Workaholic Tanda Gangguan Mental, Ini Cara Mengatasinya
Halodoc, Jakarta - Libur akhir tahun segera tiba, kebanyakan orang pasti sudah merencanakan dengan siapa dan di mana mereka akan menghabiskan momen pergantian tahun. Kadang, merencanakan liburan akhir tahun juga akan sedikit mengganggu konsentrasi kerjamu, karena kamu harus merencanakan banyak hal. Namun, kamu tak perlu khawatir karena hal ini masih tergolong normal. Pasalnya, ada juga orang yang tak memikirkan ke mana dan dengan siapa mereka akan menghabiskan waktu pergantian akhir tahun kelak, karena mereka terlalu asyik atau kecanduan kerja (workaholic).
Tahukah kamu bahwa kecanduan kerja termasuk salah satu gangguan kesehatan mental? Kondisi ini dikaitkan dengan perilaku obsesif-kompulsif (OCD). Lantas, bagaimana cara membedakan antara giat bekerja dan kecanduan kerja? Bagaimana cara terlepas dari kecanduan kerja? Mari simak ulasannya berikut!
Baca juga: Pasangan Workaholic Berdampak pada Perkembangan Anak
Lebih Dalam tentang Workaholic
Seperti kecanduan lainnya, kecanduan kerja atau workaholic adalah ketidakmampuan untuk menghentikan perilaku tersebut. Ini sering kali berasal dari kebutuhan kompulsif untuk mencapai status dan kesuksesan atau untuk melepaskan diri dari tekanan emosional. Kecanduan kerja sering kali didorong oleh kesuksesan pekerjaan. Kondisi ini pun umum terjadi pada orang yang berjiwa perfeksionis.
Sama seperti seseorang dengan kecanduan narkoba, orang dengan kecanduan kerja mencapai "high" saat mereka bekerja. Hal ini membuat mereka terus mengulangi perilaku tersebut. Orang dengan kecanduan kerja mungkin tidak dapat menghentikan perilaku tersebut meskipun hal itu dapat memengaruhi kehidupan pribadi atau kesehatan fisik atau mental mereka.
Dalam budaya di mana kerja keras dipuji dan kerja lembur sering kali diharapkan, mungkin sulit untuk mengenali kecanduan kerja. Orang dengan kecanduan kerja akan sering membenarkan perilakunya dengan menjelaskan mengapa itu hal yang baik dan dapat membantu mereka mencapai kesuksesan. Mereka mungkin terlihat berkomitmen pada pekerjaan mereka atau keberhasilan proyek mereka. Namun, kamu perlu ingat bahwa ambisi dan kecanduan adalah dua hal yang sangat berbeda.
Seseorang dengan kecanduan kerja mungkin terlibat dalam pekerjaan kompulsif untuk menghindari aspek lain dalam hidupnya, seperti masalah emosional yang mengganggu atau masalah pribadi yang mereka miliki. Serupa dengan kecanduan lainnya, orang tersebut mungkin terlibat dalam perilaku tersebut tanpa menyadari dampak negatif yang ditimbulkan oleh kecanduan tersebut.
Beberapa gejala kecanduan kerja meliputi:
- Menghabiskan waktu berjam-jam di kantor, bahkan saat tidak diperlukan.
- Kurang tidur untuk terlibat dalam proyek kerja atau menyelesaikan tugas.
- Terobsesi dengan kesuksesan yang berhubungan dengan pekerjaan.
- Sangat takut gagal di tempat kerja.
- Menjadi paranoid jika kinerja dinilai kurang maksimal.
- Mengabaikan hubungan pribadi karena pekerjaan.
- Memiliki sikap defensif terhadap orang lain tentang pekerjaan mereka
- Menggunakan pekerjaan sebagai cara untuk menghindari masalah.
- Bekerja untuk mengatasi perasaan bersalah atau depresi
- Bekerja untuk menghindari masalah seperti kematian, perceraian, atau masalah keuangan .
Baca juga: Sering Lembur Bisa Sebabkan Gangguan Kecemasan?
Cara Mengatasi Kecanduan Kerja
Jika kamu atau orang terdekat memiliki kecanduan kerja, kamu mungkin tidak memerlukan tingkat perawatan yang sama dengan seseorang yang kecanduan narkoba. Namun, mungkin saja pada tahap awal kamu akan memerlukan program rehabilitasi rawat inap atau rawat jalan untuk mengelola perilaku tersebut.
Meskipun program rehabilitasi lebih sering terjadi pada kecanduan narkoba dan alkohol, kecanduan kerja yang parah juga dapat dibantu dengan pendekatan intensif ini. Perawatan rawat inap mengharuskan kamu untuk tinggal di fasilitas selama pemulihan. Perawatan rawat jalan memungkinkan kamu untuk tinggal di rumah sambil menghadiri kelas dan konseling di siang hari.
Kecanduan kerja dapat disebabkan oleh kondisi kesehatan mental yang terjadi bersamaan, seperti gangguan obsesif-kompulsif (OCD) atau gangguan bipolar. Kecanduan juga dapat menyebabkan masalah kesehatan mental, seperti depresi.
Untuk alasan ini, mungkin berguna untuk melakukan penilaian kesehatan mental. Seorang ahli kesehatan mental dapat membantu merancang rencana perawatan. Rencana tersebut akan mengatasi kecanduan dan masalah yang mendasarinya. Terapi satu-satu, dan bahkan obat-obatan, dapat membantu mengendalikan impuls, kecemasan, dan stres yang kamu alami.
Baca juga: Ini Trik Sehat saat Lembur Mengejar Deadline
Apakah kamu merasa sedang kecanduan kerja dan khawatir ini akan mengganggu kesehatan mentalmu? Jangan khawatir, psikolog di Halodoc bisa menjadi solusi untuk setiap masalah mental dan emosional yang kamu miliki. Psikolog akan selalu siaga memberikan saran kesehatan yang bisa kamu lakukan.
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. Are You a Workaholic? Here’s How to Tell If You’re Addicted to Work
Healthline. Diakses pada 2020. Work Addiction.
Sober College. Diakses pada 2020. Workaholic: What is Work Addiction and How Is It Dangerous?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan