Waspada, Kenali Bakteri Penyebab Kolera

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   07 Juni 2019
Waspada, Kenali Bakteri Penyebab KoleraWaspada, Kenali Bakteri Penyebab Kolera

Halodoc, Jakarta – Sebagian besar penularan kolera diakibatkan oleh bakteri vibrio cholerae yang biasanya menyebar melalui air. Selain air yang terkontaminasi bakteri kolera, daging, buah dan sayur yang mentah juga bisa terkontaminasi oleh bakteri ini. Bakteri yang disebut vibrio cholerae menyebabkan infeksi kolera.

Kolera menyebabkan diare dan dehidrasi parah pada pengidapnya. Jika tidak diobati, kolera dapat berakibat fatal dalam hitungan jam saja. Efek mematikan ini disebabkan oleh racun disebut CTX yang diproduksi oleh bakteri di usus kecil. CTX berikatan dengan dinding usus, di mana ia mengganggu aliran normal natrium dan klorida.

Hal ini menyebabkan tubuh mengeluarkan air dalam jumlah besar, menyebabkan diare dan kehilangan  garam (elektrolit) dengan cepat. Bakteri kolera memiliki dua siklus hidup yang berbeda, yaitu di lingkungan dan pada manusia manusia. Simak penjelasan berikut ini:

Baca Juga: Waspada, Ini Komplikasi yang Dapat Terjadi karena Kolera

1. Bakteri Kolera di Lingkungan

Bakteri kolera muncul secara alami di perairan pantai, yakni menempel pada krustasea kecil yang disebut copepoda. Bakteri kolera bepergian dengan inangnya, menyebar ke seluruh dunia saat krustasea mengikuti sumber makanannya berupa jenis ganggang dan plankton. Nah, pertumbuhan ganggang ini umumnya didorong oleh urea yang ditemukan dalam limbah dan limpasan pertanian.

2. Bakteri Kolera pada Manusia

Ketika manusia menelan bakteri kolera, mereka mungkin tidak langsung jatuh sakit, melainkan dapat menularkannya melalui tinja. Ketika kotoran manusia mencemari persediaan makanan dan air, keduanya dapat berfungsi sebagai tempat berkembang biak yang ideal untuk bakteri kolera. Kolera biasanya tidak ditularkan melalui kontak dari orang ke orang. Sebab, sumber infeksi kolera yang paling utama adalah genangan air dan jenis makanan tertentu, seperti makanan laut, buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian mentah. Namun, untuk menyebabkan infeksi, dibutuhkan kurang lebih satu juta bakteri yang terkandung dalam segelas air yang terkontaminasi.

Gejala Kolera

Kebanyakan orang yang terpapar bakteri kolera tidak menjadi sakit dan tidak pernah tahu bahwa telah terinfeksi. Hanya sekitar 1 dari 10 orang yang terinfeksi mengembangkan tanda dan gejala kolera yang lebih serius. Sebagian besar kasus kolera yang simptomatik menyebabkan diare ringan atau sedang yang seringkali sulit dibedakan dengan diare yang disebabkan oleh masalah lain. Gejala awal infeksi kolera adalah mual dan muntah yang dapat berlangsung berjam-jam. Gejala lainnya, meliputi:

Baca Juga: Hati-Hati, Kolera Bisa Menyerang Hewan Unggas

1. Diare

Diare terkait kolera akan muncul tiba-tiba dan menyebabkan kehilangan cairan sampai kurang lebih satu liter per jam. Tinja akibat kolera memiliki penampilan pucat, contoh susu yang menyerupai air seperti beras telah dibilas.

2. Dehidrasi

Dehidrasi dapat berkembang dalam beberapa jam setelah timbulnya gejala kolera. Dehidrasi dapat berkisar dari ringan, hingga berat tergantung pada berapa banyak cairan tubuh yang hilang. Kehilangan 10 persen atau lebih dari total berat badan menunjukkan dehidrasi parah. Dehidrasi dapat menyebabkan hilangnya mineral dalam darah (elektrolit) yang menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.

3. Ketidakseimbangan Elektrolit

Ketika jumlah elektrolit dalam tubuh tidak seimbang, maka timbul gejala lain, seperti kram otot. Ini adalah hasil dari kehilangan garam, misalnya natrium, klorida, dan kalium. Syok juga menjadi salah satu komplikasi dehidrasi yang paling serius.

Kondisi ini terjadi ketika volume darah rendah menyebabkan penurunan tekanan darah dan penurunan jumlah oksigen dalam tubuh. Jika tidak diobati, syok hipovolemik berat dapat menyebabkan kematian dalam hitungan menit.

Baca Juga: 8 Langkah yang Harus Dilakukan untuk Mencegah Kolera


Kalau kamu mengalami gejala yang mirip seperti diatas dan ingin memastikan apakah gejala tersebut kolera atau diare biasa, tanya dokter Halodoc untuk memastikannya. Klik fitur Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc aja. Ibu bisa hubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!