Bahaya Pengidap Obesitas yang Alami Kolesterol Tinggi
Halodoc, Jakarta - Katanya orang gemuk pasti mengidap kolesterol tinggi, sedangkan orang kurus aman dari kolesterol. Hmm, benarkah faktanya seperti itu? Jangan salah, banyak kok orang kurus yang mengidap kolesterol tinggi. Kolesterol sendiri merupakan komponen lemak yang dibentuk di liver dan tersebar ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah
Lalu, mana yang lebih bahaya, kolesterol atau obesitas? Jangan pilih salah satu di antara kedua kondisi tersebut, sebab keduanya sama-sama berbahaya. Kedua masalah tersebut harus sama-sama diatasi dengan serius.
Baca juga: 10 Dampak Negatif Obesitas yang Harus Kamu Ketahui
Bagi kamu yang berisiko mengidap kolesterol tinggi, ada baiknya untuk rutin memeriksakan darah ke laboratorium (lab). Sebab, kolesterol tinggi gejalanya enggak tampak. Itulah mengapa penyakit ini juga dikenal sebagai “silent killer”, karena sering tak disadari. Dengan kata lain, kandungan kolesterol yang tinggi sering tak dirasakan, tapi dampaknya sangat mematikan.
Sedangkan obesitas, juga tak kalah bahayanya. Obesitas bisa menyebabkan penyakit dari ujung kepala sampai kaki, mulai dari stroke, hingga hyperuricemia and gout.
Nah, apa bahayanya bila kedua kondisi ini dialami oleh seseorang, sudah obesitas, kolesterol tinggi pula? Nah, berikut penjelasan dampak pengidap obesitas yang alami kolesterol tinggi.
Dampak Kolesterol Tinggi dan Obesitas
Sebelum mengetahui dampak pengidap obesitas yang alami kolesterol tinggi, ada baiknya untuk mengetahui dulu dampak masing-masing dari penyakit ini.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai penyakit kronis. Contohnya, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, penyakit hati, dan kandung empedu. Kelebihan berat badan juga bisa memengaruhi kinerja hormon insulin penyebab diabetes, yang juga akan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Lemak yang berlebih akan mengganggu kerja jantung, karena menimbulkan timbunan kolesterol, kenaikan tekanan darah, dan penyumbatan arteri. Tak cuma itu saja, obesitas juga bisa membuat sulit bernapas, munculnya masalah kulit, depresi, sakit punggung, hipertensi, nyeri sendi, hingga depresi.
Sedangkan kolesterol tinggi, lain lagi ceritanya. Ketika kolesterol berlebihan mengendap pada dinding arteri, maka aliran darah di jantung, otak, dan bagian tubuh lainnya bisa terhambat. Kolesterol tinggi meningkatkan risiko seseorang terkena penyempitan arteri atau aterosklerosis, penggumpalan darah di bagian-bagian tubuh tertentu, stroke ringan, stroke, dan serangan jantung.
Kadar kolesterol yang tinggi juga dapat menyebabkan rasa sakit di dada bagian depan atau pada lengan (angina) ketika seseorang mengalami stres atau melakukan kegiatan fisik yang berat. Selain itu, kolesterol tinggi juga meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung koroner.
Baca Juga: 5 Cara Mudah Turunkan Kolesterol
Jika tidak mengubah pola makan dan tidak berhenti merokok, pengidap kolesterol tinggi akan lebih berisiko terkena stroke atau penyakit jantung. Pada rokok ditemukan sebuah zat kimia yang disebut akrolein. Zat ini dapat menghentikan aktivitas kolesterol baik atau HDL untuk mengangkut timbunan lemak menuju hati. Akibatnya bisa terjadi penyempitan arteri atau aterosklerosis.
Obesitas dan Kolesterol “Membunuh” Jantung
Obesitas sering kali dikaitkan sebagai penyebab berbagai penyakit serius, salah satunya adalah gagal jantung kongestif. Sebenarnya, hubungan antara obesitas dan masalah jantung beragam. Obesitas menyebabkan risiko penumpukan plak pada arteri semakin tinggi, tumpukan plak membuat resistensi tekanan dalam arteri semakin tinggi, sehingga kerja pompa jantung semakin berat, lama-kelamaan, jantung membesar, karena beban kerjanya dan disebut HHD (hipertensi heart disease).
Baca juga: Apa Itu Gagal Jantung Kongestif?
Sedangkan kolesterol tinggi juga tak kalah bahayanya bagi jantung. Kolesterol tinggi juga berkaitan dengan jantung, terutama penyakit jantung koroner (PJK). Bila kadar kolesterol terlalu tinggi, maka lemak akan menumpuk di dinding arteri yang dikenal sebagai aterosklerosis. Kondisi inilah yang akan membuat arteri menyempit, sehingga menghambat aliran darah ke jantung. Alhasil, pengidap kolesterol tinggi berisiko lebih tinggi mengidap angina (nyeri dada) dan serangan jantung.
Nah, bila seseorang mengidap obesitas sekaligus kolesterol tinggi, maka risiko mengidap gangguan jantung akan semakin meningkat.
Memiliki masalah kolesterol tinggi atau obesitas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung ke dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan