Atresia Ani Bisa Diketahui Sejak Trimester Pertama

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   06 Januari 2022
Atresia Ani Bisa Diketahui Sejak Trimester PertamaAtresia Ani Bisa Diketahui Sejak Trimester Pertama

"Atresia ani adalah kelainan bawaan, yaitu bayi lahir tanpa lubang anus. Kondisi ini sebenarnya bisa dideteksi secara dini, saat Si Kecil masih berada dalam kandungan di trimester pertama."

Halodoc, Jakarta – Ibu pasti pernah mendengar peristiwa kelahiran bayi yang lahir dengan kelainan bawaan tanpa lubang anus. Kondisi itu disebut atresia ani. Kondisi ini merupakan salah satu faktor penyebab kematian bayi baru lahir. Sayangnya, kelainan ini sudah diidap sejak bayi dalam kandungan, yaitu ketika bayi tumbuh tanpa lubang anus atau anus tidak terbentuk dengan sempurna.

Tidak sempurnanya bentuk anus ini dapat berupa anus cekung ke dalam dan anus tidak terhubung langsung dengan rektum (ujung saluran pencernaan), sehingga kotoran atau feses tidak dapat keluar.

Menurut pengamatan selama ini, ternyata setiap 5.000 kelahiran di dunia, setidaknya ada 1 bayi yang mengalami atresia ani. Secara umum, kondisi yang disebut juga dengan anus imperforate atau malformasi anorektal ini lebih banyak dialami oleh anak laki-laki daripada anak perempuan.

Bisa Dideteksi Sejak Trimester 1

Kelainan atresia ani atau tidak memiliki lubang anus ini ternyata bisa diketahui melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG). Dengan mengetahui kelainan sejak dini, maka dokter akan melakukan tindakan secepatnya untuk mengurangi risiko. Rochadi, dokter spesialis bedah anak dari RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, mengemukakan omphalocele atau atresia ani cukup sering terjadi.

Di Indonesia, kemungkinan bayi lahir dalam kondisi demikian mencapai 1:10.000. Sayangnya, sebagian bayi baru dibawa ke rumah sakit (yang memiliki peralatan dan sumber daya mencukupi) beberapa hari pasca persalinan. Dalam dua tahun terakhir, di RS Sardjito ada sekitar 20 kasus untuk omphalocele dan 15 kasus untuk atresia ani, (jumlahnya) hampir sama dengan kelainan bayi kembar.

Menurut Rochadi, bayi yang lahir dalam kondisi demikian bisa dinormalkan. Pembuatan anus di tempat yang semestinya akan segera dilakukan setelah kondisinya membaik, atau sekitar tiga bulan setelahnya. Kondisi yang berbahaya adalah jika bayi tidak memiliki dubur, sehingga semua pencernaan tidak berfungsi lantaran tidak ada jalan keluar kotoran.

Klasifikasi Atresia Ani

Kondisi tidak terbentuknya anus dengan sempurna diklasifikasikan dalam 4 kondisi, yaitu:

1. Anal stenosis, yaitu terjadinya penyempitan daerah anus sehingga feses tidak dapat keluar.

2. Membranosus atresia, yaitu terdapat membrane atau selaput pada anus.

3. Anal agenesis, yaitu memiliki anus tetapi ada daging di antara rektum dengan anus.

4. Rectal atresia adalah tidak memiliki rektum atau saluran pencernaan yang menghubungkan usus dengan anus, sehingga feses tidak bisa dikeluarkan.

Penyebab Atresia Ani

Sebenarnya sampai sekarang belum diketahui penyebab atresia ani secara pasti. Namun, beberapa ahli menyebutkan bahwa atresia ani bisa disebabkan oleh:

1. Putusnya saluran pencernaan dari atas (di antaranya meliputi usus halus, usus besar, kolon, rektum) dengan anus, sehingga bayi lahir tanpa lubang anus.

2. Bayi mengalami gangguan tumbuh-kembang sejak dalam kandungan. Nah, untuk mencegah hal ini terjadi, ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi banyak asam folat yang bersumber dari sayur dan buah. Dengan begitu, pertumbuhan janin akan menjadi sempurna.

3. Atresia ani juga disebut-sebut berkaitan dengan sindrom down yang diidap oleh anak sejak lahir.

Itulah informasi mengenai atresia ani yang dapat kamu ketahui sejak trimester pertama kehamilan. Selama menjalani kehamilan, tidak ada salahnya untuk selalu berdiskusi dengan dokter melalui Halodoc. Kemudahan mendapatkan saran dokter dapat kamu rasakan melalui aplikasi Halodoc, karena kamu bisa berkomunikasi via Chat atau Voice/Video Call kapan pun dan di mana pun. Yuk, segera download aplikasinya sekarang, ya!