Begini Pemeriksaan untuk Deteksi SARS

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   17 Juli 2019
Begini Pemeriksaan untuk Deteksi SARSBegini Pemeriksaan untuk Deteksi SARS

Halodoc, Jakarta - SARS merupakan salah satu penyakit yang berbahaya. Pengidap kondisi ini bisa saja kehilangan nyawanya jika tidak diberikan penanganan yang tepat dengan segera. Pengidap penyakit ini juga membutuhkan ruang isolasi khusus guna mencegah terjadinya penyebaran yang tidak terkendali. Lalu, bagaimana proses pemeriksaan guna mendeteksi adanya SARS pada seseorang? 

Baca juga: Cara Pengobatan SARS yang Penting Untuk Diketahui

SARS, Penyakit Gangguan Pernapasan yang Mematikan

SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus corona SARS (SARS-CoV). Virus ini akan menyebabkan pengidapnya mengalami gangguan pernapasan akut. Ini adalah kondisi gawat darurat yang membutuhkan penanganan cepat. Karena jika tidak, kehilangan nyawa merupakan risiko yang akan dialami oleh pengidapnya.

Ketahui Gejala yang Muncul pada Pengidap SARS

Gejala biasanya baru akan muncul setelah 10 hari seseorang terpapar virus corona SARS (SARS-CoV). Karena gejalanya mirip dengan penyakit flu, penyakit ini sedikit susah untuk diidentifikasi. Gejalanya meliputi demam, batuk kering, sakit tenggorokan, kesulitan bernapas, sakit kepala, kehilangan nafsu makanan, pusing, diare, serta berkeringat pada malam hari.

Jika sudah diketahui bahwa pengidap memiliki gejala penyakit SARS, biasanya dokter akan menjauhkan orang-orang dengan gejala tersebut dari orang-orang yang sehat. Karantina biasanya dilakukan selama 10 hari guna mencegah penyebaran virus. Karantina juga akan dilakukan di tempat yang tertutup dan jauh dari orang yang sehat.

Baca juga: Cara Penularan SARS yang Harus Diketahui

Penyakit SARS, Apa yang Menjadi Penyebabnya?

Virus SARS (SARS-CoV) merupakan penyebab utama penyakit SARS. Virus ini juga yang menyebabkan flu pada seseorang. Virus ini biasanya disebarkan melalui sistem pernapasan hewan kelelawar dan musang, sehingga seseorang dapat tertular juga menghirup udara yang telah terkontaminasi virus ini.

Selain menghirup udara yang telah terkontaminasi, penyakit ini juga dapat disebarkan melalui benda yang telah terkontaminasi air liur, feses, atau urine pengidap. Kontak fisik langsung dengan pengidap juga dapat menjadi penyebab dari penyakit SARS. Selain itu, beberapa faktor risiko yang dapat memicu terjadinya penyakit SARS, antara lain:

  • Mengunjungi daerah yang telah terinfeksi virus SARS (SARS-CoV).

  • Tidak menjaga kebersihan diri dengan baik.

  • Tidak memakai masker penutup mulut saat bepergian.

Begini Pemeriksaan untuk Deteksi SARS

Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya Severe Acute Respiratory Syndrome biasanya dilakukan dengan melihat riwayat medis pengidapnya. Kemudian, dokter akan melakukan tes darah dan feses guna melihat apakah darah dan kotoran telah terkontaminasi virus SARS (SARS-CoV). Selain tes darah, radiografi dan CT scan juga akan dilakukan jika dokter menduga adanya komplikasi penyakit SARS pada bronkitis dan pneumonia.

Baca juga: Gejala SARS yang Perlu Diwaspadai

Untuk menghindari terjadinya penyebaran virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome, beberapa hal yang bisa kamu lakukan, yaitu menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah, sering mencuci tangan dengan sabun antiseptik, gunakan masker saat bepergian ke luar rumah, serta cuci bersih barang-barang yang dicurigai telah terkontaminasi.

Jika kamu merasa ada kelainan pada pernapasan kamu, Halodoc bisa jadi solusinya! Kamu bisa diskusi langsung dengan dokter ahli mengenai masalah kesehatan yang kamu alami. Jika dirasa bermasalah, dokter akan memberikan resep obat dan pesanan kamu akan diantar ke tempat tujuan dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya di Google Play atau App Store!