Bayi Mengidap Hidrokel, Ini yang Harus Dilakukan Orangtua
Halodoc, Jakarta - Meski umumnya tidak sakit dan berbahaya, hidrokel dapat memunculkan rasa tidak nyaman. Hidrokel adalah penumpukan cairan di sekeliling testis (buah zakar), sehingga menyebabkan pembengkakan. Kondisi ini dapat terjadi pada pria dalam usia berapapun, termasuk bayi. Pada bayi, risiko hidrokel biasanya akan meningkat jika terlahir prematur.
Meski sebagian besar penyebab hidrokel tidak diketahui, hidrokel pada bayi biasanya telah terbentuk sebelum lahir. Kondisi ini juga bisa menjadi tanda adanya celah terbuka antara perut dan skrotum. Dalam kandungan, testis bayi yang berada di bagian perut akan turun ke dalam skrotum, melalui celah antara rongga perut dan skrotum. Kedua testis terbungkus dalam kantung yang berisi cairan.
Baca juga: Hidrokel Bisa Jadi Gejala Penyakit Serius
Normalnya, celah antara perut dan skrotum akan menutup sebelum bayi lahir, atau segera sesudah lahir. Kemudian, cairan dalam kantung tersebut akan diserap oleh tubuh dengan sendirinya. Namun, cairan bisa saja tetap bertahan setelah celah tertutup, ini dianamakan hidrokel nonkomunikan. Cairan ini biasanya akan terserap secara perlahan pada tahun pertama setelah bayi lahir.
Ada juga kemungkinan kalau celah tersebut tidak menutup dan cairan tetap mengalir dari rongga perut atau terdapat aliran balik ke rongga perut bila skrotum sudah penuh. Keadaan ini disebut hidrokel komunian, dan dapat disertai dengan hernia inguinalis.
Sementara itu, pada orang dewasa, hidrokel dapat muncul sebagai akibat infeksi pada skrotum. Filariasis atau kaki gajah, sebuah infeksi parasit yang disebabkan oleh cacing Wuchereria bancrofti, menjadi penyebab terbanyak hidrokel pada orang dewasa di seluruh dunia.
Kesuburan pria tidak akan terpengaruh dengan adanya hidrokel. Namun, hal yang menjadi masalah adalah beberapa penyakit serius bisa ditandai dengan kemunculan hidrokel. Salah satunya adalah hernia inguinal, yaitu terperangkapnya sebagian usus dalam dinding perut dan bisa menimbulkan komplikasi yang fatal. Selain itu, hidrokel juga bisa menjadi tanda awal adanya infeksi atau tumor.
Baca juga: Perlu Tahu, 5 Penyakit Ini Umumnya Menyerang Testis
Orangtua Harus Apa?
Pada bayi, hidrokel biasanya akan menghilang dengan sendirinya sampai mereka berusia dua tahun. Jika hidrokel masih ada setelah usia tersebut atau malah timbul rasa nyeri, diperlukan tindakan operasi untuk menghilangkannya. Operasi akan dianjurkan jika hidrokel masih ada setelah bayi berusia 12 sampai 18 bulan.
Sementara itu, pada orang dewasa, hidrokel juga biasanya akan menghilang dengan sendirinya dalam jangka waktu enam bulan. Tindakan medis hanya akan dilakukan jika hidrokel menyebabkan rasa nyeri atau mengganggu. Selain itu, operasi pengangkatan hidrokel hanya dilakukan jika ukuran hidrokel sudah cukup besar, sehingga menyebabkan ketidaknyamanan dan menekan bagian tubuh lainnya.
Beberapa risiko yang dapat dialami oleh pengidap hidrokel setelah menjalani operasi hidrokelektomi adalah:
- Infeksi.
- Gangguan irama jantung.
- Perdarahan.
- Penggumpalan darah.
- Reaksi alergi.
- Cedera saraf pada skrotum.
- Kesulitan bernapas.
Usai menjalani hidrokelektomi, dokter biasanya akan menyarankan pengidap untuk menggunakan scrotal support dan mengompres skrotum dengan es batu guna mengurangi pembengkakan.
Baca juga: Testis Besar Sebelah, Indikasi Terkena Varikokel?
Itulah sedikit penjelasan tentang hidrokel pada bayi. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan