Begini Cara Mendeteksi Bayi dengan Kondisi Tongue-tie
Halodoc, Jakarta – Jika ibu menduga bayi memiliki tongue-tie, maka ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan di rumah. Gunakan temuan tersebut dan bandingkan dengan gejala tongue-tie yang akan dijelaskan dalam tulisan di bawah ini.
Tampilan Visual
Pemeriksaan pertama yang bisa dilakukan adalah untuk melihat apakah ibu dapat melihat frenulum linguae (lipatan mukosa membran yang membentang dari bagian bawah mulut dan terhubung hingga bagian tengah bawah lidah) saat bayi mengangkat lidahnya.
Apakah sampai ke ujung lidah? Apakah tebal? Ibu juga dapat meraba area tersebut dengan menekan dua jari ke bawah. Cara terbaik untuk memeriksa tongue-tie adalah dengan menggerakkan jari di bawah lidah bayi.
Benjolan kecil di bawah lidah dapat mengindikasikan masalah potensial pada bayi. Benjolan yang lebih besar biasanya berarti tongue-tie yang dialami bayi dapat lebih memberikan risiko pada pertumbuhan dan perkembangannya. Terutama masalah yang lebih terasa adalah ketika bayi menyusui.
Selain penampakan visual, ada beberapa hal lain yang bisa dilakukan ibu untuk mendeteksi bayi dengan kondisi tongue-tie, seperti:
-
Mengalami kesulitan saat menyusui
-
Kendala dalam pertumbuhan gigi
-
Bentuk lidah W bercabang ketika anak membuka mulut
-
Pembelajaran vokal yang kaku dan tertunda
-
Bentuk lidah yang tidak biasa, datar, dan lebar.
-
Anak mengalami keresahan dan kecemasan, terutama terkait dengan makan
-
Terdapat jarak antara gigi depan bawah
-
Makan berantakan, tidak bisa menjilat bibir, atau membersihkan gigi dengan lidah
-
Kesulitan memainkan alat musik tiup seperti seruling.
-
Mengeluarkan air liur berlebihan
-
Bayi tidak bisa sepenuhnya menyusu sampai selesai
-
Sering tersedak susu karena menghirup udara sambil menyusui
-
Jatuh tertidur saat disusui, lalu bangun beberapa saat kemudian untuk menyusui lagi
-
Episode menyusui diperpanjang alias sesi menyusui marathon
Kondisi tongue-tie juga dapat dideteksi dari ibu di mana puting ibu akan mengalami nyeri karena bayi mengisap dengan ekstrem serta aliran ASI yang sedikit. Walaupun perkembangan ucapan setiap anak berbeda dan semua aspek fungsi lisan perlu dipertimbangkan, tetapi tetap saja kondisi tongue-tie bisa memengaruhi perkembangan bicara pada anak-anak.
Lidah adalah sistem otot kompleks yang mengarahkan fungsi pernapasan dan saluran napas. Kurang gerak dapat mencegah lidah menjangkau gigi. Hal ini dapat mencegah pembersihan mulut dan meningkatkan risiko penyakit gigi. Selain itu, juga dapat mencegah seorang anak memainkan alat musik tiup.
Pertumbuhan lidah yang buruk juga dapat menjadi penyebab gigi atas bengkok. Hal ini bisa membatasi kemampuan seorang anak untuk bernapas melalui hidungnya. Kondisi tongue-tie juga membuat lidah lebih sering berada di gigi depan bawah. Lidah yang menyisipkan ke gusi di dekat gigi ini juga dapat menyebabkan resesi gusi dan perubahan bentuk gigi depan bawah menjadi bengkok.
Gejala sleep apnea dan kesulitan bernapas dengan hidung menjadi risiko lain yang ditimbulkan dari kondisi tongue-tie. Bahkan, bukan tak mungkin bayi mengalami ketidakseimbangan rahang yang menyebabkan sakit kepala dan nyeri rahang karena dipicu oleh tongue-tie.
Kalau ingin mengetahui lebih dalam mengenai cara mendeteksi bayi dengan kondisi tongue-tie serta bagaimana cara penanganannya, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untuk ibu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, ibu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan