Bedanya Campak Biasa dan Campak Jerman
Halodoc, Jakarta – Beberapa waktu yang lalu, imunisasi campak Jerman alias Rubella sempat mencuri perhatian. Sebab penyebab yang satu ini ternyata sangat menular dan bisa berbahaya. Apalagi jika tertular pada ibu hamil.
Jika ibu hamil tertular rubella, risiko mengalami keguguran atau cacat lahir pada bayi akan menjadi lebih tinggi. Salah satu ancaman dari penyakit ini adalah terjadinya Sindroma Rubella Kongenital atau Congenital Rubella Syndrome (CRS), yaitu sebuah sindrom kecacatan yang membuat bayi baru lahir mengalami kelainan.
Kelainan yang terjadi meliputi gangguan pada jantung dan mata, ketulian dan keterlambatan perkembangan. Penularan virus Rubella dari ibu hamil ke janin adalah melalui saluran plasenta. Lantas, apa bedanya campak jerman dengan campak yang selama ini sudah dikenal?
Baca juga: Hindari Tertular Campak dengan Vaksin
Meski sama-sama menimbulkan ruam merah pada kulit, penyebab kedua penyakit ini ternyata berbeda. Selain itu, perjalanan dan penularannya pun berbeda pula. Yuk, cari tahu apa perbedaan antara campak dengan campak jerman alias rubella!
Campak
Penyakit yang memiliki gejala khas munculnya ruam merah pada kulit ini disebabkan oleh infeksi virus jenis paramyxovirus. Selain ruam merah, gejala lain yang sering muncul adalah demam, kehilangan nafsu makan, infeksi telinga, mata terasa sensitif pada cahaya, hingga diare.
Biasanya, gejala-gejala ini akan mulai muncul pada 10 hingga 14 hari setelah virus menginfeksi. Penyakit ini umumnya bisa membuat anak beristirahat hingga 5 hari. Berita buruknya, jika penyakit ini dibiarkan dan tidak mendapat penanganan yang tepat bisa memicu penyakit yang lebih parah, yaitu radang otak.
Cara penyebaran virus campak adalah melalui benda-benda di sekitar. Virus biasanya menempel pada permukaan benda dan berpindah saat kamu menyentuhnya. Virus campak yang sudah menempel di tangan akan lebih mudah berpindah ke hidung, hingga mulut dan membuat tubuh terinfeksi.
Campak Jerman (Rubella)
Campak yang satu ini terjadi karena infeksi dari virus Rubella. Penyakit ini sangat menular, bahkan bisa menyebar melalui udara, salah satunya melalui bersin dan batuk. Umumnya campak Jerman membutuhkan waktu sekitar 14–21 hari untuk menimbulkan gejala.
Baca juga: Ini Alasan Seberapa Penting Imunisasi Campak
Uniknya, campak jerman biasanya memiliki gejala yang lebih ringan dibanding campak. Namun jika menyerang wanita yang hamil di bawah usia dua minggu, virus bisa menyebabkan keguguran, atau cacat lahir seperti kehilangan pendengaran dan kerusakan otak.
Gejala campak jerman yang terjadi pada anak biasanya akan lebih tidak terlihat dibanding pada orang dewasa. Bahkan, ada kasus pengidap rubella yang tidak menunjukkan gejala sama sekali namun mengalami infeksi virus dan dapat menyebarkan penyakit.
Baca juga: Perlu Tahu Vaksin MR dan MMR untuk Anak
Penularan virus penyebab campak jerman dapat dicegah dengan vaksin MR. Yaitu vaksin gabungan untuk campak dan campak Jerman sesuai dengan rekomendasi dari organisasi kesehatan dunia alias WHO.
Karena gejalanya yang sering terlambat disadari, sebaiknya segera temui dokter jika mengalami tanda-tanda dari penyakit campak. Pertolongan pertama sangat penting untuk mencegah komplikasi penyakit yang lebih serius.
Jika ragu dan butuh saran dokter, coba sampaikan keluhan awal seputar masalah kesehatan atau kecurigaan campak pada dokter di aplikasi Halodoc. Hubungi dokter lewat Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan rekomendasi beli obat dan tips menjaga kesehatan dari dokter terpercaya. Yuk, segera download di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan