manusia. Antibodi terhadap virus ini telah diidentifikasi dari unta di Qatar, Mesir, dan Arab Saudi. Keberadaan antibodi menunjukkan bahwa jenis hewan tersebut telah terpapar virus.
Virus penyebab MERS menular melalui saluran pernapasan dan udara. Namun, terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa virus dapat bertahan hidup dalam susu unta mentah dalam jangka panjang. Selain itu virus ini juga bisa menular secara tidak langsung melalui benda yang sudah terpapar virus. Sejauh ini, belum ada pengobatan untuk menyembuhkan MERS, sehingga pengidapnya perlu mendapatkan perawatan medis untuk meredakan gejala dan mengurangi risiko komplikasi.
Gejala MERS
Gejala MERS yang paling umum adalah:
- Demam lebih dari 38 derajat celcius.
- Batuk.
- Sesak napas.
- Panas dingin.
- Sakit dada.
- Pegal-pegal.
- Sakit tenggorokan.
- Malaise.
- Sakit kepala.
- Diare.
- Mual dan muntah.
Baca Juga: Penanganan Pertama yang Bisa Dilakukan Saat Terinfeksi MERS
Komplikasi MERS
Dalam banyak kasus, umumnya pengidap MERS tidak memiliki gejala atau mengalami gangguan pernapasan ringan. Jika terjadi kesulitan pernapasan yang parah, pengidap MERS membutuhkan ventilasi mekanis. Dokter juga menganjurkan agar pengidap untuk menetap di rumah sakit sampai benar-benar pulih. Pasalnya, MERS adalah penyakit yang menular dan belum ada obatnya sehingga pengidapnya perlu diisolasi.
Dalam beberapa kasus, MERS juga dapat menyebabkan komplikasi parah yang lebih berisiko dialami oleh lansia, pengidap penyakit kronis, dan orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah. Komplikasinya meliputi:
- Infeksi paru-paru (pneumonia).
- Kegagalan bernapas hingga membutuhkan mesin pernapasan (ventilator).
- Gagal ginjal dan organ lainnya.
- Infeksi luas dan tekanan darah rendah (syok septik).
- Kematian.
Pencegahan MERS
Untuk mengurangi risiko infeksi MERS, ada beberapa tips pencegahan yang bisa dilakukan. Tips ini perlu dipatuhi terutama bagi orang-orang yang ingin bepergian ke daerah Timur Tengah. Langkah pencegahannya meliputi:
- Rutin mencuci tangan dengan sabun dan air, setidaknya selama 20 detik. Terutama sebelum makan, saat menyiapkan makanan, setelah pergi ke toilet, dan setelah menyentuh hewan.
- Hindari konsumsi daging mentah atau makanan yang disiapkan dalam kondisi tidak higienis.
- Pastikan buah dan sayuran dicuci dengan benar sebelum dikonsumsi.
- Minimalkan kontak dekat dengan pengidap gejala pernapasan akut yang disertai demam.
- Gunakan masker saat bepergian atau menggunakan kendaraan umum.
- Tutup mulut saat batuk atau bersin.
Baca Juga: Waspada, 4 Penyakit Kronis Ini Dapat Tertular MERS
Cari pertolongan medis segera jika kamu mengalami penyakit pernapasan akut yang disertai demam, terutama setelah bepergian ke tempat endemis MERS. Kalau kamu punya pertanyaan lain seputar penyakit MERS, tanyakan saja ke dokter Halodoc. Gunakan fitur Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan