Waspada Toxic Relationship dalam Pertemanan
Halodoc, Jakarta – Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup tanpa menjalin hubungan dengan orang lain, seperti memiliki teman. Teman bisa membuat hidup lebih bermakna. Mereka bisa memberikan dukungan sosial dan emosional, meredakan perasaan kesepian dan membuat kamu merasa lebih bahagia dan lebih puas dalam hidup.
Namun, beberapa pertemanan mungkin tidak memberikan efek positif seperti itu. Bahkan ada pertemanan yang benar-benar beracun. Pertemanan yang beracun bisa mengambil bentuk yang berbeda-beda. Namun, biasanya hal itu menguras mental kamu dan cenderung menjatuhkan. Waspada terhadap toxic relationship dalam pertemanan dengan mengenali tanda-tandanya di sini.
Baca juga: Pentingnya Support System untuk Pengembangan Diri
Tanda-tanda Toxic Relationship dalam Pertemanan
Tiap orang bisa mengalami suasana hati yang kadang naik dan kadang turun. Saat bad mood, sulit untuk berbuat baik pada orang lain, termasuk teman sendiri. Lantas, bagaimana membedakan antara teman yang sedang mengalami bad mood dengan teman yang benar-benar beracun? Berikut tanda-tandanya:
- Bersifat Merendahkan
Bercanda dan sedikit saling mengejek sangat wajar dalam pertemanan. Hal itu bukan berarti pertemanan kamu beracun, apalagi bila kamu ikut tertawa. Namun, bila ada teman yang terus-menerus merendahkan dan membuat kamu merasa sedih, baik dengan hinaan secara terang-terangan maupun mengabaikan secara halus, pertemanan kamu mungkin tidak sehat.
- Suka Bergosip
Seorang teman kadang-kadang bisa keceplosan dan memberitahukan rahasia kamu pada orang lain. Namun, teman-teman yang beracun kelihatannya senang menyebarkan rahasia, bahkan ketika kamu meminta mereka untuk merahasiakan informasi pribadi. Seseorang yang sering merusak kepercayaan kamu mungkin tidak terlalu peduli dengan perasaan kamu.
Baca juga: Begini Cara Menghadapi Teman yang Suka Gosip
- Tidak Tulus saat Meminta Maaf
Teman yang beracun juga cenderung mengabaikan perasaan kamu dan mengatakan "Maaf" dengan mudahnya saat kamu menegurnya tentang perilakunya. Alih-alih meluangkan waktu untuk merenungkan perbuatannya dan dampaknya terhadap kamu, ia melanjutkan permintaan maafnya dengan menambahkan kata “tetapi” yang defensif.
Contohnya, “Maaf ya bila perkataan saya menyakiti kamu, tapi itu hanya bercanda.” Kalimat permintaan maaf yang tidak tulus ini menunjukkan bahwa orang tersebut sesungguhnya tidak terlalu peduli bagaimana tindakannya memengaruhi kamu.
- Membuat Merasa Tidak Nyaman
Memiliki sifat yang berubah-ubah dan tidak mudah ditebak tidak selalu menandakan bahwa seseorang yang toxic, tapi bila ada teman yang menunjukkan reaksi yang kasar atau melukai, kamu sebaiknya mulai berhati-hati.
Teman beracun yang tidak mudah ditebak ini bisa menjadi sangat kesal dan meneriaki karena hal-hal kecil, seperti ketika kamu lupa mengembalikan jaketnya yang kamu pinjam atau lupa mematikan TV.
Kemudian, pada menit berikutnya, ia bisa bertindak seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Hal ini tentu membuat kamu sulit merasa nyaman berada di dekatnya, karena kamu tidak pernah tahu bagaimana teman ini akan bereaksi terhadap suatu hal.
- Membuat Merasa Tidak Tenang
Menghabiskan waktu dengan teman dekat seharusnya membuat kamu merasa senang pada kebanyakan waktu. Namun, teman-teman yang beracun mungkin membuat kamu merasa tidak nyaman atau kesal setiap kali kamu menghabiskan waktu dengan mereka. Kamu mungkin tidak bisa menjelaskan mengapa, tapi ketika kamu berpisah dengan mereka, kamu merasa lebih lega dan tidak ingin menghabiskan waktu bersama mereka.
Bila kamu menyadari perasaan tersebut, coba pikirkan lagi apakah ada tanda-tanda toxic relationship lain dalam pertemanan tersebut.
- Membandingkan dengan Orang Lain
Apakah kamu punya teman yang suka membanding-bandingkan kamu dengan teman yang lainnya? Misalnya, "Apartemen kamu lebih kecil ya dari si B", atau "Coba deh berpakaian seperti si A, pasti kamu lebih keren."
Tiap orang memiliki ciri khasnya masing-masing yang unik, dan teman yang baik mengerti akan hal itu. Mereka tidak membandingkan kamu dengan orang lain atau mengatakan bahwa kamu kurang dari orang lain. Mereka juga tidak memaksa kamu melakukan hal-hal yang tidak ingin kamu lakukan.
- Mementingkan Diri Sendiri
Pernah punya teman yang hanya muncul ketika kamu sedang dalam keadaan baik atau ketika mereka membutuhkan sesuatu dari kamu, tapi menghilang ketika kamu sedang kesulitan?
Teman yang beracun juga bisa terus-menerus membahas masalah mereka selama satu jam, setelah itu hanya bertanya sebentar mengenai kabar kamu, sebelum ia mengembalikan pembicaraan kembali ke ceritanya.
Baca juga: Terjebak dalam Pertemanan Toxic, Ini Tips Menghadapinya
Nah, itulah tanda-tanda teman dalam toxic relationship. Bila kamu punya teman dengan ciri-ciri di atas yang membuat kesehatan mental kamu semakin buruk, sebaiknya cari cara untuk meninggalkannya.
Kamu juga bisa curhat pada psikolog melalui aplikasi Halodoc tentang hubungan pertemanan yang membuat kamu stres. Melalui Video/Voice Call dan Chat, kamu bisa curhat kapan saja pada psikolog terpercaya. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga.
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. In a Toxic Friendship? Here’s What to Look For (and How to Handle It)
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan