Yoga Baik untuk Pengidap Kifosis Ini Penjelasannya
Halodoc, Jakarta – Kifosis adalah kelainan tulang belakang di mana tulang belakang membungkuk ke belakang. Kifosis dapat terjadi pada semua usia, tetapi lebih sering pada wanita lansia. Kifosis terkait usia sering kali disebabkan oleh kelemahan pada tulang belakang yang menyebabkannya terkompresi atau retak. Jenis kifosis lain dapat terjadi pada bayi ataupun remaja karena malformasi tulang belakang atau tulang belakang yang terjepit.
Kifosis ringan biasanya tidak memberikan dampak terlalu signifikan, tetapi untuk kondisi parah dapat menyebabkan rasa sakit dan merusak bentuk. Perawatan untuk kifosis tergantung pada usia, dan penyebab serta efek kelengkungan. Nah, yoga dianggap sebagai salah satu terapi yang baik untuk pengidap kifosis. Informasi selengkapnya mengenai yoga dan kifosis bisa dibaca di sini!
Kenapa Yoga Baik untuk Pengidap Kifosis?
Ada begitu banyak manfaat yoga untuk kesehatan mulai dari membantu mencegah bungkuk, menurunkan depresi, melatih pernapasan, mengurangi ketegangan, sakit kepala, dan lain-lainnya. Kenapa pengidap kifosis disarankan untuk mencoba yoga?
Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh Yoga Journal, latihan yoga dapat membantu memperbaiki ketidakseimbangan otot yang menyebabkan punggung merosot, sekaligus meredakan nyeri punggung tengah, sehingga menciptakan postur tubuh yang tegak.
Baca juga: Ketahui 6 Gejala Seseorang Terkena Kifosis
Yoga baik untuk tubuh dan membantu mengurangi pengeroposan tulang. Dengan demikian, hal itu dapat memberikan efek positif pada kondisi kifosis, terlebih lagi untuk para lansia. Gerakan yoga, jika dilakukan dengan benar dapat meningkatkan semua bentuk otot. Terutama kelompok otot yang menopang tulang belakang.
Secara umum pengidap kifosis dapat merespons dengan baik dengan baik semua gerakan yoga. Ada beberapa pose khusus untuk peregangan dan pelurusan yang sangat bagus untuk kifosis. Pose-pose ini dapat mengurangi ketegangan di punggung atas, meningkatkan kekuatan di bagian belakang ekstensor, dan membentuk kesejajaran postural. Termasuk juga melatih rotasi toraks, ekstensi, fleksi bahu, dan tulang pinggul.
Baca juga: Postur Tubuh Bungkuk, Waspada Gejala Kifosis
Meski begitu, tidak semua gerakan yoga baik untuk kifosis. Ada baiknya sebelum memutuskan untuk menjadikan yoga sebagai terapi kondisi kifosis, kamu menanyakan terlebih dahulu kepada profesional medis.
Kamu bisa mendapatkan informasi mengenai kifosis langsung di Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Penanganan Kifosis Secara Medis
Sejatinya tidak hanya berpengaruh terhadap penampilan fisik dan sakit punggung, kifosis juga dapat berakibat pada beberapa kondisi mulai dari:
Baca juga: Dialami Siswi SMP, Benarkah Generasi Muda Rentan Alami Skoliosis?
1. Masalah pernapasan. Kifosis parah bisa memberi tekanan pada paru-paru.
2. Fungsi fisik terbatas. Kifosis dikaitkan dengan otot punggung yang melemah dan kesulitan melakukan tugas-tugas seperti berjalan dan turun dari kursi. Kelengkungan tulang belakang juga dapat membuat kamu sulit untuk melihat ke atas atau mengemudi dan dapat menyebabkan rasa sakit saat berbaring.
3. Masalah pencernaan. Kifosis parah dapat menekan saluran pencernaan, menyebabkan masalah seperti refluks asam dan kesulitan menelan.
4. Masalah citra tubuh. Orang dengan kifosis terutama remaja dapat mengembangkan citra tubuh yang buruk karena punggung membulat atau karena memakai penjepit untuk memperbaiki kondisinya. Bagi orang tua, citra tubuh yang buruk dapat menyebabkan isolasi sosial.
Pembedahan disarankan untuk kifosis parah yang menjepit sumsum tulang belakang atau akar saraf. Dokter bedah akan memasukkan potongan tulang di antara tulang belakang dan kemudian mengikat tulang belakang tersebut dengan batang logam dan sekrup sampai tulang belakang berada dalam posisi yang benar.
Untuk membantu mempertahankan kepadatan tulang yang baik, kamu disarankan untuk:
1. Makan makanan yang kaya kalsium dan vitamin D.
2. Menghindari tembakau.
3. Membatasi konsumsi alkohol.