Jaga Kesehatan Hati, Ini Bedanya Perlemakan Hati Alkohol dan Perlemakan Hati Non-Alkohol
Halodoc, Jakarta - Penyakit perlemakan hati dibedakan menjadi dua, yaitu perlemakan hati alkohol dan non-alkohol. Penyakit ini kebanyakan dialami oleh orang-orang yang berusia di atas 40 tahun. Jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan hati, inilah perbedaan dari kedua jenis penyakit perlemakan hati.
Baca juga: Bukan Cuma Alkoholik, Perlemakan Hati Bisa Terjadi pada Siapa Saja
Ini Bedanya Perlemakan Hati Alkohol dan Non-Alkohol
Perlemakan hati punya nama medis hepatic steatosis, yaitu adanya penumpukan lemak yang berlebih pada organ hati. Penumpukan ini akan menimbulkan gangguan pada fungsi hati yang seharusnya digunakan untuk memproses makanan dan minuman, serta menyaring zat berbahaya dari darah. Perbedaan pada perlemakan hati alkohol dan non-alkohol sendiri hanya terletak pada pengidapnya. Apakah si pengidap sering mengonsumsi minuman beralkohol atau tidak.
Ini Gejala pada Pengidap Perlemakan Hati Alkohol dan Non-Alkohol
Dari kedua kondisi tersebut, perlemakan hati alkohol dan non-alkohol akan menimbulkan gejala yang mirip. Seseorang bisa dikatakan mengidap kondisi ini jika organ hati memiliki berat lebih banyak dari ukuran hati orang normal. Gejala yang akan muncul meliputi kehilangan nafsu makan, nyeri perut pada perut bagian kanan atas, lemas, penurunan berat badan, nyeri kepala, dan merasa sering kelelahan.
Baca juga: Hati Lebih Berat dari Normal, Waspada Perlemakan Hati
Ini yang Jadi Penyebab dari Perlemakan Hati Alkohol dan Non-Alkohol
Perlemakan hati bisa terjadi ketika tubuh memproduksi lebih banyak lemak sementara proses pemecahannya di hati tidak cukup cepat, sehingga lemak tertimbun dalam jaringan hati. Penyakit ini lebih banyak terjadi akibat konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan. Akibatnya, hati tidak bisa memproses dan memecah zat beracun yang terkandung dalam alkohol, maka terjadilah perlemakan hati. Selain disebabkan oleh alkohol, penyakit ini juga bisa diduga oleh beberapa hal di bawah ini:
-
Nekrosis atau kematian sel hati atau apoptosis.
-
Adanya peradangan pada jaringan lemak.
-
Stres oksidatif, yaitu ketidakseimbangan antara bahan kimia prooksidan dan antioksidan yang menyebabkan kerusakan pada sel hati.
-
Adanya bakteri usus yang dianggap sebagai penyebab terjadinya peradangan pada hati.
Pencegahan pada Perlemakan Hati Alkohol dan Non-Alkohol
Jangan anggap remeh penyakit ini, gejala yang dibiarkan akan menimbulkan masalah serius pada kesehatan. Ini pencegahan yang bisa kamu lakukan sebelum mengidap penyakit perlemakan hati alkohol dan non-alkohol.
-
Pada pengidap perlemakan hati alkohol. Sebagai upaya pencegahan, kamu bisa berhenti atau membatasi konsumsi minuman beralkohol, setidaknya mencoba berhenti selama enam minggu untuk mengurangi lemak yang ada dalam hati.
-
Sedangkan pada pengidap perlemakan hati non-alkohol, kamu bisa melakukan upaya untuk menurunkan berat badan, mengendalikan kadar gula dalam darah, lakukan diet sehat jika berat badan kamu berlebih, dan kendalikan kolesterol agar tetap dalam batas normal.
Untuk kedua kondisi di atas, hal yang paling penting dilakukan adalah jaga kesehatan dengan berolahraga secara rutin, konsumsi daging ayam dan ikan sebagai pengganti daging, hindari minuman dengan kadar gula tinggi, konsumsi makanan sehat dan makanan dengan kadar kalori tinggi, seperti gandum, buah-buahan, sayuran, jagung, kentang, dan roti.
Baca juga: 7 Jenis Asupan Sehat untuk Mengurangi Perlemakan Hati
Jika kamu ingin berdiskusi seputar masalah kesehatan tubuhmu, Halodoc bisa jadi solusinya. Dengan aplikasi Halodoc, kamu bisa ngobrol langsung dengan dokter ahli di mana pun dan kapan pun via Chat atau Voice/Video Call. Kamu juga bisa membeli obat di Halodoc, lho. Tanpa perlu keluar rumah, pesanan kamu akan diantar dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya sekarang di Google Play atau App Store!