Atasi Gigantisme pada Anak dengan 3 Cara Ini

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   27 Februari 2019
Atasi Gigantisme pada Anak dengan 3 Cara IniAtasi Gigantisme pada Anak dengan 3 Cara Ini

Halodoc, Jakarta – Gigantisme merupakan gangguan tumbuh pada anak. Kondisi ini menyebabkan tubuh memproduksi hormon pertumbuhan secara berlebihan. Hal itu kemudian menyebabkan anak mungkin akan mengalami pertumbuhan yang berlebihan pula. Gigantisme bisa berdampak pada ukuran tinggi dan berat badan anak yang berbeda dengan ukuran normal.

Meski begitu, kondisi ini sebenarnya tergolong langka dan terjadi sebelum lempeng epifisis atau lempeng pertumbuhan dalam tulang menutup. Anak-anak yang mengalami gigantisme cenderung memiliki ukuran tinggi dan berat badan di atas rata-rata. Kabar buruknya, kondisi ini sering tidak dikenali gejalanya dan dianggap sebagai proses pertumbuhan yang wajar pada anak.

Baca juga: Bukan Penyakit Biasa, Inilah Penyebab Gigantisme

Gangguan ini paling sering terjadi karena disebabkan adanya tumor pada kelenjar hipofisis atau pituitari yang terletak di bagian bawah otak. Kelenjar ini berperan pada pengendalian subuh tubuh, metabolisme dan pertumbuhan, perkembangan seksual, hingga produksi urine. Kelenjar hipofisis yang ditumbuhi tumor bisa memicu terjadinya produksi hormon pertumbuhan secara berlebihan. Lantas, bagaimana cara mengatasi gigantisme pada anak?

1. Pembedahan

Salah satu cara mengatasi penyakit ini adalah melalui prosedur operasi alias pembedahan. Tujuannya untuk mengangkat tumor yang ada di kelenjar hipofisis. Dokter akan mengangkat tumor tersebut dengan menggunakan alat kecil khusus yang dimasukkan melalui hidung.

Baca juga: Perbedaan Antara Gigantisme dan Akromegali

2. Terapi Sinar Gamma

Metode yang satu ini dilakukan untuk mengobati tumor di otak. Terapi sinar gamma dilakukan dengan memaparkan ratusan sinar radiasi kecil pada tumor. Sebenarnya cara ini cukup efektif dan bisa mengembalikan level hormon, namun ada efek samping yang harus diperhatikan. Terapi sinar gamma berisiko memicu terjadinya gangguan emosional, obesitas, dan ketidakmampuan belajar pada anak.

3. Konsumsi Obat-Obatan

Jika pembedahan atau terapi tidak memungkinkan untuk dilakukan, gigantisme biasanya akan ditangani dengan konsumsi obat-obatan tertentu. Biasanya, pengidap penyakit ini akan diberikan jenis obat yang berkaitan dengan produksi hormon dalam tubuh.

Gejala dan Komplikasi Gigantisme

Meski awalnya tidak terdeteksi, namun seiring berjalannya waktu gangguan gigantisme pada pertumbuhan anak akan semakin terlihat dan mulai menunjukkan gejala. Keparahan gejala yang dialami biasanya tergantung dari seberapa besar ukuran tumor pada kelenjar hipofisis. Pasalnya, semakin besar ukuran tumor, biasanya akan semakin parah gejala yang muncul, sebab ada tekanan pada saraf otak.

Baca juga: Tanpa Sadar, Inilah Gejala Gigantisme yang Jangan Diabaikan

Gejala fisik yang bisa terjadi, di antaranya tangan dan kaki yang berukuran sangat besar, wajah yang terasa kasar, jari tangan dan kaki yang terasa tebal, hingga perkembangan masa puber yang terhambat. Kondisi ini juga menyebabkan munculnya gejala seperti dahi dan dagu yang berukuran lebih lebar, terdapat celah di antara gigi, sering berkeringat, hingga gangguan pola tidur yang parah.

Pengidap penyakit ini juga rentan mengalami komplikasi yang biasanya terjadi akibat prosedur operasi. Komplikasi yang bisa terjadi adalah menurunnya hormon kelenjar hipofisis dan bisa memicu berbagai penyakit, mulai dari hipogonadisme, hipotiroidisme, kekurangan hormon adrenal, hingga diabetes insipidus.

Cari tahu lebih lanjut seputar gigantisme pada anak dengan bertanya kepada dokter di aplikasi Halodoc. Dokter bisa dihubungi melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan tips menjaga kesehatan dan rekomendasi beli obat dari dokter terpercaya. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!