WHO Tetapkan Virus Corona Masuk Global Health Emergency, Ini 7 Faktanya
Halodoc, Jakarta - WHO sudah "mengetuk palu", kini virus corona jenis novel coronavirus (2019-nCoV) ditetapkan sebagai Public Health Emergency of International Concern. Ketetapan krusial ini diambil pada pertemuan kedua Emergency Committee Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Lantas, bagaimana perkembangan kasus virus corona saat ini? Apa maksud dari "global health emergency" yang ditetapkan WHO? Berapa banyaknya jumlah korban? Bagaimana respons dari negara-negara dunia terkait kondisi ini?
Halodoc menjawab pertanyaan-pertanyaan yang masih sering muncul mengenai virus corona. Berikut ulasannya yang dihimpun dari berbagai sumber.
Baca juga: 10 Fakta Virus Corona yang Wajib Diketahui
1. Ketetapan WHO dari Jenewa
Pertemuan kedua Emergency Committee (WHO) yang diadakan oleh Direktur Jenderal WHO di bawah naungan International Health Regulations (IHR) mengenai wabah virus coronavirus 2019 di Republik Rakyat Tiongkok, menemui babak baru.
Emergency Committee yang terdiri dari 15 anggota dan 6 penasihat sepakat menetapkan kasus virus corona jenis 2019-nCoV (novel coronavirus) sebagai "Public Health Emergency of International Concern (PHEIC)". Ketetapan ini dibuat pada Kamis, 30 Januari 2020, dari 13:30 hingga 18:35 waktu Jenewa (CEST), Swiss.
Ketetapan PHEIC ini diambil sebagai dukungan dan tindakan yang diambil Tiongkok sebagai negara di garis depan yang memerangi virus corona. Bukan hanya itu, PHEIC juga diperlukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan di negara lain yang mungkin memerlukan dukungan tambahan dalam melawan serangan virus misterius ini.
2. Korban Meningkat Tajam dalam 10 Hari
Mau tahu seberapa cepatnya virus corona menyerang masyarakat Tiongkok? Hingga 20 Januari terdapat 291 kasus, 22 Januari 446 kasus, 26 Januari 2.021 kasus, 28 Januari 4.524 kasus, dan sampai 30 Januari tercatat 7,711 kasus. Artinya, dari 20 Januari hingga 30 Januari, kasusnya meningkat hampir 27 kali lipat.
3. Menyebar Luas ke Banyak Negara
Perwakilan dari Kementerian Kesehatan Republik Rakyat Tiongkok mengatakan, sekitar 7.711 warganya positif terjangkit virus corona, dari 12.617 kasus yang dicurigai. Dari angka-angka tersebut, 1370 berada dalam kondisi parah dan 170 orang meninggal dunia. Di samping itu, sekitar 124 orang telah pulih dan dipulangkan dari rumah sakit. Angka-angka ini didapat dari catatan WHO dalam Pertemuan kedua Emergency Committee.
Bagaimana serbuan virus corona ke negara lain? Menurut data dari WHO (30 Januari 2020), virus misterius ini sudah menyebar ke 18 negara. Sekitar 83 korban dinyatakan positif terjangkit novel coronavirus.
Pada Jumat, 31 Januari 2020, Halodoc menghimpun data terbaru yang dirilis oleh The GISAID - Global Initiative on Sharing All Influenza Data. Tercatat sebaran virus corona sudah mengetuk pintu 21 negara. Sekitar 112 orang positif mengidap novel coronavirus.
Baja juga: Suka Makanan Ekstrem, Sup Kelelawar Sebarkan Virus Corona
4. Virus Corona Mengalahkan Kecepatan SARS
Kilas balik ke belakang, SARS yang muncul pada November 2002 di Tiongkok, menyebar ke beberapa negara lain. Mulai dari Hongkong, Vietnam, Singapura, Indonesia, Malaysia, Eropa (Inggris, Italia, Swedia, dan Swiss), Rusia, hingga Amerika Serikat.
