Bagaimana Penggumpalan Darah di Pembuluh Vena Diobati?
Halodoc, Jakarta – Penggumpalan darah di pembuluh vena disebut deep vein thrombosis (DVT). Penyakit ini sering terjadi di paha atau betis, tapi bisa terbentuk di bagian tubuh lain. Pengidap DVT biasanya mengalami nyeri, pembengkakan tungkai, kram otot (terutama pada malam hari), perubahan warna kaki (menjadi pucat, merah, atau lebih gelap), serta muncul sensasi hangat di tungkai.
Baca Juga: 5 Hal Ini Bisa Sebabkan Darah Menggumpal di Pembuluh Vena
DVT didiagnosis dengan pemeriksaan fisik pada area yang sakit dan bengkak. Kemudian dokter melakukan serangkaian tes penunjang seperti tes D-Dimer, USG, dan venografi. Jika kamu didiagnosis DVT, berikut pengobatan DVT yang bisa menjadi pilihan.
1. Konsumsi Obat Antikoagulan
Antikoagulan dikenal sebagai obat pengencer darah. Padahal sebenarnya, obat antikoagulan berfungsi mengubah protein dalam darah untuk mencegah terbentuknya gumpalan darah. Obat ini berfungsi mencegah gumpalan darah membesar dan menyebar ke aliran darah. Kamu bisa konsumsi obat ini selama 3-6 bulan untuk mencegah gumpalan darah terbentuk lagi.
Terdapat dua jenis obat antikoagulan yang bisa dikonsumsi, yaitu heparin dan warfarin. Dokter memberikan heparin melalui suntikan ke bawah lemak atau pembuluh darah. Atau, kamu bisa konsumsi dalam bentuk tablet seperti warfarin. Obat antikoagulan lain yang bisa dikonsumsi adalah rivaroxaban, apixaban, dabigatran, dan fondaparinux.
Perlu diketahui bahwa warfarin tidak langsung bekerja setelah dikonsumsi, sehingga biasa diberikan bersamaan dengan terapi lain. Penting untuk diingat warfarin tidak direkomendasikan pada wanita hamil karena bisa menyebabkan cacat lahir.
Baca Juga: Orang Bertubuh Tinggi Rentan DVT, Benarkah?
2. Konsumsi Obat Trombolitik
Obat trombolitik diberikan jika gumpalan darah tergolong besar, berisiko sebabkan emboli paru, dan timbul di lengan. Prosedur ini meningkatkan risiko perdarahan otak, sehingga penggunaannya harus sesuai anjuran dokter.
3. Penggunaan Filter pada Vena Cava
Tindakan ini dilakukan jika pemberian obat antikoagulan tidak diperbolehkan. Filter diletakkan pada pembuluh darah balik utama (vena cava) yang berada di rongga perut. Filter ini berfungsi mencegah gumpalan darah masuk ke paru-paru. Sebaiknya segera lepas filter setelah penggumpalan darah berkurang.
4. Pakai Stoking Kompresi
Kamu bisa menggunakan stoking kompresi di bawah atau di atas lutut untuk mencegah pembengkakan akibat DVT. Penggunaan stoking mengurangi risiko terbentuknya gumpalan darah baru.
5. Olahraga Kaki
Caranya dengan arahkan punggung kaki ke atas dan angkat tungkai ketika beristirahat. Posisi kaki lebih tinggi dari panggul membantu mengurangi pembengkakan pada tungkai dan mencegah komplikasi DVT.
Tanpa pengobatan yang tepat, DVT berpotensi timbulkan komplikasi yang membahayakan nyawa. Di antaranya emboli paru dan sindrom pasca thrombosis (PTS). Gejala tidak tampak jelas bila gumpalan darah kecil. Jika gumpalan darah besar, pengidap bisa mengalami nyeri dada, sulit bernapas, hingga gagal jantung.
Baca Juga: Alasan Penggumpalan Darah di Pembuluh Vena Bikin Enggak Nyaman
Itulah pengobatan DVT yang bisa menjadi pilihan. Kalau kamu punya pertanyaan seputar DVT, jangan ragu bertanya pada dokter Halodoc. Kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan