Awas, Pneumonia Bisa Sebabkan Bakteremia
Halodoc, Jakarta – Bakteremia biasanya tidak menimbulkan gejala, tapi kadang-kadang bakteri menumpuk di jaringan atau organ tertentu dan menyebabkan infeksi serius. Biasanya, bakteremia, terutama jika terjadi selama aktivitas biasa tidak menyebabkan infeksi, karena bakteri biasanya hanya ada dalam jumlah kecil dan dengan cepat dikeluarkan dari aliran darah oleh sistem kekebalan tubuh.
Namun, jika bakteri hadir cukup lama dan dalam jumlah yang cukup besar, terutama pada orang yang memiliki sistem kekebalan yang lemah, bakteremia dapat menyebabkan infeksi lain dan kadang-kadang memicu respons tubuh yang serius yang disebut sepsis.
Terkait antara pneumonia dan bakteremia, ketika kamu terkena pneumonia, apakah itu disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur, maka ada kemungkinan itu dapat menyebabkan masalah medis lainnya.
Jika bakteri menyebabkan pneumonia, ini dapat masuk ke dalam darah, terutama jika kamu tidak pergi ke dokter untuk perawatan. Kondisi inilah yang disebut dengan bakteremia.
Bakteremia dapat menyebabkan situasi serius yang dikenal sebagai syok septik. Ini reaksi terhadap infeksi dalam darah, dan itu dapat menyebabkan tekanan darah turun ke tingkat yang berbahaya.
Baca juga: Sudah Sembuh, Gejala Tipes Bisa Datang Lagi?
Ketika tekanan darah terlalu rendah, jantung mungkin tidak dapat memompa cukup darah ke organ-organ sehingga berhenti bekerja. Sejatinya ketika kamu mengalami gejala-gejala berikut itu artinya kamu membutuhkan bantuan medis :
-
Demam
-
Detak jantung yang cepat
-
Napas cepat
-
Menggigil
-
Tekanan darah rendah
-
Gangguan perut (mual, nyeri, muntah, atau diare)
-
Kebingungan mental
Pada pemeriksaannya dokter akan menguji darah untuk pengujian bakteri dan merawat pengidapnya dengan antibiotik jika memang memiliki bakteremia. Pneumonia dapat dicegah dalam beberapa kasus. Jika kamu memiliki operasi yang memerlukan anestesi umum, kamu bisa berisiko terkena infeksi bakteri.
Untuk menurunkan risiko, kamu kemungkinan akan didorong untuk bangun dan turun dari tempat tidur dengan sangat cepat setelah operasi. Jika tidak mungkin bangun dan bergerak, kamu akan didorong untuk bernapas dalam-dalam dan batuk secara teratur. Ini untuk membantu menjaga paru-paru supaya tetap bersih.
Baca juga: Sering Jajan di Pinggir Jalan Bisa Kena Tipes?
Ada vaksin yang dapat membantu mencegah jenis pneumonia umum yang disebut pneumonia pneumokokus. Ini disebabkan oleh bakteri yang disebut Streptococcus pneumoniae. Ada juga vaksin yang dapat diberikan dokter kepada anak-anak untuk mengurangi risiko pengembangan satu dari empat jenis infeksi:
-
Meningitis (infeksi di otak)
-
Bakteremia (infeksi dalam darah)
-
Otitis media (infeksi di telinga tengah)
-
Pneumonia
Kadang-kadang pneumonia bisa sulit didiagnosis karena gejalanya sangat bervariasi, dan sering sangat mirip dengan yang terlihat pada pilek atau influenza. Untuk mendiagnosis pneumonia, dan mencoba mengidentifikasi kuman yang menyebabkan penyakit, dokter akan bertanya tentang riwayat kesehatan, melakukan pemeriksaan fisik, dan menjalankan beberapa tes.
Sejatinya jika pneumonia tidak diobati, pleura bisa membengkak, menimbulkan rasa sakit yang tajam ketika menarik napas. Jika kamu tidak mengobati pembengkakan, area di antara pleura mungkin terisi dengan cairan, yang disebut efusi pleura.
Baca juga: Yang Terjadi Ketika Tubuh Terkena Pneumonia
Biasanya pada pemeriksaan, dokter mungkin mencari pembengkakan atau cairan dengan X-ray, ultrasound, atau CT scan. Dia mungkin juga melakukan tes elektrokardiogram (EKG) untuk memastikan bahwa masalah jantung bukan penyebab nyeri dada.
Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai pneumonia dan bakteremia, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan