Begini Diagnosis untuk Deteksi Quadriplegia
Halodoc, Jakarta - Kelumpuhan pada area tangan, badan, kaki, dan juga organ pelvis dalam dunia medis disebut sebagai quadriplegia atau tetraplegia. Kondisi ini muncul akibat saraf tulang belakang mengalami kerusakan sehingga pengidapnya mengalami kerusakan atau kehilangan indera perasa dan pergerakan.
Kondisi quadriplegia bisa muncul setelah seseorang mengalami cedera pada saraf tulang belakang. Pengidapnya akan menunjukkan beberapa gejala, seperti:
-
Tekanan darah yang sangat rendah.
-
Detak jantung kian melambat.
-
Kesulitan bernapas, atau tidak dapat bernapas tanpa bantuan.
-
Mengalami luka pada kulit dan otot berkontraksi.
-
Pembekuan darah yang dapat mengancam nyawa.
-
Masalah pada kemih atau usus.
Jika tidak diatasi segera, gejala di atas dapat menyebabkan stroke bahkan kematian.
Baca Juga: Hati-Hati, Gangguan Pencernaan Jadi Gejala Quadriplegia
Bagaimana Cara Mendiagnosis Quadriplegia?
Untuk memastikan seseorang terkena quadriplegia, dokter melakukan berbagai pemeriksaan. Sebagai pemeriksaan awal, dokter melakukan wawancara, pemeriksaan fisik menyeluruh, dan pemeriksaan saraf.
Namun, apabila penyebabnya adalah polio, maka perlu dilakukan pemeriksaan darah untuk menilai adanya antibodi terhadap virus polio dan pemeriksaan feses guna mengisolasi virus. Sementara itu, apabila diduga penyebabnya adalah cedera tulang belakang atau tumor, maka dibutuhkan pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI) tulang belakang untuk mengetahui detail lokasi kelainan dan beratnya kelainan yang dialami.
Bila penyebabnya adalah GBS atau myasthenia gravis, maka pemeriksaan kekuatan otot melalui elektromiografi (EMG) perlu dilakukan. Pemeriksaan analisis cairan otak melalui pungsi lumbal juga kadang perlu dilakukan untuk memastikan ada tidaknya GBS.
Baca Juga: Kenali Gejala Cedera Saraf Tulang Belakang yang Bisa Berakibat Fatal
Lantas, Bagaimana Cara Mengobati Quadriplegia
Pengobatan quadriplegia bervariasi, disesuaikan dengan penyebabnya. Jika kondisi ini disebabkan karena polio dan DMD, maka dipastikan kondisi ini tidak akan pernah bisa sembuh. Namun, untuk melakukan rehabilitasi medik, pengidapnya menjalani fisioterapi dan latihan fisik agar otot tidak semakin mengecil akibat kelumpuhan yang dialami.
Sementara itu, quadriplegia yang terjadi akibat cedera tulang belakang, pengobatan wajib secepat mungkin dilakukan. Agar cedera bisa pulih, obat yang diberikan berupa kortikosteroid dosis tinggi dalam waktu kurang dari 8 jam setelah cedera terjadi.
Untuk GBS, maka kondisi ini diobati dengan obat antiradang yaitu kortikosteroid. Jika tak kunjung membaik dengan obat tersebut, maka dokter mempertimbangkan pengobatan dengan immunoglobulin intravena. Sementara itu, quadriplegia yang terjadi karena myasthenia gravis umumnya diatasi dengan obat piridostigmin atau neostigmin.
Jika quadriplegia terjadi karena tumor, maka pengobatannya dengan operasi, kemoterapi, atau radiasi, tergantung dari jenis tumor yang menyerang tulang belakang.
Sementara itu, terdapat beberapa upaya untuk membantu pengobatan quadriplegia. Langkah pengobatan yang bisa dilakukan antara lain:
-
Hati-hati dalam berkendara karena kecelakaan merupakan penyebab utama dari cedera pada saraf tulang belakang. Pastikan untuk menggunakan sabuk pengaman setiap menyetir atau berada di dalam mobil.
-
Hindari jatuh.
-
Berhati-hati saat berolahraga.
-
Jangan minum alkohol atau obat yang menyebabkan kantuk saat hendak berkendara.
-
Minum obat sesuai petunjuk.
Baca Juga: Trauma Benturan Kepala Bisa Berujung Tumor Otak?
Itulah penjelasan mengenai penyakit quadriplegia yang wajib kamu ketahui. Jika mengalami penyakit ini, kamu harus memeriksakan diri ke dokter. Dengan melakukan penanganan yang tepat di rumah sakit, maka hal ini bisa meminimalisir risiko. Kini kamu bisa pilih dokter di rumah sakit yang tepat sesuai dengan kebutuhan kamu melalui aplikasi Halodoc. Praktis, bukan? Yuk, segera download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!