BBM di Indonesia Bikin Polusi Udara Semakin Enggak Sehat

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   11 Januari 2019
BBM di Indonesia Bikin Polusi Udara Semakin Enggak SehatBBM di Indonesia Bikin Polusi Udara Semakin Enggak Sehat

Halodoc, Jakarta - Jakarta adalah sebuah kota identik dengan padatnya kendaraan, terutama ketika jam berangkat dan pulang kantor. Kemacetan yang terjadi dapat menyebabkan gas buang dari kendaraan terlampau banyak, sehingga mengakibatkan polusi udara. Gas yang keluar dari kendaraan umumnya adalah karbon monoksida yang dapat berbahaya jika kandungan tersebut masuk ke tubuh terlalu banyak.

Kendaraan tersebut menggunakan bahan bakar minyak (BBM) untuk menjalankannya, apabila menggunakan listrik tidak akan mengeluarkan gas buang. Bahan bakar yang dapat membahayakan bagi kesehatan adalah yang oktannya rendah, seperti Premium. Bahan bakar tersebut dapat langsung mencemari lingkungan yang akhirnya akan berbahaya bagi kesehatan orang-orang yang tinggal di daerah tersebut.

Baca juga: 4 Pengaruh Polusi Udara pada Kesehatan

Di Jakarta, sebanyak 75 persen polusi udara yang terjadi memang disebabkan oleh kendaraan bermotor. Semua orang di Jakarta sangat bergantung pada kendaraan bermotor, khususnya motor dan mobil. Penjualan kendaraan yang mudah diakses dan surat izin mengendarai kendaraan yang didapatkan juga menjadi faktor yang membuat jumlah kendaraan semakin banyak.

Di Indonesia, kualitas bahan bakar yang digunakan masih terbilang buruk karena menggunakan standar Euro 2. Padahal, beberapa negara di sekitarnya sudah menetapkan standar Euro 4 untuk bahan bakar. Bahkan, di negara-negara maju sudah meningkatkan standarnya agar polusi udara tidak terjadi menjadi Euro 6. Peran pemerintah yang tegas dapat mencegah banyak orang terserang berbagai penyakit, terutama penyakit pernapasan.

Baca juga: Polisi Udara Bisa Sebabkan Diabetes?

Faktanya, meskipun seseorang menggunakan masker ketika terjadi pencemaran udara, tapi dampak dari polusi udara yang terjadi tetap akan terhirup dan masuk ke dalam tubuh. Salah satu cara yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi polusi udara yang terjadi di Jakarta adalah dengan menambah jumlah ruang terbuka hijau agar gas buang dari kendaraan dapat terurai. Polusi udara tersebut dapat menyebabkan beberapa penyakit, terutama penyakit pernapasan. Penyakit-penyakit yang terjadi karena polusi udara adalah sebagai berikut:

  1. Penyakit Asma

Salah satu penyakit yang terjadi karena polusi udara adalah penyakit asma. Penyakit tersebut dapat terjadi secara tiba-tiba akibat paru-paru yang meradang yang disebabkan menghirup udara yang tercemar. Seseorang yang mengidap asma akan menimbulkan gejala, seperti sesak napas, batuk, dan sesak napas. Diperkirakan ada sekitar 1,4 juta orang di Jakarta yang mengidap asma.

Baca juga: Tak Sekedar Gaya, Pentingnya Pakai Masker saat Beraktivitas

  1. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

Infeksi saluran pernapasan dapat terjadi yang disebabkan oleh polusi udara. Hal ini dapat menyebabkan seseorang sulit untuk bernapas dengan normal. Penyakit ini umumnya menyerang seseorang pada hidung, tenggorokan, hingga paru-paru. Penyakit ini dapat dengan mudah menyerang seseorang yang sistem kekebalan tubuhnya masih lemah.

  1. Paru-Paru Basah

Polusi udara di Jakarta juga dapat menyebabkan seseorang mengidap paru-paru basah. Penyakit ini terjadi karena infeksi yang menyebabkan peradangan di salah satu atau kedua kantong paru-paru. Seseorang yang mengidap penyakit ini akan mengalami pembengkakan di paru-paru, sehingga organ tersebut terdapat cairan. Semua orang dapat mengidap paru-paru basah. Seseorang yang mengidap paru-paru basah pantang untuk keluar di malam hari menggunakan kendaraan roda dua karena gas karbondioksida yang tinggi pada malam hari.

Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal polusi udara, kamu dapat bertanya kepada dokter dari Halodoc. Caranya yaitu dengan download aplikasi Halodoc di smartphone kamu!