Waspada Serangan Jantung Bagi yang Mengidap TIA (Transient Ischaemic Attack)
Halodoc, Jakarta – Serangan transient ischaemic attack (TIA) disebabkan oleh pemotongan sementara suplai darah ke otak, karena penyumbatan parsial arteri oleh pembekuan darah. TIA memiliki gejala yang sama seperti stroke, tetapi hanya bersifat sementara karena gumpalan secara alami larut atau terlepas dari penyumbatan.
Meskipun kadang-kadang disebut stroke mini, tetapi TIA biasanya tidak menyebabkan kerusakan otak jangka panjang. Seseorang yang telah memiliki TIA berisiko lebih besar mengalami stroke atau serangan jantung. Identifikasi awal gejala dan diagnosis dari dokter dapat mengurangi kemungkinan stroke yang sesungguhnya.
Gejala spesifik dari TIA bergantung dari area otak mana yang kekurangan darah. Ini dapat termasuk:
-
Masalah visual, seperti pengaburan atau penglihatan kabur di satu atau kedua mata
-
Mati rasa, lemas, ataupun kelumpuhan wajah
-
Kelemahan atau kelumpuhan di lengan atau kaki, di salah satu atau kedua sisi tubuh
-
Kesulitan berbicara atau memahami pembicaran
-
Mengalami pusing
-
Kehilangan keseimbangan
-
Kesulitan menelan
-
Sakit kepala parah atau perubahan pola sakit kepala yang tidak biasa
-
Mual
-
Muntah.
Ada beberapa cara sederhana dan cepat untuk mengidentifikasi apakah seseorang mengidap TIA. Bisa dengan mengajukan pertanyaan sederhana. Seseorang yang mengalami TIA tidak bisa menjawab pertanyaan sederhana. Jika itu terjadi bisa jadi dia sudah kehilangan fungsi dan kesadarannya.
Perhatikan juga apakah terjadi kelemahan di wajah, di mana wajah orang yang terindikasi TIA terkulai, tidak bisa mengangkat tangan, dan kesulitan bicara? Jika memang memiliki tanda-tanda demikian segera menuju rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih intensif.
Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko TIA adalah usia lanjut, jenis kelamin di mana pria lebih mungkin mengalaminya serta riwayat keluarga. Namun, sebagian besar faktor risiko dapat dikaitkan dengan faktor gaya hidup dan ini dapat diubah.
-
Tekanan darah tinggi
-
Merokok
-
Diabetes yang tidak dikelola
-
Kadar kolesterol tinggi
-
Kurang olahraga teratur
-
Konsumsi alkohol berlebihan
-
Kegemukan
Orang yang mengidap TIA berisiko mendapatkan dua kali serangan jantung. Hampir dua pertiga dari orang-orang yang mengalami TIA memiliki tekanan darah tinggi, di mana lebih dari 50 persennya adalah perokok. Tekanan darah tinggi dan merokok merupakan faktor risiko utama untuk serangan jantung.
Umumnya, jeda waktu antara TIA pertama dan serangan jantung adalah lima tahun. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung setelah TIA, yaitu:
-
Jenis kelamin laki-laki,
-
Usia yang lebih tua, dan
-
Penggunaan obat penurun kolesterol (meskipun pengidap yang menggunakan obat ini mungkin memiliki penyakit jantung yang lebih berat pada awalnya).
Kebanyakan serangan jantung disebabkan oleh penyakit arteri koroner yang terjadi ketika gumpalan darah menghalangi aliran darah dan oksigen dalam pembuluh darah yang menuju ke jantung. Bahkan, penyakit arteri koroner adalah penyebab kematian yang lebih besar setelah serangan TIA daripada stroke.
Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai TIA serta pencegahan lebih lanjut, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untuk ibu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, orangtua bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan