Waspada Sindrom Reye yang Berbahaya Bagi Otak dan Hati
Halodoc, Jakarta - Penyakit langka adalah penyakit yang jumlah penderitanya masih dikatakan sedikit. Uni Eropa mendefinisikan penyakit langka adalah penyakit yang menyerang hampir 0.5 persen dari populasi atau tidak lebih dari 5 orang per 100.000 penduduk. Meski perkembangan ilmu kedokteran semakin maju, tapi bukan berarti para ahli menemukan penanganan dan obat untuk mengatasi penyakit langka. Salah satu penyakit langka yang kebanyakan menyerang anak-anak adalah sindrom Reye. Meski anak-anak yang menderita penyakit ini dapat bertahan hidup, tetapi mereka akan mengalami kerusakan otak dan hati secara permanen.
Penyebab Sindrom Reye
Para ahli belum menemukan penyebab pasti munculnya penyakit ini, tapi beberapa faktor sudah dicurigai menjadi penyebab sindrom Reye. Sindrom Reye akan menyebabkan kerusakan otak dan fungsi hati secara tiba-tiba, dan para ahli menduga bahwa pemberian aspirin untuk anak yang terjangkit penyakit karena virus, seperti influenza tipe A dan B, atau cacar air dapat meningkatkan risiko seorang anak terkena penyakit ini.
Namun, bukan berarti anak yang sakit karena virus lalu diberikan aspirin pasti mengalami sindroma ini. Pemberian aspirin hanya meningkatkan risiko, dan oleh sebab itu para dokter selalu melarang pemberian aspirin pada anak yang sakit karena virus.
Pada sindrom Reye, tingkat gula darah anak biasanya turun tetapi kadar amonia dan keasaman dalam darah meningkat. Bersamaan dengan itu, hati bisa membengkak dan mengakibatkan penumpukan lemak. Pembengkakan terjadi di area otak, yang menyebabkan anak mengalami kejang dan kehilangan kesadaran. Tanda-tanda dan gejala sindrom Reye biasanya muncul sekitar tiga hingga lima hari setelah munculnya infeksi virus, seperti flu atau cacar, atau infeksi saluran pernapasan atas, seperti pilek.
Gejala Sindrom Reye
Setelah tiga atau lima hari terkena infeksi virus, maka tubuh anak yang terinfeksi sindrom Reye mengalami beberapa hal tergantung usia. Pada anak yang berusia sekitar 2 tahun maka ia mengalami diare dan napas yang cepat sementara untuk anak-anak yang menginjak usia remaja maka ia mengalami muntah terus menerus, kelesuan, dan rasa kantuk. Beberapa gejala lain yang dapat muncul antara lain:
-
Perilaku agresif, tidak rasional, atau marah.
-
Kebingungan, disorientasi, atau halusinasi.
-
Kelemahan atau kelumpuhan pada lengan dan kaki.
-
Kejang-kejang.
-
Penurunan tingkat kesadaran.
Pengobatan Sindrom Reye
Anak yang mengalami sindrom Reye sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif. Petugas medis akan memantau tekanan darah dan area vitalnya, beberapa pengobatan spesifik yang dapat dilakukan antara lain:
-
Pemberian cairan infus.
-
Pemberian obat diuretik untuk meningkatkan pengeluaran cairan melalui kencing.
-
Obat untuk mencegah pendarahan. Pendarahan akibat kelainan hari memerlukan pengobatan dengan vitamin K, plasma, dan trombosit.
Pencegahan Sindrom Reye
Cara untuk mencegah serangan sindrom ini adalah mencegah penggunaan aspirin tanpa resep dokter. Meski pihak medis memperbolehkan penggunaan aspirin untuk anak lebih dari dua tahun, usahakan untuk tidak memberikan aspirin pada anak atau remaja yang baru pulih dari cacar air atau flu. Selain itu, beberapa rumah sakit menyediakan fasilitas medis untuk melakukan pemeriksaan kepada bayi baru lahir untuk menentukan bayi rentan terkena sindrom reye atau tidak. Bayi yang memiliki gangguan oksidasi asam lemak dianjurkan untuk tidak mengonsumsi aspirin.
Apabila ibu menemukan anak mengalami gejala seperti di atas dan dicemaskan terkena sindrom Reye setelah pemberian aspirin, maka wajib segera membawa anak ke dokter. Ibu bisa berdiskusi dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Minta saran dari dokter terpercaya melalui Video/Voice Call atau Chat. Tunggu apa lagi? Segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play.
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan