Baru Usia 20 Hari, Radang Paru Sudah Mengincar Bayi Mungil Ini
Halodoc, Jakarta - Mungkin kebanyakan orang menduga bahwa pneumonia atau radang paru hanya bisa menyerang orang dewasa. Padahal kasus ini bisa terjadi pada anak, bahkan pada bayi yang baru lahir. Pneumonia atau radang paru pada bayi ini tercatat sebagai salah satu penyebab kematian terbesar pada bayi dan balita di seluruh dunia, terutama pada bayi dengan usia di bawah usia enam bulan.
Radang paru pada bayi adalah infeksi akut paru yang menyerang alveolus dan jaringan pendukung lainnya. Penyakit ini bisa yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus atau jamur. Gejala yang muncul pada bayi yang baru lahir adalah sesak napas dan merintih. Bayi juga bisa mengalami sesak napas hebat, retraksi (penarikan dinding dada) sebagai usaha tambahan untuk menghirup oksigen, merintih, terkadang disertai dengan biru (sianosis) di sekitar bibir dan ujung-ujung jari. Radang paru pada bayi biasanya disertai muntah yang merupakan reflek pertahanan tubuh di saluran pernapasan untuk mengatasi rasa tidak nyaman.
Kondisi ini bisa terjadi akibat sistem imunitas yang anak miliki masih tergolong lemah atau belum terbentuk sempurna sehingga tidak mampu membasmi infeksi awal yang ringan. ALhasil, infeksi menyebar ke paru-paru dan menyebabkan pneumonia. Pneumonia pada anak dapat menyebabkan ia sulit bernapas dan asupan oksigen berkurang. Selain itu, anak-anak yang memiliki risiko lebih tinggi terkena pneumonia, adalah:
-
Bayi yang tidak mendapat air susu ibu (ASI).
-
Anak yang kurang gizi.
-
Anak-anak dengan HIV.
-
Anak yang terkena infeksi campak.
-
Anak yang tidak mendapatkan imunisasi.
-
Bayi lahir prematur.
Sejumlah faktor lingkungan dapat meningkatkan risiko anak terkena pneumonia, misalnya orangtua yang merokok atau tinggal di pemukiman padat penduduk.
Baca Juga: Lakukan Beberapa Hal untuk Mengatasi Batuk pada Bayi
Gejala Radang Paru pada Bayi
Karena cukup berbahaya, maka gejala muncul sebaiknya segera membawa bayi ke dokter. Radang paru pada bayi bisa juga disertai dengan beberapa gejala seperti berikut ini:
-
Batuk.
-
Hidung tersumbat.
-
Muntah.
-
Demam
-
Mengi atau napas berbunyi.
-
Kesulitan untuk bernapas, dada dan perut menggembung.
-
Terasa nyeri di bagian dada.
-
Menggigil.
-
Merasa sakit pada bagian perut.
-
Tidak nafsu makan.
-
Menangis lebih sering dari biasanya.
-
Sulit beristirahat.
-
Pucat dan lesu.
Pada kasus yang parah, bibir dan kuku jari bisa berubah warna menjadi kebiruan atau abu-abu. Untuk memastikan apakah anak terserang radang paru, biasanya dokter memeriksa pola pernapasan, denyut jantung, tekanan darah, suhu tubuh, dan mendengarkan apakah ada suara napas abnormal dari paru-paru. Dalam pemeriksaan lanjutan, diperlukan pencitraan dengan foto rontgen pada bagian dada anak dan tes darah, serta pemeriksaan sampel dahak untuk memastikan jenis kumannya.
Baca Juga: Yang Terjadi Ketika Tubuh Terkena Pneumonia
Pencegahan Radang Paru pada Bayi
Radang paru adalah penyakit yang mudah menular, untuk itu bisa dicegah dengan cara, seperti:
-
Pemberian Gizi yang Cukup. Memberikan ASI pada bayi minimal selama enam bulan adalah langkah awal untuk mencegah anak mudah terserang penyakit. ASI membantu menguatkan daya tahan tubuh anak secara alami dalam melawan penyakit.
-
Imunisasi. Beberapa imunisasi yang wajib diberikan pada bayi termasuk diantaranya adalah imunisasi Hib (haemophilus influenzae tipe B), vaksin campak, serta vaksin pertusis atau batuk rejan yang dikenal dengan imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus). Imunisasi tersebut merupakan cara paling efektif untuk mencegah radang paru pada bayi.
Baca Juga: 2 Penyakit Pernapasan yang Biasa Diidap Bayi
Karena radang paru pada bayi bisa berakibat fatal, maka jaga selalu kesehatan bayi yang baru lahir dengan mencukupi kebutuhan gizinya dan menjauhkannya dari penyebab penyakit. Jauhi bayi dari asap rokok di sekitar anak dan hindari anak dari asap makanan dan debu.
Intip juga perjuangan Nazhim dalam melawan radang paru-paru yang ia alami. Jika membutuhkan saran kesehatan, kamu bisa mendiskusikannya dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan saja dan di mana saja. Saran dokter dapat kamu terima dengan praktis dengan download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan