Waspadai Kematian Mendadak Akibat Angin Duduk

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   18 Mei 2020
Waspadai Kematian Mendadak Akibat Angin DudukWaspadai Kematian Mendadak Akibat Angin Duduk

Halodoc, Jakarta - Angin duduk atau angina merupakan gangguan nyeri dada yang terjadi karena tidak cukupnya darah mengalir ke bagian jantung. Ini bisa terasa seperti serangan jantung, dengan tekanan di dada. Terkadang angin duduk atau angina juga disebut sebagai angina pectoris atau nyeri dada iskemik. 

Sebenarnya angin duduk adalah gejala penyakit jantung, dan itu terjadi ketika sesuatu menghalangi arteri atau tidak ada cukup aliran darah di arteri yang membawa darah kaya oksigen ke jantung. Biasanya angina dapat menghilang dengan cepat. Namun, ini juga bisa menjadi tanda masalah jantung yang dapat menyebabkan kematian.

Baca juga: Perjalanan Jauh Naik Motor Bisa Sebabkan Angin Duduk?

Angin Duduk Sebaiknya Tidak Diabaikan

Selama ini terjadi salah pengertian mengenai angin duduk. Sebagian orang menganggap angin duduk sama dengan masuk angin. Padahal, sebenarnya keduanya berbeda. Masuk angin disebabkan oleh terkumpulnya suatu yang tidak merata pada tubuh. 

Penyempitan ini mengakibatkan pasokan darah yang mengalir menuju ke otot-otot jantung menjadi berkurang, sehingga biasanya pengidap angin duduk akan merasakan rasa nyeri pada dada, seperti ditekan atau diremas. Namun, rasa nyeri ini juga dapat menjalar ke bagian tubuh lainnya, seperti bahu, lengan, leher, ataupun punggung. 

Kondisi angin duduk dapat terjadi selama 15 menit sebelum gejalanya perlahan menghilang. Jadi, angin duduk sangat berbeda dengan masuk angin yang umumnya dapat diatasi dengan mengusapkan minyak kayu putih. Lagi pula gejala yang dirasakan dari angin duduk lebih parah daripada gejala masuk angin yang hanya sebatas tidak enak badan saja. 

Baca juga: Masuk Angin, Penyakit atau Sugesti?

Angin duduk dengan gejala ringan atau sedang tidak berbahaya, sehingga masih bisa diatasi tanpa obat-obatan. Pengidap angin duduk yang baru mengalami gejala ringan hanya perlu mengubah kebiasan-kebiasan kurang sehat yang dapat memicu terjadinya angin duduk dan menjalani pola hidup sehat. Beberapa caranya yaitu:

  • Perbanyak konsumsi makanan bergizi dan kaya serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. 
  • Batasi konsumsi makanan berlemak.
  • Batasi porsi makan, jangan sampai melebihi kebutuhan tubuh. 
  • Olahraga secara rutin dan istirahat yang cukup. 
  • Hindari stres atau segera kelola stres jika mengalaminya
  • Lakukan diet saat mengalami obesitas.
  • Berhenti merokok atau hindari asap rokok.
  • Kurangi minuman beralkohol.

Namun, jika gejala angin duduk cukup berat dan tidak dapat diatasi dengan perubahan gaya hidup, maka segera bicarakan pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Biasany,a dokter akan meresepkan beberapa macam obat untuk mengatasi gejala sekaligus mencegah kambuhnya angin duduk. 

Obat-obatan yang dapat digunakan untuk mengatasi angin duduk antara lain obat-obatan nitrat, obat pencegah pembekuan darah, obat pengencer darah, nicorandil, obat penghambat beta, ivabradine, dan ranolazine. 

Jika gejala angin duduk semakin parah dan tidak dapat ditangani lagi dengan obat, maka perlu dilakukan tindakan operasi. Jika tidak, angin duduk berpotensi menyebabkan serangan jantung. Serangan jantung inilah yang dapat menyebabkan kematian mendadak,  hanya dalam waktu 15-30 menit. 

Baca juga: Ini 7 Penyakit Penyebab Dada Sakit

Gejala Angin Duduk yang Perlu Dikenali

Nyeri dada adalah gejala angin duduk, tapi ini dapat memengaruhi orang secara berbeda. Kamu mungkin akan mengalami:

  • Sakit.
  • Tidak nyaman.
  • Pusing.
  • Kelelahan.
  • Perasaan penuh di dada.
  • Perasaan berat atau tertekan.
  • Sakit perut atau muntah.
  • Sesak napas.
  • Merasa tertindih.
  • Berkeringat.

Kamu mungkin mengalami rasa sakit di belakang tulang dada yang dapat menyebar ke bahu, lengan, leher, tenggorokan, rahang, atau punggung. Angina stabil sering menjadi lebih baik dengan istirahat. Angina yang tidak stabil mungkin tidak, dan bisa menjadi lebih buruk. 

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2020. Angina (Ischemic Chest Pain).