Begini yang Terjadi pada Otak ketika Seseorang Alami Koma
Halodoc, Jakarta - Koma adalah suatu keadaan tidak sadar yang mendalam dan umumnya terjadi diakibatkan oleh trauma dari kecelakaan, misalnya seperti benturan keras di kepala. Di samping itu, koma juga bisa disebabkan oleh kondisi medis, seperti beberapa jenis infeksi. Seseorang yang mengidap koma tidak sadarkan diri seutuhnya, berbeda dengan tidur yang dapat bangun sewaktu-waktu.
Walau begitu, hal tersebut tidak sama dengan kematian otak. Orang yang mengalami koma tersebut tetap hidup, tetapi tidak dapat merespons secara normal terhadap lingkungan yang ada di sekitarnya. Tingkat kesadaran dan daya tanggap seseorang tergantung dari seberapa banyak otak yang masih berfungsi.
Koma yang terjadi umumnya berlangsung selama hitungan hari atau minggu, jarang yang dapat terjadi selama tahunan. Jika seseorang mengidap koma, hal ini merupakan keadaan darurat medis yang membutuhkan pertolongan segera. Sebuah tindakan penyerahan ke ahli medis dengan cepat dapat menjaga fungsi dari otak orang tersebut.
Seseorang yang mengidap koma tidak dapat dibangunkan dan juga tidak merespons rasa sakit, cahaya, hingga suara dengan cara yang normal. Walau tidak bergerak seperti orang normal, tubuhnya tetap melakukan pola tidur yang normal. Selain itu, fungsi dari pernapasan dan sirkulasi udara di tubuh tetap berfungsi, hanya saja kemampuan berpikirnya mendapat tekanan.
Koma dapat terjadi karena berbagai penyebab, seperti keracunan, penyakit, atau infeksi yang memengaruhi sistem saraf pusat, cedera serius, dan hipoksia, atau kekurangan oksigen. Walau begitu, dokter mungkin saja sengaja menyebabkan koma pada seseorang untuk melindungi orang tersebut dari rasa sakit saat operasi atau saat proses penyembuhan. Selain itu, digunakan juga untuk melindungi fungsi otak yang lebih tinggi.
Baca Juga: Ini yang Terjadi Pada Seseorang dalam Keadaan Koma
Hal yang Terjadi Ketika Seseorang Mengalami Koma
Seseorang dapat disebut berada "dalam keadaan koma" apabila otak menunjukkan nol kesadaran atau proses kognitif yang akan terjadi saat bangun, dan tidak dapat menunjukkan respons terhadap rangsangan eksternal. Kesadaran dari orang tersebut telah mati sementara, karena gangguan komunikasi otak antara batang otak dan otak besar yang mengendalikan fungsi kognitif.
Sistem yang melakukan komunikasi ini adalah sistem pengaktif retikuler, dan malfungsi adalah mekanisme yang menyebabkan seseorang masuk dalam keadaan koma. Aktivitas otak seseorang dapat diukur dalam banyak cara untuk menentukan koma atau tidak, yaitu dengan elektroensefalogram, atau EEG, oleh MRI, dan upaya lain untuk menemukan kelainan yang terjadi pada jaringan otak.
Seseorang yang dalam keadaan koma dapat berkomunikasi atau sadar tentang kondisinya, tetapi hal ini menunjukkan bahwa otak dalam keadaan koma mungkin melakukan sesuatu secara neurologis untuk mencoba dan melindungi dirinya sendiri. Seseorang yang dalam keadaan ini tidak mampu menghasilkan respons terhadap rangsangan luar.
Baca Juga: Koma Bisa Terjadi Bertahun-Tahun, Mengapa?
Alami Koma, Bagaimana Cara Mengobatinya?
Koma adalah sebuah keadaan darurat medis yang serius. Para ahli kesehatan akan mulai dengan memastikan kelangsungan hidup pada seseorang yang mengalaminya dan mengamankan pernapasan dan sirkulasi untuk memaksimalkan jumlah oksigen yang mencapai otak. Seorang dokter dapat memberikan glukosa atau antibiotik bahkan sebelum hasil tes darah siap, jika pengidapnya mengalami syok diabetes atau memiliki infeksi otak.
Pengobatan akan tergantung pada penyebab koma yang mendasarinya, misalnya gagal ginjal, penyakit hati, diabetes, keracunan, dan sebagainya. Jika ada pembengkakan otak, pembedahan mungkin diperlukan untuk mengurangi tekanan terhadap otak.
Baca Juga: Koma Bisa Terjadi Pada Bayi, Apa Penyebabnya?
Itulah hal-hal yang terjadi ketika seseorang mengalami koma. Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal gangguan ini, dokteri dari Halodoc siap membantu. Caranya yaitu dengan download aplikasi Halodoc di smartphone kamu!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan