Begini Cara Diagnosis Hepatitis D

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   12 Juni 2019
Begini Cara Diagnosis Hepatitis DBegini Cara Diagnosis Hepatitis D

Halodoc, Jakarta - Hepatitis D atau disebut sebagai virus hepatitis delta, adalah infeksi yang menyebabkan hati menjadi radang. Pembengkakan ini dapat merusak fungsi hati dan menyebabkan masalah hati jangka panjang, termasuk jaringan parut hati dan kanker.

Kondisi ini disebabkan oleh virus hepatitis D (HDV). Berbeda dengan hepatitis lain, hepatitis D tidak dapat tertular dengan sendirinya. Gangguan ini hanya dapat menginfeksi orang yang sudah terinfeksi hepatitis B.

Hepatitis D dapat bersifat akut atau kronis. Hepatitis D akut terjadi secara tiba-tiba dan biasanya menyebabkan gejala yang lebih parah. Walau begitu, gangguan tersebut mungkin sembuh dengan sendirinya.

Jika infeksi berlangsung selama enam bulan atau lebih, kondisinya dikenal sebagai hepatitis D kronis. Versi infeksi jangka panjang berkembang secara bertahap dari waktu ke waktu. Virus mungkin ada dalam tubuh selama beberapa bulan sebelum gejala muncul.

Ketika hepatitis D kronis berkembang, kemungkinan komplikasi meningkat. Banyak orang dengan kondisi ini akhirnya mengembangkan sirosis, atau jaringan parut hati yang parah. Saat ini tidak ada obat atau vaksin untuk hepatitis D, tetapi dapat dicegah pada orang yang belum terinfeksi hepatitis B. Pengobatan juga dapat membantu mencegah gagal hati ketika kondisi terdeteksi dini.

Baca Juga : Ketahui 5 Faktor Risiko Hepatitis D

Penyebab Hepatitis D

Sebelum membahas tentang diagnosis hepatitis D, ada baiknya untuk mengetahui hal yang dapat menyebabkannya. Seseorang dapat mendapatkan hepatitis D jika bersentuhan dengan darah atau cairan tubuh lain dari seseorang yang mengidap gangguan ini.

Namun, itu hanya dapat menginfeksi seseorang jika kamu mengidap hepatitis B. Hepatitis tipe tersebut membutuhkan jenis hepatitis B untuk bertahan hidup. Terdapat dua cara yang dapat menyebabkan gangguan tersebut, yaitu:

  1. Koinfeksi: Kamu dapat tertular HBV dan HDV secara bersamaan
  2. Super-infeksi: Kamu dapat mengidap hepatitis B terlebih dahulu, kemudian berkembang menjadi HDV. Cara ini adalah cara paling umum untuk mendapatkan hepatitis D.

Gejala Hepatitis D

Hepatitis D tidak selalu menimbulkan suatu gejala. Namun, ketika terjadi, gejala yang sering muncul adalah:

  • Kulit dan mata menguning, yang disebut penyakit kuning.
  • Nyeri sendi.
  • Sakit perut.
  • Muntah.
  • Kehilangan selera makan.
  • Urine gelap.
  • Kelelahan.

Gejala-gejala hepatitis B dan hepatitis D serupa, sehingga sulit untuk menentukan penyakit mana yang menyebabkan gejala tersebut timbul. Dalam beberapa kasus, hepatitis D dapat memperburuk gejala hepatitis B.

Baca Juga : Begini Pengobatan dan Pencegahan Hepatitis D

Diagnosis Hepatitis D

Jika kamu menunjukkan gejala-gejala dari hepatitis D, segera untuk memastikannya ke ahli medis. Gejala umum dari gangguan terhadap penyakit hati tersebut adalah penyakit kuning. Jika hal itu tidak terjadi, kemungkinan dokter tidak mencurigai bahwa kamu mengidap hepatitis.

Untuk membuat diagnosis yang akurat, dokter kamu akan melakukan tes darah yang dapat mendeteksi antibodi anti-hepatitis D dalam darah. Jika antibodi ditemukan, berarti kamu telah terpapar virus.

Dokter juga akan memberi tes fungsi hati jika dicurigai apabila kamu memiliki kerusakan hati. Hal ini adalah tes darah yang mengevaluasi kesehatan hati dengan mengukur kadar protein, enzim hati, dan bilirubin dalam darah. Hasil dari tes fungsi hati akan menunjukkan apakah hati kamu mengalami stres atau rusak.

Baca Juga : 4 Gaya Hidup Sehat untuk Pengidap Hepatitis D

Itulah cara untuk mendiagnosis hepatitis D pada seseorang. Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal gangguan tersebut, dokter dari Halodoc siap membantu. Caranya yaitu dengan download aplikasi Halodoc di smartphone kamu!