Waspada, Pengidap Sindrom Marfan Berisiko Alami Katarak

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   12 Juni 2019
Waspada, Pengidap Sindrom Marfan Berisiko Alami KatarakWaspada, Pengidap Sindrom Marfan Berisiko Alami Katarak

Halodoc, Jakarta –   Sindrom marfan adalah kelainan bawaan yang memengaruhi jaringan ikat,  serat yang mendukung dan melabuhkan organ dan struktur lain dalam tubuh. Sindrom marfan paling umum memengaruhi jantung, mata, pembuluh darah, dan tulang.

Orang dengan sindrom marfan biasanya tinggi dan kurus dengan lengan, kaki, jari tangan dan kaki yang tidak proporsional. Kerusakan yang disebabkan oleh sindrom marfan bisa ringan atau parah. Jika aorta kamu--pembuluh darah besar yang membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh terkena dampaknya, maka kondisi ini dapat menjadi mengancam jiwa.

Perawatan biasanya termasuk obat-obatan untuk menjaga tekanan darah rendah untuk mengurangi ketegangan pada aorta. Pemantauan berkala untuk memeriksa perkembangan kerusakan sangat penting. Banyak orang dengan sindrom marfan akhirnya memerlukan pembedahan preventif untuk memperbaiki aorta.

Baca juga: Masih Muda Sudah Kena Katarak? Ini Penyebabnya

Sindrom marfan dapat memengaruhi mata dalam banyak hal. Untuk alasan ini, orang-orang dengan sindrom marfan harus menemui dokter spesialis mata (dokter medis yang merawat mata) untuk mengetahui apakah mereka memiliki masalah mata dan belajar cara merawat mata mereka.

Kecuali untuk lensa yang mengalami dislokasi, semua masalah mata pada sindrom marfan juga terjadi pada kondisi umum. Akibatnya, dokter tidak selalu menyadari masalah mata ini terkait dengan sindrom marfan.

Katarak umum terjadi pada orang lanjut usia yang tidak memiliki sindrom marfan, tapi orang dengan sindrom marfan dapat terkena katarak pada usia yang lebih muda, bahkan sebelum usia 40 tahun.

Jika katarak berkembang, operasi katarak dapat dilakukan untuk meningkatkan penglihatan. Kamu juga berisiko lebih tinggi terkena glaukoma, di mana tersedia beberapa pilihan pengobatan glaukoma.

Anak-anak yang didiagnosis dengan sindrom marfan juga dapat mengembangkan amblyopia (mata malas). Adalah penting bahwa perawatan dimulai lebih awal agar penglihatan dapat ditemukan kembali di mata yang lebih lemah.

Baca juga: Katarak Mengincar, Mulai Jaga Kesehatan Mata

Karena memiliki sindrom marfan menempatkan kamu pada risiko yang lebih tinggi untuk mengalami ablasio retina, kamu harus menyadari gejala ablasio retina dan mencari bantuan segera dari dokter mata jika memiliki tanda-tanda retina yang terlepas.

Ada beberapa fitur mata lain yang sering terjadi pada orang yang memiliki sindrom marfan. Fitur-fitur ini biasanya tidak menyebabkan masalah penglihatan, tapi mereka dapat membantu dokter memutuskan apakah seseorang memiliki sindrom marfan atau tidak. Ini termasuk:

  1. Kurva kornea yang rata, fitur ini mungkin membuat lensa kontak lebih sulit dipasang.

  2. Ukuran kornea yang lebih besar ketimbang normal.

  3. Kesulitan dalam melebarkan (membuka) pupil saat dokter melakukan pemeriksaan mata.

  4. Bola mata cekung yang jelas (enophthalmos)

Perawatan orang dengan sindrom marfan telah meningkat secara signifikan selama bertahun-tahun. Kebanyakan orang akan hidup dalam rentang hidup normal dan memiliki kualitas hidup yang baik, meskipun mereka akan membutuhkan lebih banyak perhatian dan perawatan medis daripada orang kebanyakan.

Karena sindrom marfan mempengaruhi beberapa bagian tubuh yang berbeda, penderita sindrom Marfan perlu menemui dokter yang berspesialisasi dalam genetika, kardiologi, ortopedi, ophthalmologi, dan spesialisasi lainnya sesuai kebutuhan.

Baca juga: 5 Penyebab Katarak yang Harus Diketahui

Sebagian besar fitur sindrom marfan dapat diobati. Pelebaran aorta dapat dikelola dengan obat-obatan, skrining aorta secara teratur dengan ekokardiogram, dan operasi untuk mencegah diseksi aorta. Fitur mata dapat diobati dengan kacamata atau jika perlu dengan operasi.

Kalau ingin mengetahui lebih banyak sindrom marfan dan kaitannya dengan katarak, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Talk to A Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.