Waspada, Tinggal di Sanitasi Buruk Picu Infeksi Shigella

Ditinjau oleh  dr. Fitrina Aprilia   21 Juni 2019
Waspada, Tinggal di Sanitasi Buruk Picu Infeksi ShigellaWaspada, Tinggal di Sanitasi Buruk Picu Infeksi Shigella

Halodoc, Jakarta – Mirip dengan namanya, infeksi shigella disebut shigellosis atau disentri basiler yang disebabkan oleh bakteri shigella, yang jika masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi sistem pencernaan.  Gejala khas dari infeksi shigella adalah diare yang seringkali mengandung lendir dan darah. Infeksi shigella lebih rentan menyerang anak-anak yang berusia dibawah 5 tahun ketimbang orang dewasa.

Infeksi shigella ringan dapat sembuh sendiri dalam kurun waktu satu minggu. Apabila infeksi tidak kunjung sembuh dalam waktu seminggu, maka pemberian antibiotik mungkin diperlukan.

Baca Juga: Alasan Pengidap HIV Rentan Terkena Infeksi Shigella

Gejala Infeksi Shigella

Gejala shigella biasanya muncul 1–2 hari setelah memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri. Namun, perkembangan gejala memerlukan waktu kurang lebih hampir satu minggu. Gejala umum dari infeksi shigella, yakni berupa demam dan diare yang mengandung darah atau lendir yang disertai kram perut.

Infeksi ringan yang hanya berlangsung beberapa hari mungkin tidak memerlukan perawatan khusus. Meski gejala infeksi ringan, pengidap infeksi shigella harus terhidrasi untuk menghindari dehidrasi disarankan untuk minum banyak cairan dan larutan elektrolit untuk mengganti cairan dan elektrolit yang hilang akibat diare. Dokter kemudian memilih jenis antibiotik (mengganti obat) yang tepat untuk makan dan minum.

Dalam beberapa kasus, ada beberapa orang yang tidak mengalami gejala apapun saat terserang bakteri shigella. Meski beberapa orang tidak memiliki gejala setelah terinfeksi, kotorannya berpotensi menularkannya ke orang lain sampai beberapa minggu.

Tinggal di Sanitasi Buruk Picu Infeksi Shigella

Bakteri shigella mudah disebarkan melalui air dan makanan yang terkontaminasi atau melalui kontak dengan kotoran yang terkontaminasi. Maka dari itu, sanitasi yang buruk tentu berpeluang besar dalam penyebaran bakteri ini. Balita dan anak prasekolah lebih berisiko terkena infeksi shigella daripada anak yang lebih besar dan orang dewasa.

Seperti yang kita tahu, balita punya kebiasaan meletakkan jari-jari mereka ke mulut, sehingga cenderung lebih mudah menelan bakteri. Pada orang dewasa, infeksi shigella mungkin terjadi jika tangan tidak dicuci dengan benar, terutama setelah menggunakan toilet atau mengganti popok bayi. Berhubungan intim melalui anus juga bisa meningkatkan peluang infeksi shigella.

Baca Juga: Hal yang Terjadi Saat Ibu Hamil Terkena Infeksi Shigella

Perawatan Infeksi Shigella yang Perlu Diketahui

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ciri utama infeksi shigella adalah diare berdarah. Nah, umumnya kondisi diare rentan menyebabkan dehidrasi akibat cairan yang terus-menerus dikeluarkan. Itu sebabnya, mencegah dehidrasi adalah kunci utama perawatan infeksi shigella. Pengidap disarankan untuk minum banyak cairan terutama larutan elektrolit untuk mengganti cairan yang hilang akibat diare.

Infeksi shigella yang lebih berat mungkin memerlukan perawatan medis berupa pemberian antibiotik untuk menghilangkan bakteri dari saluran pencernaan. Sebelumnya, dokter mungkin akan menguji sampel feses untuk memastikan bahwa diare memang disebabkan karena shigella. Setelah di diagnosis shigella, dokter kemudian memilihkan jenis obat yang tepat untuk memerangi bakteri shigella.

Langkah Pencegahan Infeksi Shigella

Karena bakteri ini betah hidup di sanitasi yang kurang baik, maka menjaga kebersihan diri adalah langkah pencegahan yang paling utama. Biasakan untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah menyiapkan makanan, menyuapi anak, menggunakan toilet, mengganti popok, menjenguk orang sakit terutama sakit diare, dan aktivitas yang menyebabkan tubuh tidak higienis. Buang popok kotor atau jenis sampah lainnya ke tempat sampah yang tertutup rapat untuk mencegah penyebaran bakteri.

Baca Juga: Mudah Menular, Ini 4 Cara Mencegah Infeksi Shigella

Selain itu, disarankan untuk menggunakan sabun dan air mengalir setiap kali mencuci tangan. Bersihkan meja makan dan cuci peralatan makan sebelum dan sesudah digunakan.

Hindari kontak dekat dengan pengidap shigella, terutama anak-anak sampai setidaknya 2 hari setelah diare berakhir. Pengidap infeksi shigella juga tidak disarankan untuk menyiapkan makanan  sampai benar-benar sembuh.

Enggak perlu repot, sekarang buat janji dengan dokter di rumah sakit pilihan kamu bisa lewat aplikasi Halodoc lho! Gampang banget kan? Makanya, yuk download aplikasi Halodoc sekarang di App Store atau Google Play!