Yang Harus Diperhatikan Jika Muncul Reaksi Alergi Akibat Vaksin Corona
Halodoc, Jakarta – Saat ini kasus COVID-19 masih menunjukkan peningkatan setiap harinya. Tidak hanya di Indonesia, berbagai belahan dunia pun sedang menghadapi pandemi yang sama. Untuk itu, berbagai cara dilakukan agar pandemi ini dapat segera berakhir. Salah satunya dengan menciptakan obat dan juga vaksin yang bisa diberikan untuk mencegah penularan dan penyebaran virus corona.
Baca juga: Prioritas Penerima Vaksin Corona yang Sudah Tiba di Indonesia
Vaksin corona pun sudah diberikan di beberapa negara. Bahkan, Indonesia telah kedatangan Sinovac yang siap diberikan untuk masyarakat Indonesia. Lalu, apa yang harus dipersiapkan jika muncul sejumlah reaksi alergi terhadap vaksin corona yang diberikan? Tidak ada salahnya simak ulasan mengenai vaksin corona, di sini!
Rekomendasi CDC Terhadap Reaksi Alergi Vaksin Corona
Melansir dari Healthline, 6 orang di United States mengalami reaksi alergi setelah mendapatkan vaksin COVID-19. Reaksi alergi yang dialami berupa peningkatan detak jantung dan napas yang lebih pendek setelah 30 menit diberikan vaksin COVID-19. Bahkan, di Alaska 2 orang pekerja kesehatan dilaporkan mengalami reaksi alergi setelah 10 menit mendapatkan vaksin COVID-19.
Kondisi ini membuat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengeluarkan rekomendasi mengenai reaksi alergi setelah menjalani vaksinasi. Jika kamu mengalami sejumlah reaksi alergi setelah mendapatkan vaksin COVID-19, maka CDC tidak merekomendasikan kamu untuk mendapatkan suntikan vaksin yang kedua. Dokter perlu merujuk kamu untuk mengunjungi dokter spesialis atau imunologi untuk perawatan selanjutnya.
Selain itu, jika kamu pernah mengalami reaksi alergi akibat vaksin jenis lain atau terapi suntik, sebaiknya tanyakan terlebih dahulu pada dokter sebelum kamu melakukan vaksin. Dokter akan membantu kamu untuk melihat kondisi kesehatan dan memutuskan apakah kamu bisa mendapatkan vaksin COVID-19 atau tidak.
Lalu, bagaimana dengan pemilik alergi lain yang tidak berhubungan dengan obat suntik? Pemilik alergi yang terbilang ringan, misalnya terhadap makanan, bulu hewan, lateks, dan suhu udara, masih diperbolehkan mendapatkan vaksinasi. Orang yang memiliki riwayat reaksi alergi ringan (tidak menimbulkan reaksi anafilaktik) terhadap obat juga masih diperbolehkan menerima vaksin corona.
Baca juga: Vaksin Corona Tidak Cukup Sekali Suntik, Ini Alasannya
Penerima Vaksin Perlu Dipantau Minimal 30 Menit
Untuk mencegah kondisi reaksi alergi yang cukup parah, CDC juga menghimbau guna memantau penerima vaksin di tempat. Semua orang yang telah mendapatkan vaksin COVID-19 wajib dipantau di tempat. Penerima vaksin COVID-19 yang memiliki riwayat alergi parah harus dipantau setelah mendapatkan vaksin minimal 30 menit. Sedangkan, yang lain perlu dipantau selama 15 menit.
Selain itu, penyedia vaksin juga perlu memiliki obat dan peralatan yang sesuai. Hal ini dilakukan untuk memeriksa kondisi kesehatan jika kamu mengalami reaksi alergi. Jika reaksi alergi yang dialami semakin memburuk, tentunya kamu memerlukan perawatan darurat agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Meskipun berbeda, tetapi umumnya reaksi alergi yang dialami berupa, peningkatan detak jantung, ruam kemerahan, kulit gatal, pembengkakan pada area mata dan bibir, sakit tenggorokan, serta pusing. Tidak hanya itu, mual, diare, dan muntah juga bisa ditemui pada beberapa kasus reaksi alergi. Meskipun kondisi ini jarang terjadi, tetapi tidak ada salahnya untuk mengetahui terlebih dahulu sebagai persiapan penerimaan vaksin corona.
Baca juga: Alergi Berakibat Fatal, Perlu Tahu Fakta Tentang Syok Anafilaktik
Kamu bisa gunakan Halodoc dan bertanya langsung pada dokter mengenai vaksin corona dan efek samping yang bisa saja terjadi. Caranya? Download Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play. Jangan lupa untuk tetap menjalankan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk mencegah penularan maupun penyebaran virus corona!