Atresia Duodenum, Kelainan Usus yang Bisa Sembuh dengan Operasi

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   04 Juni 2018
Atresia Duodenum, Kelainan Usus yang Bisa Sembuh dengan OperasiAtresia Duodenum, Kelainan Usus yang Bisa Sembuh dengan Operasi

Halodoc, Jakarta – Atresia duodenum merupakan bagian dari atresia, yaitu kelainan bawaan saat lahir yang terjadi akibat tertutupnya lubang atau saluran cerna tertentu. Atresia bukan hanya terjadi pada lubang duodenum (usus dua belas jari) saja, melainkan juga pada lubang jejunum (usus kosong), ileum (usus penyerapan), atau pun kolon (usus besar).

Mengenal Lebih Dalam tentang Atresia Duodenum

Atresia duodenum adalah kondisi di mana duodenum tidak berkembang dengan baik. Pada kondisi ini, duodenum tidak terbuka secara sempurna sehingga menghalangi jalannya makanan dari lambung menuju usus untuk dicerna. Ini menyebabkan terjadinya peningkatan kadar cairan ketuban selama kehamilan (polihidramnion) dan obstruksi usus pada bayi yang baru lahir. Sebagian besar kasus ini juga disertai dengan kelainan lahir yang lain, termasuk kelainan trisomi 21 atau Down syndrome.

Meskipun belum diketahui secara pasti, para ahli menduga bahwa kondisi ini terjadi akibat perkembangan embrio yang belum sempurna, terutama pada bagian duodenum. Berikut adalah beberapa hal yang perlu kamu tahu tentang atresia duodenum:

Gejala Atresia Duodenum

Berikut adalah beberapa gejala yang dialami oleh bayi pengidap atresia duodenum:

  • Pembengkakan pada perut bagian atas (kondisi ini jarang terjadi).
  • Tidak mengalami buang air kecil (BAK) atau buang air besar (BAB).
  • Bayi kesulitan untuk minum karena adanya sumbatan pada duodenum.
  • Mengeluarkan muntah dengan warna yang kehijauan. Ini bisa terjadi berulang kali, meskipun bayi tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman apapun selama beberapa jam.

Diagnosis Atresia Duodenum

Diagnosis atresia duodenum biasanya dikonfirmasi dengan dua cara, yaitu:

  • Ultrasonography (USG)

Umumnya, ibu hamil dengan kondisi janin mengidap atresia duodenum akan mengalami peningkatan jumlah air ketuban (polihidramnion) selama kehamilan. Ini terjadi akibat ketidakmampuan janin dalam menelan cairan amniotik dan menyerapnya di saluran pencernaan. Sehingga melalui USG, dokter bisa mendeteksi kemungkinan terjadinya atresia duodenum melalui jumlah air ketuban dalam rahim.

  • Pemeriksaan Melalui X-ray

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi lambung dan duodenum. Sebab pada kasus ini, lambung dan duodenum cenderung membesar akibat adanya sumbatan di salah satu bagian duodenum janin. Kondisi tersebut dikenal dengan istilah “double-bubble”.

Pengobatan dan Perawatan Atresia Duodenum

Pengobatan dan perawatan atresia duodenum bisa dilakukan dengan beberapa prosedur. Mulai dari penyedotan keluar cairan yang terperangkap di perut bayi, memberikan infus cairan intravena, hingga pembedahan (operasi). Operasi ini dilakukan untuk menyambung bagian duodenum sebelum dan setelah sumbatan, agar kontinuitas saluran duodenum kembali normal. Dengan demikian, cairan serta makanan dari lambung dapat masuk ke usus dan tercerna dengan baik.

Untuk mencegah terjadinya atresia duodenum atau kelainan bawaan lahir lainnya, ibu perlu melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. Ini dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya atresia duodenum yang bisa memengaruhi kondisi bayi saat lahir. Sebab semakin dini terdeteksi, maka semakin tinggi kemungkinannya untuk bisa disembuhkan. Karena meskipun atresia duodenum ini adalah kelainan usus bawaan lahir, penyakit ini tetap bisa disembuhkan dengan operasi. (Baca juga: Arfabian, Sembuh dari Atresia Duodenum)

Jika ibu punya pertanyaan lain seputar kehamilan, ibu bisa bertanya ke dokter Halodoc. Ibu hanya perlu download aplikasi Halodoc di App Store dan Google Play, lalu masuk ke fitur Contact Doctor untuk bertanya pada dokter kapan saja dan di mana saja melalui Chat, dan Voice/Video Call. Jadi, yuk gunakan aplikasi Halodoc sekarang juga!