Epidemi SARS yang berakhir hingga Juli 2003 itu menjangkiti 8.098 orang di berbagai negara. Bagaimana dengan jumlah korbannya? Setidaknya 774 harus kehilangan nyawa akibat penyakit infeksi saluran pernapasan berat tersebut.
Bagaimana bila SARS disandingkan dengan virus corona yang kini tengah mewabah? Data dari The GISAID - 2019-nCoV Global Cases (by Johns Hopkins CSSE) mengatakan, saat ini sekitar 8.236 orang di berbagai negara terjangkit virus ini. Artinya, virus korona jenis 2019-nCoV menyebar lebih cepat ketimbang SARS.
SARS membutuhkan waktu sekitar 9 bulan untuk menyerang 8.000-an orang. Sementara itu, 2019-nCoV hanya membutuhkan waktu sekitar dua bulan untuk menyerang 8.000-an orang. Sangat, mengkhawatirkan bukan?
5. Menutup Perbatasan hingga Batalkan Penerbangan
Virus misterius ini menimbulkan beragam respons dari berbagai negara. Contohnya Rusia, pemerintahnya menutup perbatasan timur laut dengan Tiongkok. Sementara itu, Israel melarang semua penerbangan dari Tiongkok.
Lebih dari 6.000 wisatawan juga tertahan di atas kapal pesiar di pelabuhan Italia. Kondisi ini diambil setelah dua penumpang Tiongkok diisolasi dengan dugaan terjangkit virus corona.
Antisipasi serangan virus ini juga diambil berbagai perusahaan raksasa. Facebook, HSBC, Goldman Sachs dan LG Electronics, merupakan perusahaan yang membatasi perjalanan ke dan dari Tiongkok. Sedangkan Google, Ikea, Starbucks, dan Tesla menutup toko atau berhenti beroperasional di Tiongkok.
Ancaman mematikan virus corona juga berimbas pada perusahaan maskapai penerbangan. United Airlines dan British Airways, mengatakan membatalkan penerbangan ke Tiongkok karena permintaan turun tajam. Ada pula Air Canada yang mengambil langkah untuk menangguhkan semua penerbangan ke sejumlah kota besar di Tingkok.
6. Global Health Emergency Lainnya
Jauh sebelum coronavirus mewabah, terdapat beberapa penyakit lainnya yang juga masuk ke dalam ketetapan "global health emergency" WHO. Contohnya, swine flu atau flu babi pada 2009. Virus H1N1 ini menewaskan lebih dari 200.000 penduduk dunia.
Ada pula kasus polio pada 2014, Zika pada 2016, dan Ebola pada 2014 serta 2019. Pada Agustus 2014 hingga Maret 2016, setidaknya 30.000 orang terinfeksi virus ebola. Sekitar 11.000 orang meninggal di Afrika Barat karenanya.
Baca juga: Wuhan Diisolasi, Ini Besar Ancaman Virus Corona ke Indonesia
7. Siapkan Anggaran dan Skenario
Menteri Kesehatan Terawan, Agus Putranto, menyatakan Kementerian Kesehatan telah menyiapkan anggaran untuk masyarakat yang positif terjangkit novel coronavirus. Mengenai besaran anggaran, Menkes akan memastikan kembali nominal yang disiapkan. Langkah ini diambil sebagai bentuk antisipasi dan kesiapsiagaan Kementerian Kesehatan terhadap potensi masalah kesehatan.
Lalu, bagaimana dengan warga negara Indonesia (WNI) di Wuhan? Mengenai WNI di Wuhan, Menkes menegaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan langkah medis untuk mereka apabila telah sampai di Indonesia. Menurut Menkes, seluruh WNI (243 orang) di Wuhan saat ini dalam kondisi sehat, belum ada yang terkonfirmasi positif 2019-nCoV.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes juga mengatakan, pihaknya bersama Kementerian Luar Negeri dan pihak terkait, telah menyiapkan sejumlah skenario untuk mengevakuasi WNI yang ada di Wuhan, Tiongkok.
Mau tahu lebih jauh mengenai virus corona dan cara mencegahnya? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa kapan dan di mana saja mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!